Langsung ke konten utama

TTC_The Last Ep



Pulang sekolah, Alex ngajak Bintang. kemana? Ke showroom mamahnya. Alex ngajak Bintang ketemuan dengan mamahnya. Mereka bertiga bertemu. Alex bilang kalau dia mau tetep sama Bintang. mamah bilang kalau Bintang yang udah ngak mau deket sama Alex kan?. Alex ngebela, itu semua karena mamahnya yang minta Bintang buat gitu. Mamahnya bilang nggak bisa kalau sama BIntang. Bintang nggak perlu nunggu lama, dia berlari keluar.
Papa terkejut ngeliat Virgie bisa jalan. Virgie duduk di tepian tempat tidur. Virgie menceritakan kenapa dia belum bilang kalau bisa jalan. Virgie takut kalau Alex bakal ninggalin dia. Virgie cerita kalau dia pernah punya pengalaman ditinggalin sama orang yang dia sayang waktu dia lagi butuh. Papa paham dengan perasaan Virgie. Papa memberikan pandangan ke Virgie, kalau Virgie besikap gitu, judtru bakal nyakitin orang yang benar-benar sayang sama Virgie. Papa menguatkan Virgie, bilang bahwa cinta papa untuk Virgei akan selalu ada. Virgie nggak perlu cemas. Virgie meluk papa. Virgie bilang papa adalah papa paling hebat. Papa ganti muji Virgie sebagai anak paling hebat.
Di rumah, Alex gitaran sendiri. mamah ngedeketin Alex. Mamah minta maaf atas sikapnya tadi di butik. Mamahnya bilang kalau Bintang yang menyebabkan mamah jadi jauh sama tante Nirmala. Alex ngerti. Alex bilang kalau dia udah dapet cerita semuanya dari tante Nirmala. Mamahnya jadi jauh sama tante Nirmala karena tante Nirmala udah nggak make desain mamahnya, tapi pakai desain Bintang. lalu, mamahnya juga pernah pakai sketsa desain Bintang. mamah terdiam, kemudian duduk di sebelah Alex. Alex cerita kalau Bintang selalu ada saat dia lagi nggak betah di rumah. Saat Alex lagi bête. mamah mendengarkan, paham. Mamah bertanya, “ kalau Virgie?”. Alex terdiam.
Bintang lagi belajar ditemani ibu Peri. Tante Nirmala masuk membawa dokumen mamahnya sambil hampir menangis. Bintang dan ibu Peri kaget, kok malam-malam datang sambil hampir nangis. Ibu Peri nanya kenapa.  Tante Nirmala bilang mau mastiin suatu hal. Tante Nirmala minta ijin ke Bintang buat ngeliat tanda lahir di bawah lehernya. Bintang agak nggak yakin, bu Peri mengiyakan. Yah, tanda lahir itu, tanda tangan ibu Rima yang menyerahkan Bintang 16 tahun yang lalu. Bintang adalah anak yang selama ini dicarinya. Tangis Nirmala pecah.
Bintang kaget dan bersembunyi di balik ibu Peri. Antara percaya dan tidak. Bintang selama ini menganggap tante Nirmala sebagai tante dan diva. Nirmala bilang mulai sekarang Bintang bisa nganggep tante Nirmala sebagai ibu, ibu kandungnya. Bintang masih belum bisa nerima. Nirmala ingin memeluknya, tapi Bintang menghindar. Bintang keluar rumah.
Di luar, Bintang ketemu Alex. Bintan Gudah nangis. Bintang minta Alex bawa dia pergi. Bintang jaget karena Alex datang dengan mamahnya, tante Sherly. Bintang piker, tante Sherly mau ngelarang hubungannya dengan Alex. Tapi tante Sherly bilang kalau tante Sherly mau Bintang tetep sama-sama dengan Alex. Tante Sherly menyetujui hubungan Bintang dan Alex.
Bintang narik Alex buat pergi, temenin. Nirmala mau nyusul Bintang. nirmala udah menangis sejadinya, untung masih ditahan sama ibu Peri. Nirmala bilang ke Sherly kalau Bintang adalah anak yang selama ini dia cari. Nirmala nangis. Bintang minta Alex buat cepetan masuk ke mobil.


Luvi lagi nunggu mobil papanya yang habis dibenerin di bengkel. Keluar dari mobil, Eza. Lho kok bisa? Luvi kaget. Eza professional, nganter mobil dari bengkel engkong kosasih. Eza minta maaf karena nganternya telat, soalnya emang baru selese dibenerinnya. Udah. Eza pamit pulang, tapi sebelumnya Eza bilan gke Luvi kayaknya dia jadi mau pindah sekolah. Luvi keliatan agak berubah rona wajahnya. Luvi bilang, semisal Eza mau pindah sekolah, mungkin mereka bisa temenan dengan lebih baik lagi?. Ea bilang kayaknya asik juga temennan sama cewek jutek kayak Luvi. Eza pulang dengan senyum. Luvi pun tersenyum.
Rangga udah ada di luar pintu saat Marcell pulang. Pintu rumah dibuka dari dalam. Virgie berjalan dengan memakai kursi roda sebagai penumpu jalannya. Marcell kaget. Rangga speechless. Marcell langsung lari ke Virgie, bilang kalau dia harusnya tetep duduk di kursi roda buat ngejaga kesehatannya. Virgie sempat kesulitan ngeyakinin Marcel kalau dia bisa jalan. Rangga mengiyakan, Virgie udah bisa berdiri, Marcell nggak usah khawatir. Papa datang dari dalam dan mengiyakan juga. Virgie bilang “at least kak Marcell nggak usah mbungkuk kalau mau meluk aku”. Marcell tersenyum bahagia.
Alex nganterin Bintang ke tepian telaga di taman. Bintang nangis. Alex mendengarkan cerita Bintang. Alex bilang, Bintang juga perlu tau perjuangan tante Nirmala buat nemuin Bintang. iya, Bintang tau, kalau tante Nirmala pasti berusaha banget buat nyariin anaknya. Tapi, Bintang masih mempertanyakan kenapa ibunya ninggalin dirinya dulu di panti. Alex ngedeket ke Bintang. Alex bilang Bintang mau tetep memendam rindu itu atau mau ngelepasinnya. Alex tau, Bintang mau ketemu ibunya. Alex ngajak Bintang pulang.
Di depan panti, tante Nirmala, ibu Peri, tante Sherly baru pada mau masuk. Tante Nirmala masih nangis. Ib uPeri terharu. Tante Sherly mafhum. Bintang langsung mendekati ibu Peri. Ibu Peri tau Bintang nggak akan ngecewain orang di sekitarnya. Bintang bilang kalau dia Cuma manusia biasa. Bintang mempertanyakan kemana aja tante Nirmala waktu Bintang sakit, waktu Bintang rindu sama orang tuanya. Tante Sherly yang ngejawabin, saat Bintang sakit Nirmala juga sakit. Saat Bintang rindu orangtua BIntang, Nirmala Cuma bisa meluk baju bayi Bintang. tante Sherly menyatakan jadi saksi usaha Nirmala menemukan anaknya.
Bintang nanya, sebesar apa kasih sayang tante Nirmala ke Bintang sebagai anaknya? Tante Niramla langsung memeluk Bintang erat. Seerat pelukan ini, Bintang. Bintang menangis dalam pelukan ibu kandungnya, Nirmala. Nirmala pun menangis. Bintang manggil Nirmala ibu. Ib uPeri, tante Sherly, dan Alex memperhatikan adegan ini. Trenyuh.
Pagi hari, Bintang diantar ke sekolah oleh ibunya, Nirmala. Bintang tersenyum senang, sampai-sampai lupa memberikan salam. Bintang berbalik. Nirmala meluk Bintang. Nirmala teringat akan gelang yang akan diberikan kepadanya saat kecil dulu. Bintang dipakaikan gelang itu oleh Nirmala. Pelukan terakhir sebelum masuk kelas.
Virgie jalan sendirian di koridor. Masih agak kaku, Virgie berjalan pelan. Rangga baru datang dengan seikat mawar putih. Rangga tersneyum senang melihat Virgie berangkat sekolah tanpa kursi roda. Virgie berjalan perlahan hingga sampai di kelas. Rangga masuk kelas, membawa mawar putih yang dieruntukkan bagi Virgie. Rangga ngasih bunga itu sambil bilang I love you. Virgie nggak ngebales omongan Rangga, tapi Virgie nerima bunga dari tangan Rangga.


Luvi lagi siaran di ruang siaran radio. Eza dateng. Eza berlagak bisa siaran radio. Waktu dicoba, oopss, kayak siaran tahun 45-an. Langsung deh dimatiin Luvi. Luvi oke oke aja klo Eza mau gabung di radio sekolah. Toh leadernya kan Bintang. eza terus jadi semangat. Bilang kalau ini bisa jadi cara buat Eza pedekatein si Bintang. Luvi langusng cemberut. Eza ngeliatin Luvi, Luvi ngeliat ke Eza.
Bintang nemuin bu Yufa sambil membawa surat permohonannya untu kpindah sekolah. Bu Yufa menanyakan apakah Bintang sudah yakin dengan keputusannya. Meskipun terasa berat, Bintang yakin dengan keputusannya. Bu Yufa hanya bisa menyemangati Bintang untuk tetap berprestasi di sekolah yang baru, meskipun bu Yufa juga merasa kehilangan karena Bintang termasuk siswa berprestasi di sekolah. Bintang pamit ke Bu Yufa.
Alex ngejar BIntang. Alex mau ngomong tentang mereka. Bu Yufa ngeliat Alex megang tangan Bintang. BU Yufa menghampiri Alex dan Bintang. bu Yufa bilang, nilai-nilainya bisa diambil di bagian akademik. Bu Yufa juga bilang kalau surat pindah sekolah baru bisa keluar setelah tes. Bu Yufa pergi duluan. Alex kaget denger bu Yufa bilang gitu. Alex nanya ke Bintang. Bintang memilih untuk segera masuk ke kelas. 
Bintang masuk ke kelas disusul Alex. Alex neliat bunga di meja Virgie, tersenyum simpul aneh. Bintang tersenyum senang. Rangga ngeliatin Virgie. Marcell sebel. Hampir Marcell ngedeket ke Rangga buat ngingetin Rangga, tapi Virgie megangin tangn kakaknya dan menggelengkan kepala. “nggak usah”. Marcell kembali duduk di kursinya.
Bintang lagi ada di rooftop sama Luvi. Luvi nasihatin Bintang, apa dia udah yakin sama keputusannya?. Bintang bilang dia yakin karena ini emang yang harus dia lakuin. Alex nyusulin ke rooftop. Alex minta sama Bintang buat tetep di sekolah barengan Alex. Bintang bilang nggak bisa sekarang. Bintang cinta sama Alex, tapi bukan untuk waktu sekarang. Sekarang dia pingin menebus waktu-waktu kebersamaannya dengan ibunya, Nirmala.
Virgie barengan Chella, Rangga dan Marcell nyusul ke rooftop. Virgie dipegangin Rangga, masih agak sulit untuk berjalan. Virgie memotong omongan Bintang dan bilang kalau Alex-Bintang berhak unutk bahagia. Dan Virgie ingin mereka berdua bisa bahagia bersama.
Bintang senyum, bilang ke Alex kalau dia yakin, semisal besok dia balik, cinta mereka bakal lebih dari 1000%. Bintang meyakinkan Alex dengan senyum riangnya. Bintang pergi, Marcell nahan Bintang. bintang bilang ke Alex kalau dia nggak usah ngejar Bintang.
Alex duduk ditepian rooftop. Marcell ngeliat Bintang yang pergi, lalu ngeliat Alex yang duduk, masih nggak terima ditinggalin sama Bintang. Luvi pergi duluan. Alex nyusulin Bintang. Virgie dan Rangga kemudian. Marcell masih shock. Chella ngerangkul tangan Marcell, Marcell ngelak. Chella bakal tetep menjadikan Marcell my lope-lope, my everything-nya dia. Panggilan itu hanya aka nada untuk Marcell. Marcell terharu, dia minta maaf ke Chella. Chella ninggalin Marcell di rooftop.
Di halaman sekolah, Rangga lagi berdiri di balik pohon. Virgie berjalan sendiri. virgie mendatangi Rangga. Rangga terkejut senang karena Virgie menemuinya dulu. Virgie nggak mau bohong dengan bilang dia nggak cinta sama Alex. Rangga berubah wajahnya. Tapi, Virgie bilang Rangga udah berhasil nebus kesalahannya dulu. Virgie nggak bisa nawarin cinta untuk sekarang, tapi merek bisa jadi sahabat. sahabat? Rangga nggak mau pada awalnya. Virgie kemudian bilang, pelan-pelan aja dulu. Untuk sekarang jadi sahabat dulu, untuk kedepannya nggak ada yang tau jadi kayak apa. Sahabat?virgie mengajukan tangan untuk salaman. Rangga akhirnya mau menyambut tangan Virgie dan memeluknya.
Bintang nemuin ibunya yang udah nungguin. Bintang bilang mau packing dulu, tapi ibu udah packing-in barang-barang Bintang. nirmala dan Bintang akan pergi ke Eropa, menebus masa-masa kebersamaan mereka yang hilang selama 16 tahun. Mereka berdua ingin berbahagia bersama. Bintang dan Nirmala masuk ke mobil. Mobil berjalan, Alex ngejar di belakang. Marcell nyusul kemudian. Mereka manggil-manggil nama Bintang.
Nirmala tau mereka berdua ngejar Bintang. nirmala menghentikan mobilnya. Bintang minta terus aja jalan. Tapi nirmala bilang, selesein dulu apa yang harus diselesein, biar merke berdua bisa pergi dengan tenang. Bintang turun dari mobil.
Alex dan Marcel berada di kiri dan kanan Bintang. Bintang minta mereka berdua akur. Nggak boleh berantem-berantem. Dan mereka berdua harus nungguin Bintang pulang. Bintang juga bilang kalau mereka adalah cowok nomor satu yang bakal dikangenin Bintang. Alex nggak terima karena harusnya dia yang jadi cowok nomor 1. Marcell tetep ngebela Bintang kalau dia juga cowok nomor 1 yang dikangenin Bintang.
Marcell ngasih slayer geng Penyu buat kenang-kenangan ke Bintang. bintang ngasih tu slayer ke Alex. Alex harus nyimpen tu slayer. Bintang ninggalin mereka berdua. Marcell ngambil tu slayer dari tangan Alex. Tapi Alex terus bilang kalau itu amanah dari Bintang, Marcell langsung ngebalikin tu slayer lagi ke Alex. Alex bilang kalau mereka harus setia. Gaya mereka udah mirip aja nih.
Nggak pingin dimirip-miripin, Marcell mulai deh bertengkar sama Alex. Alex nggak sengaja nendang kaleng minuman kosong. Kaleng yang sama saat kepala Alex kena tendangan Bintang. Kaleng itu melayang bebas menuju kepala Bintang. ouch!. Marcell langsung nunjuk Alex. Marcell mundur teratur, Alex maju menghampiri Bintang yang juga menghampiri. Mereka berdua bertemu di pertengahan antara mobil Alex dan mobil Nirmala.
Saling menyentuhkan kening masing-masing, mereka tersenyum senang berdua. Marcell pun tersenyum di antara mereka, seperti Nirmala yang juga tersenyum melihat Alex dan Bintang.

T A M A T

Komentar

  1. Makasih buat sinopsisnya...
    Aku jadi nggak ketinggalan ceritax dehh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama ^^,,
      akhirnya, cerita ini berakhir dengan bahagia,, tak perlu berlama-lama yang penting kita bisa belajar dari cerita kehidupan di Tiba tiba Cinta..moga bermanfaat...
      aku minta maaf klo ada salah-salah dalam penulisan review di setiap episodenya ya,,
      salam kenal ...^o^...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?