maaf ea, kemarin lagi ribet, lum sempet ngereview episode 32, 33, 34.. but, this is it,, hope u enjoy it :))
Di rumah sakit, Alex lagi ngajakin Virgie main-main dengan
narik kursi roda Virgie. Virgie keliatan seneng sampe ketawa lepas gitu. Alex
kembali nyemangatin Virgie buat latian berdiri. Awalnya nggak yakin, tapi Alex
ngeyakinin terus. Alex juga bilang kalau dia bakal selalu ada buat Virgie.
Virgie akhirnya mencoba. Susah, tapi bisa sampai berdiri sejenak. Virgie langsung
mau jatuh setelahnya. Ada Alex yang nangkep Virgie pas mau terjatuh itu. Alex
menyampaikan apresiasinya ke Virgie karena udah mau berusaha, bersemangat
latihan biar bisa jalan.
Papa keluar dari ruangan dokter. Papa keluar dengan wajah
yang seidh, seperti menangis. Virgie bertanya kenapa papa seih. Papa bilang
kalau papa terharu dengan hasil pemeriksaan Virgie. Papa bilang kalau Virgie
tetep makan obat yang disaranin dokter dan latihannya ditambah, Virgie bisa sembuh.
Virgie seneng, Alex juga. Tapi, ekspresi papa masih terlihat aneh buat Alex. Papa,
Virgie, dan Alex pulang ke rumah Virgie.
Sembari berjalan keluar ruamh sakit, papa teringat
obrolannya dengan pak Dokter. Dokter bertanya tentang kondisi Virgie sekarang. Papa
antusias menjawab kalau Virgie bersemangat saat latihan jalan, karena ada
seseorang. Virgie lebih baik pokoknya. Dokter malah berpesan agar orange itu
tetap dipertahankan papa, karena untuk ke depan, Virgie akan membutuhkannya.
Maksudnya? Tulang belakang Virgie tidak menerima obat-obatan yang diberikan
dokter. Virgie akan sulit sembuh. Papa memohon sama dokter untuk nyembuhin
Virgie, buat Virgie bisa jalan, berapapun biayanya. Tapi Dokter udah nggak
bisa. Papa bertanya apa nggak ada kemungkinan Virgie bisa jalan lagi. Dokter
bilang ada, keajaiban Tuhan akan dapat mengubah kemungkinan kecil itu menjadi
kenyataan.
Papa Nirmala bertemu dengan investor yang mau ngebeli saham
di perusahaan garmennya. Orang tersebut Adjie (Adjie Pangestu, red), ditemani
asistennya Tasa (Tasa Rudman, -red). Keduanya menawarkan ke papa Nirmala untuk
segera menandatangani kontrak akusisi itu. Papa Nirmala menolak menandatanganinya
sekarang, mau dibaca-baca dulu katanya. Oke, Adjie membolehkan. Adjie bilang dia
merasa senang bisa kembali ke Jakarta, saat Tasa mempertanyakan keputusan
bosnya itu. Adjie meyakinkan Tasa kalau papa Nirmala pasti bakal ngikutin apa
yang dimau sama mereka.
Di lokasi syuting, Bintang dan Pak Tatak sedang makan nasi
box. Nirmala menghampiri Bintang, sudah berganti pakaian. Nirmala duduk di
sebelah Bintang, minta disuapin Bintang nasi kotak yang dimakan Bintang.
Bintang ngerasa nggak enak, karena punyanya kan Cuma nasi kotak biasa. Ada staf
di lokasi yang ngasih makanan buat Nirmala, tapi Nirmala menolaknya. Nirmala
keukeuh mau makan dari nasi di kotak Bintang dengan disuapi BIntang. Bintang
akhirnya nyuapin tante Nirmala dengan nasi sayur yang ada di kotaknya. Pak
Tatak yang melihat tingkah Nirmala tersenyum.
Adjie jalan-jalan di taman. Melepas sepatunya. Merasakan menginjak
bumi Jakarta setelah berpuluh tahun ditinggalkannya. Duduk di kursi taman
sambil membawa sepatunya. Termenung. Ada telpon dari Tasa mengabarkan kalau
papa Nirmala nggak jadi ngejual sahamnya. Tasa udah panik. Tapi Adjie
meyakinkan Tasa kalau papa Nirmala nggak akan berani ngebatalin. Adjie nyuruh
Tasa melakukan berbagai strategi untuk mendesak papa Nirmala untuk menjual
sahamnya. Adjie masih bersikap tenang, Tasa mengiyakan untuk melakukan strategi
yang diperintahkan padanya.
Nirmala dan Bintang lagi jalan-jalan di sekitar lokasi
syuting. Di taman yang sama di mana Adjie berada. Nirmala merasakan ada
sesuatu, menoleh ke belakang, ke tempat Adjie duduk. Kemudian mengajak Bintang ke
arah kursi taman. Tapi Adjie beranjak pergi saat Nirmala hendak menuju kursi
taman tersebut.
Sampai di rumah, papa, Virgie, dan Alex ketemu Marcell yang
mau pergi keluar. Marcell kembali berkata “ini dia keluarga bahagia”. Kali ini
papa nggak bisa tahan. Papa langsung ngajak Marcell masuk ke dalam. Virgie
nahan papa, tapi nggak bisa. Alex nahan Virgie yang mau nyusul papa dan Marcell.
Virgie nangis. Alex ngeyakinin kala papa nggak mungkin ngapa-ngapain Marcell. Virgie
khawatir dengan papa dan kak Marcell. Papa sedari keluar ruangan dokter
keliatan sedih, “kamu tau Lex, sebenarnya ada apa?”. Alex Cuma bilang, apapun
yang terjadi, Virgie harus tetap semangat buat latihan bisa jalan. Alex bilang kalau
dia seneng liat Virgie yang semangat buat bisa sembuh. Alex juga bilang kalau
dia bakal jadi orang pertama yang nemenin Virgie berlari kalau Virgie sembuh
nanti.
Di ruang tengah, papa emang nggak ngapa-ngapain Marcell. Papa
malah hampir tumpah air matanya saat berbicara dengan Marcell. Papa heran
kenapa Marcell selalu memojokkan Virgie. Papa bakal lakuin apa aja yang Marcell
mau biar Marcell nggak mojokin Virgie lagi. Papa minta pengertian dari Marcell,
untuk sisa usia Virgie. Marcell yang awalnya marah-marah, langsung terdiam. “Sisa
usia Virgie?maksudnya?”, Marcell bertanya. “Ya, kita hanya tinggal menunggu
waktu Cell”, jawab papa. Papa menangis,
Marcell termenung sejenak lantas pergi.
Melewati ruang tamu, Virgie dan Alex sedang mainan hape.
Marcell terdiam, sendu, melihat Virgie yang memandang ke arahnya. Lantas
berlalu keluar rumah. Alex mempertanyakan sikap Marcell yang aneh. Virgie nggak
terima kakanya diomongin sama Alex. Alex pura-pura sadar kalau Marcell kakaknya
Virgie.
Di koridor depan rumah, Marcell teringat akan sikapnya
selama ini ke Virgie. Marcell teringat akan omongan papa. Nggak kuasa berdiri
dan melanjutkan berjalan, Marcell terduduk di salah satu tiang. Menangis. Mengingat
sikapnya yang nggak baik ke Virgie. Mengingat Virgie yang keukeuh mempertahankan keluarga yang terdiri atas Virgie, papa, dan
Marcell.
Pulang dari tempat Virgie, Alex ke panti. Alex bawain es
krim cone. Bintang keluar sambil bawa
gitar. Bintang ngebecandain Alex kok malem-malem makan es krim. Alex keliatan
kecewa, tapi Cuma becanda. Mereka naik mainan, terus gitaran berdua. Alex yang
megang gitar, Bintang yang nyanyi. Nyanyiin soundtrack di sinetron yang
liriknya kayak gini “because I want u, I need
u, I miss u, I love u…”. sementara waktu, Bintang sampai ngantuk. Bintang
meletakkan kepalanya di pundak Alex. Nggak tau tu beneran tidur apa nggak.
Alex nge-bopong Bintang
masuk ke panti sambil bawa gitar karena Bintang tidur. Bu Peri yang ngeliat
Bintang digendong Alex. Bintang ngerdip sama bu Peri. Sampai di kamar, badan
Bintang langsung dihempasin gitu aja. Bintangnya malah ketawa, habis pura-pura
marah karena dijatuhin di kasur gitu aja. Ternyata Bintang Cuma bo’ongan, biar
nggak usah jalan ke kasur katanya. Alex terus dijewer sama bu Peri karena bikin
rebut di kamar. Bintang disuruh tidur sama ibu Peri.
Di luar, ibu Peri nasehatin Alex kalau mereka emang pacaran
tapi masih terlalu muda. Nggak boleh kelewat batas. Alex mengiyakan setelah
awalnya membela diri (kan Bintangnya yang pura-pura, :)) -red). Pembicaraan tentang
tas bergulir. Alex bilang kalau Chella udah masukin telur busuk ke dalam tas
Bintang sampai nggak bisa diselametin. Bu Peri heran, Chella?, kenapa Chella
begitu bencinya sama Bintang?. Bu Peri bilang ke Alex kalau Bintang nggak
cerita tentang Chella, Bintang Cuma bilang kalau tasnya kecebur got.
Alex pulang. Alex disambut mamahnya di depan rumah. Alex
nanyain kok mamahnya lum tidur. Amamh bilang, mana bisa mamh tidur kalau
anaknya, Alex, belum pulang. Alex bilang dia seneng banget karena mamahnya
nungguin Alex pulang sebelum tidur. Mamah juga berharap bisa menjadi mamah yang
Alex inginkan. Mamah ngegodain Alex, nanya “habis pulang pacaran sama Virgie
ea?”. Alex bingung, “Virgie?”. Alex bilang kalau pacarnya Bintang. mamah jadi
berpikir, Bintang?. Alex dan mamah masuk rumah.
Bintang belum tidur di kamar. Bintang ngambil gitar, nelpon
Alex, ngebacain puisi. Alex mendengarkan dari seberang telepon sambil tiduran.
Virgie lagi ngegambar di sketchbook-nya.
Virgie ngomong sendiri kalau dia seneng banget karena bisa berjalan lagi kelak.
Papa keluar dari rumah, masih berwajah sendu. Papa duduk di dekat Virgie. Virgie
nanyain kenapa papa sejak kular dari ruang dokter sampai sekarang keluiatan
sedih. Papa nggak tega bilang ke Virgie apa yang dibilang sama dokter. Papa Cuma
bilang kalau dia terharu, karena jika Virgie semangat latihan terus, dia bisa
jalan lagi. Papa memeluk Virgie, sayang.
Bersambung.
Komentar
Posting Komentar