Langsung ke konten utama

TTC ep 55



Eza (Eza Gionino), nabrak Bintang yang lagi jalan nyampe lukanya kerasa nyeri lagi. Marcell dan Alex ngeliat kejadian itu. Marcell dan Alex ngebelain Bintang. Bintang berada di belakang mereka. Alex dan Marcell minta Eza buat minta maaf ke Bintang atas perbuatannya. Bintang jengah juga sama tingkah laku Alex-Marcell. Bintang gentian maju ke depan mereka. Bilang kalau Alex dan Marcell pergi aja, kalau mereka nggak pergi, Bintang yang pergi. Alex dan Marcell milih pergi. Eza nggak percaya dibelain Bintang. nggak minta maaf atau terima kasih, Eza langsung pergi. Bintang keseeel banget. Lukanya kerasa sakit lagi. Luvi ngajakin Bintang buat duduk dulu.
Alex sama Marcell tanpa mereka sadari saling berdekatan, dan mendukung argument masing-masing. Marcell nggak terima tu cowok anak baru tengek, nabrak Bintang. Alex nggak terima karena anak baru tu udah nabrak Bintang tapi nggak minta maaf. Mereka berdua ngata-ngatain Eza, cara ngomongnya yang gimana lah, eambutnya yang jingkrak di belakang lah kayak teletubbies. Kompak pokonya. Brian yang lewat senyum melihat mereka berdua akrab. Brian datang di antara mereka, bilang kalau dia seneng missal Alex dan Marcell akur kayak gitu. Alex dan Marcell baru tersadar, keduanya bilang “nggak” lantas berjalan kea rah masing-masing ninggalin Brian sendirian.
Eza, baru sehari aja sekolah, anak baru ini udah bikin gempar seisi sekolah, cewek-ceweknya sih. Cewek-cewek pada ngejar-ngejar. Bintang yang masih sebel sama tingkahnya Eza lagi beristirahat dari jalannya. Sama Luvi mereka ngeliat Eza dikejar-kejar cewek. Bintang bilang cowok norak dikejar-kejar sama cewek-cewek norak. Eza nggak denger, tapi cewek-ceweknya pada denger. Mereka sempet berenti buat ngedengerin apa yang dibilang Bintang, tapi Bintang terus ngalihin mereka buat ngejar Eza lagi.
Eza balik lagi ngelewatin Bintang dan Luvi yang masih berdiri di tempat yang sama. Kembali Bintang ngatain kalau cewek-cewek yang ngejar Eza itu norak. Cewek-cewek itu berenti lagi. Bintang ngalihin lagi buat mereka ngejar Eza. Luvi ngingetin Bintang, makanya hati-hati sama mulut. Luvi dan Bintang mau beranjak pergi.
Eza lagi duduk, Markonah ngedatengin. Markonah mupeng banget keliatannya. Pingin tau namanya, Eza. Markonah mau ngasih nama lain buat Eza, tapi cewek-cewek yang sedari tadi ngejar-ngejar Eza udah dateng. Markonah menghalau mereka. Eee, Chella dan Banana ambil kesempatan. Jengah, akhirnya Eza pergi dari mereka.
Marcell dan Brian ngeliat kejadian itu. Marcell komentar, bahkan Chella pun pingin deket sama Eza. Apa sih yang bagus dari Eza, ngomongnya aja aneh (terus Marcell niru-niruin gitu,, -re). Brian senyum. Jadi, Marcell cemburu ni sama Chella?. Marcell nolak buat cemburu sama Chella. Marcell nyuruh Brian buat ngedeketin Chella, buat jadian sama Chella, harus. Brian nolak padahal, bilang kalau Marcell harusnya nggak maksain gitu. Brian akhirnya pergi ngikutin keinginan Marcell. Alex dateng, bilang kalau mendingan Marcell nggak ngerjain anak baru itu kayak dulu dia dikerjain. Norak, kreatif dikit. Alex ninggalin Marcell.
Lagi jalan, Marcell dan Brian ngeliat Chella dan Banana. Marcell sembunyi, minta Brian yang ngadepin Chella. ngobrol biasa aja. Chella bilang kalau anak baru itu fresh aja. Marcell ngedenger dari balik tembok. Brian terus pergi.
Chella dan Banana jalan lagi. Marcell keliatan di persembunyiannya. Chella masih manggil Marcell dengan my lope lope my everything, tapi kali ini lebih kalem manggilnya. Marcell nggak terima, Chella kan udah ngejar tu anak baru, kenapa masih manggil Marcell dengan sebutan itu?. Chella bilang kalau anak baru itu kan Cuma keliatan fresh aja. Marcell nggak mau denger banyak-banyak lagi, Marcell ninggalin Chella dan Banana. Chella bertanya nggak percaya ke Banana, tadi itu Marcell cemburu? Ah masa iya? Banana mengiyakan, kayaknya sih gitu. Marcell ninggalin Chella dan Banana dengan bergumam, kenapa orang lain gampang banget move on, tapi dia susah banget.
Eza lagi ke kamar mandi. Marcell dan Brian nyusulin di belakang. Eza masuk, pintu dikunci sama Marcell dan Brian. Bu Yufa lewat, tapi nggak curiga sama sekali. Marcell dan Brian buru-buru kabur ngebawa kunci kamar mandi. Eza baru sadar kalau dikunci di dalem kamar mandi. Ooo, jadi gini sambutan buat anak baru? Awas aja. Eza teriak-teriak minta tolong.
Bintang lagi di perpus sama Luvi. Baru aja duduk. Alex masuk, ngeliat Bintang (sengaja, -red) sambil nyari-nyari buku (pura-puranya, -red). Bintang senyum kakuBintang berdiri mau pergi. Alex nahan Bintang, kata Bintang mereka kalau ketemu bakal biasa aja. Bintang masih senyum, iya, biasa aja, kan Bintang Cuma mau ke kamar mandi. Bintang pergi.
Luvi mau nyusulin Bintang, Alex mintatolong ke Luvi buat bilang ke BIntang jangan Bintang terus ngehindar dari Alex karena bakal kerasa lebih menyakitkan. Luvi bilang kalau Bintang juga ngerasain hal yang sama. Tapi tenang, Luvi bakal bilangin yang tadi diomongin Alex ke Bintang. ternyata Bintang belum benar-benar pergi, Bintang masih berdiri di belakang rak mendengarkan omongan Alex dan Luvi.
Luvi senyum,,,hmmmm,, Bintang minta Luvi buat diem. Baru mau jalan Bintang dan Luvi ngedenger suara orang minta tolong. Bintang dan Luvi lantas bergegas ke sumber suara.
Samapi depan kamar mandi,,opps, ada orang di dalamnya, kekunci. Bnitang dan Luvi panik. Ini gimana?. Untuk Mr. Kliwon keburu datang. Mereka berdua dikira ngapain di depan toilet cowok, tapi ngeliat tampang panik Bintang dan Luvi, kayaknya mereka nggak ngapa-ngapain. Mr. Kliwon segera membuka pintu kamar mandi. Eza keluar, marah, nanya siapa yang ngunciin dia. Mr. Kliwon bilang nggak tau, lha wong Mr.Kliwon malah yang mbukain pintu.
Eza keluar udah mbawa air di ember. Ngeliat BIntang dan Luvi, Eza berpikir kalau yang ngunciin dia adalah mereka berdua. Eza siap mau ngeguyur Bintang dan Luvi. Bintang langsung narik Mr. Kliwon ke depannya. Mr. Kliwon yang kena deh. Eza ngelanjutin ngejar Bintang dan Luvi. Mereka keliatan lagi main siram-siraman. Marcell dan Alex ikutan meramaikan, tentunya karena magnetnya, Bintang.
Bu Yufa ngeliat mereka main siram-siraman. Bu Yufa menyuruh mereka berhenti dan menghukum mereka berlima. Hukumannya adalah mereka harus mengumpulkan sampah di sekolahan sampai tempat sampat yang mereka bawa penuh. Yang boleh pulang duluan adalah yang tempat sampahnya penuh, paling banyak isi sampahnya. Mereka start bersama-sama, mengumpulkan samaph sebanyak mungkin.
Eza diikuti sama Alex dan Marcell. Rebut bertiga, Eza milih buat pergi. Alex dan Marcell masih nyari sampahnya sendiri. Eza di koridor, ngambilin sampah kertas,. Tempelan masih kepake di mading oun dimasukin. Liat ada tas nggak berorang, dimasukin juga. Bintang dan Luvi juga dihukum, mereka ngumpulin di tempat yang beda sama Alex, Marcell, Eza. Luvi nyampe ngambilin daun-daun yang masih di pohon buat Menuhin tempat sampahnya. Liat ada ulat bulu, Luvi ngabur. Bintang ngambilin sisa daun yang berserakan di tempat LuvI tadi.
Eza, Alex san Marcell nemuin Bu Yufa yang sedang bersama Mr. Kliwon. Mr. Kliwon diminta menilai, sampah mana yang paling banyak. Udah jelas keliatan, punya Eza yang paling banyak. Oke Eza boleh pulang duluan, tapi sampahnya sekalian dibuang pesan Mr. Kliwon dan dikuatkan oleh Bu Yufa. Mereka bertiga pergi dari hadapan bu Yufa.
Pulang sekolah, Luvi masih marah-marah karena udah dihukum. Selama Luvi sekolah, nggak pernah Luvi dihukum. Ini adalah kali pertama Luvi dihukum. Luvi sebeeeeeel banget. Bintang mengiyakan dan mendengarkan curhatan Luvi.
Alex dateng, nawarin Bintang buat dianter pulang. Bintang bilang dia pulang barenga Luvi aja, udah ada janjian juga soalnya. Alex minta ijin mau dateng ke panti nati malam, tapi Bintang bilang kalau dia mau ketemu tante Nirmala. Alex mau ikut gabung, tapi Bintang bilang udah lama banget nggak ketemu tante Nirmala, jadi maunya berdua aja. Maaf ya.  Luvi naik motor, permisi sama Alex. Bintang nebeng Luvi.
Marcell ngeliat adegan itu. Marcell dari jauh bilang kalau waktu Alex udah habis. Sekarang waktunya buat Marcell ngedapetin Bintang. Eza ngeliatin Marcell. Marcell kaget diliatin Eza. Ngapain? Eza mau pulang lewat situ. O ya udah..Marcell pergi.
Alex masih ngeliatin Bintang. Eza dateng, bilang kalau lagi galau itu enaknya ada temennya. Eza ngeliat kunci mobil Alex. Eza mau nebeng, nggak jauh kok, deket aja. ntar Eza temenin galaunya deh. Alex memandang aneh ke Eza.
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?