Langsung ke konten utama

Rooftop Prince, my review

selamat malam semuanya,,(buat yang mbaca aj,,hehe ^^,)

malam ini aku ingin cerita tentang drama korea terakhir yang aku tonton (emang udah lama c dramanya, tapi aku ru nonton sekarang bayangpun, hehe ^^,) . Rooftop Prince. Yup, drama yang bagus menurutku, meminta aktor dan aktrisnya untuk menjajal akting dalam satu produksi dengan peran serta karakter yang berbeda,,so W O W..it's very good in my sight.^O^.

Prince Lee Gak (acted by JYJ Yoochun) and Park Ha (acted by Han Jimin).

bukan merupakan couple kesayanganku sebenarnya,,tapi keduanya sungguh bisa memerankan tokoh-tokoh itu dengan baik,,
waktu yang berbeda, karakter yang berbeda, tokoh yang berbeda, ja;an cerita kehidupan yang berbeda pula,,aku rasa mereka bisa memerankannya dengna sangat baik.. <^^>

Pangeran dari era Joseon yang melintaas waktu karena Yong Taeyong (reinkarnasi dari Lee Gak) sedang berada dalam kondisi koma. koma akibat Yong Taemu (sepupu tiri dari Taeyong) yang tidak ingin menolongnya saat ia terjatuh dari kapal pesiar sewaannya saat liburan di New York. Aku kira seperti ini cerita awalnya,,hehe ^^

Lee Gak jatuh di rumah atap Park Ha - setelah belum lama ia pindah dari New York ke Seoul untuk mencari ayahnya. Ia tidak jatuh sendirian tentunya, ia jatuh bersama dengan ketiga orang dalam timnya untuk menginvestigasi kematian dari putri mahkota. (yang sebenarnya juga bukan putri mahkota, tapi Bu Yong, adik putri mahkota).

Awal yang mengejutkan y?hehe ^^v

mau tau kelanjutan dari reviewku??simak terus ya,,,(^O^)
...........................................
(to be continued)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?