Langsung ke konten utama

TTC ep 36



Pertunjukan berlanjut. Malin dan istri Malin telah idup bahagia. Samapi pada suatu saat, istri Malin mengajak Malin untuk berkunjung ke kampong halaman Malin. Honeymoon. Awalnya Malin tidak bersedia kembalu ke kampong halamannya, tapi melihat istrinya yang begitu antusias membuat hati Malin tak kuasa menolak. Bersama dengan dayang Luvi dan pengawal Chopstick, mereka berdua pergi naik perahu ke kampong halaman Malin.
Di kampong halaman Malin, Ibu Malin mengetahui desas-desus kedatangan seorang saudagar kayk berparas mirrip Malin. Ibunya datang menghampiri ke dermaga seketika itu. malin menolak mengakui dirinya sebagai ibu. Berkali-kali ibu didorong hingga jatuh oleh Malin. Ibu pun kesal. Alih-alih mengutuk Malin menjadi batu, sang ibu mengutuk istri Malin menjadi batu karena ibunya merasa istri Malin yang telah mempengaruhi Malin. Pertunjukkan usai dengan gelak tawa penonton karena cerita yang berbeda dari dongeng sebenarnya. Meskipun demikian, penonton senang dengan drama yang dipentaskan.
Chella mendapat hadiah jeweran dari bu guru baha Indonesia. Tentu saja, Chella sudah mengganti akhir cerita menjadi versinya sendiri. chella nggak mau disalahkan. Akhirnya bu guru hanya menghela nafas panjang.
Bintang menghampiri Nirmala. Bintang melihat sekeliling, bergumam tanya di mana ibu peri. Nirmala langsung memeluk Bintang dan memuji acting Bintang yang bagus. Alex datang bersama dengan ibu Peri. Alex dan ibu Peri mencari sosok Bintang. Alex menemukan sosok Bintang dan menujuknya. Ibu Peri melihat Bintang sedang berpelukan dengan Nirmala. Ibu Peri langsung berbalik dan berlari. Bintang yang tau ibu Peri berlari pergi langsung melepaskan pelukan Nirmala dan mengejar ibu Peri. Alex ikut mengejar Bintang.
Di luar, Bintang berhasil mengejar ibu Peri. Ibu Peri sudah menangis tergugu. Alex melihat dari jarak yang cukup dekat, tapi tidak mendekat lagi. Bintang menenangkan ibu Peri. Ibu Peri bilang kalau memang sudah seharusnya ibu Peri bersiap jika Bintang kelak akan keluar dari panti. Bintang meyakinkan ibu Peri kalau ibu Peri melebihi ibu kandung Bintang dan Bintang nggak akan pergi dari rumah. Ibu Peri surut cemburunya, dan berpelukan dengan Bintang.
Marcell mendatangi papa dan Virgie. Papa memuji Marcell yang bisa berakting dengan hebat. Virgie mengucapkan selamat untuk kakanya dengan mengangkat tangan, menyalami. Marcell lama nggak bergeming. Marcell nggak menyambut uluran tangan Virgie, dan berkatak “kalau Virgie nggak sekolah di sini, Papa juga nggak akan melihat Marcell tampil  di pentas drama sekolah”. Marcell berlalu pergi, diikuti Brian dan Chopstik.
Di tangga koridor sekolah, Markonah masih membawa jajanan yang dijajakan saat pentas berlangsung. Marcell duduk di sebelah kiri Markonah, Chopstick di sebelah kanan, dan Brian di depannya. Marcell ditawari minuman oleh Markonah, dibukakan pula, Brian juga. Chopstick? Buka sendiri!?!. Marcell masih ditekuk wajahnya. Brian angkat bicara, komentar kalau Marcell harusnya nggak gitu banget juga sama papa dan Virgie karena mereka datang buat liat Marcell. Marcell nggak suka denger omongan Brian. Marcell berdiri dan nyiramin minuman ke Brian (untung Marcell minumnya air mineral, Brian minumnya p*lp* orange, -red). Marcell bilang Brian nggak usah komentar karena nggak tau gimana kondisi dalam keluarga Marcell, dan Marcell nggak butuh saran dari Brian. Marcell terus pergi ninggalin Brian, Chopstick, dan Markonah.
Rangga lagi jalan mau pulang. Banana nyusulin, mau ngomong sesuatu. Rangga nggak mau nanggepin. Untungnya ada Markonah, deket-deket Rangga. Markonah bilang kalau Banana nggak boleh ngeganggu “my baby handsome”-nya. Banana minta dibelain Rangga. Tapi , nihil. Rangga setuju sama omongan Markonah. Banana pun berlalu. Markonah pegang-pegang tangan Rangga, deket-deket ke dia. Mr. Kliwon yang ngeliatin ber-ehem-ehem dan bersuara tokek. Markonah langsung ngelepasin pegangannya ke Rangga. Kesempatan, Rangga pergi.
Bintang sedang berjalan di koridor sekolah sambil mendekap buku antologi puisi pemberian Alex. Alex ngikutin di belakang. Berhasil ngambil buku dalam dekapan Bintang dan memainkannya. Bintang loncat-loncat buat ngeadeptin tu buku. Mereka berdua bercanda tawa, bahagia. Di kejauhan ada Marcell yang melihat. Chella melihat Marcell yang memperhatikan Bintang. tanpa menyapa atau mendatangi Marcell, Chella beranjak pergi.
Virgie muncul di belakang Marcell. Saat Marcell berbalik, Virgie mengungkapkan perasaannya. “Bintang dan Alex saling mencintai dan berbahagia. Tapi, kita?. Alex sayang sama aku, tapi nggak cinta. Kak Marcell dan Bintang hanya sebatas teman, persahabatan pun masih diragukan”. Marcell sempat berpikir sejenak, tapi kemudian hendak pergi. Virgie menambahkan, kalau Virgie senang jika Marcell bisa bersama dengan Bintang dan bakal ngedukung banget. Marcell segera pergi setelah melihat Bintang terpeleset kulit pisang (tiba-tiba ada cobaaaa, -red). Alex megangin tangan Bintang agar tidak sampai terjatuh ke lantai yang bawah, tapi Bintang emang udah jatuh. Kaki Bintang terkilir. Alex mencoba memijat kaki Bintang, sedikit. Virgie mencoret-coret sketsa di sketchbook-nya.
Virgie masih di tempat yang sama, melihat Alex yang sedang mengurut kaki Bintang. Rangga memanggil Virgie. Virgie berbalik ke belakang, tapi nggak ada. Rangga muncul di samping Virgie. Mengejutkan. Biasanya Rangga muncul di belakang Virgie, tapi kali ini dia muncul di sebelah Virgie. Rangga menyatakan lagi perasaannya, kalau dia nggak akan muncul di belakang Virgie dan hanya melihat Virgie tersenyum lantas belalu. Rangga akan selalu muncul di samping Virgie sekarang. Rangga memberanikan diri.
Merasa harus segera diobati, Alex menggendong Bintang untuk pulang. Dengan bantuan Mr. Kliwon yang membawakan tas Alex dan Bintang, mereka berada di dalam mobil Alex. Alex mengantarkan Bintang pulang. Bintang berkata dalam hati “puas lo Chell, udah bikin gue jadi gini”. Bintang berterima kasih ke Alex. Alex bilang “nggak usah segan dalam cinta”.
Virgie melihat Alex menggendong punggung Bintang karena Bintang susah jalan, kakinya terkilir akibat terpeleset kulit pisang. Virgie marah pada diri sendiri. Virgie bertanya pada kakiny “kapan kamu bisa lari? Kapan kamu bisa ngejar Alex?”. Virgie memukul-mukul kakinya. Rangga yang leawt di belakang tau Virgie memukul-mukul kakinya. Rangga menghentikan Virgie. Virgie nggak mau dibantuin Rangga. Virgie Cuma mau Alex. Rangga nggak usah ngebantuin Virgie.
Marcell lewat, mendengar omongan Virgie ke Rangga. Marcell menghentikan Rangga yang mau mengejar Virgie. Marcell hampir aja nonjok Rangga kalau nggak dihentikan sama Brian. Marcell menurunkan tangannya. Brian bilang dia nggak ngebelain siapa-siapa, dia Cuma bosen dipanggil ke ruang BP gara-gara Marcell. Brian memberi komando, meminta Marcell dan Rangga pergi ke arah yang berbeda. Marcell udah pergi duluan. Chopstick disuruh Brian ngikutin Marcell tapi nggak mau. Brian bilang Cuma Chopstick yang bisa nenangin Marcell. Kelamaan nunggu argumen-argumen dari Brian-Chopstick, Rangga berlalu pergi.
Chella ketawa ngeliat Bintang jatuh sambil membawa kulit pisang. Banana masih memegang pisang yang belum dimakan. Marcell langsung megang tangan Chella, dicengkeram tepatnya. Chella kesakitan, tapi Marcell belum mau melepaskan cengkeramannya. Marcell bilang kalau Chella nggak boleh nyelakain Bintang pakai kulit pisang lagi. Marcell menghembaskan cengkeraman tangan Chella. Chella terjatuh. Mengangis ambil menahan sakit. Marcell ngingetin Brian kalau samapi Brian ngebantu Chella, Brian bakal berhadapan sama Marcell. Marcell juga ngancem temen-temen yang lagi pada ngeliatin kejadian itu. ancaman yang sama seperti untuk Brian. Marcell pergi. Brian menolong Chella untuk berdiri dan langsung meninggalkan Chella yang masih tergugu.
Marcell ada di atap gedung sekolah. Marcell mengis dan berteriak sejadinya. Marcell nggak tau harus berbuat apa. Marcell juga tersiksa. Marcell tersiksa karena kenangan itu (mungkin kenangan pas Virgie sampai nggak bisa jalan, -red). Virgie mendekati kakaknya. Virgie bilang kalau dia nggak peduli dengan semuanya. Dia nggak peduli dengan peristiwa yang udah bikin dia cacat. Yang dipeduliin sama Virgie hanya Alex. Virgie minta ke kakaknya buat ngebantuin Virgie mendapatkan kebahagiaan dengan bisa bersama Alex. Marcell beranjak pergi. Menolak dengan halus permintaan Virgie. Marcell nggak bakal ngebiarin siapa pun membuat Bintang sedih. Marcell bilang dia akan mengejar cintanya ke Bintang, tanpa melukai siapapun. Dan Virgie, silakan mengejar cintanya ke Alex. Rangga mendengarkan dari jauh, dan bergumam kalau dia akan mengejar cintanya juga, yaitu Virgie. Virgie melihat ada Rangga yang berjalan memunggunginya, pergi. Virgie pun pergi.
Marcell baru turun dari rooftop. Michella megang tangan Marcell (mau narik maksudnya, -red). Chella masih sesenggukan. Chella mita Marcell minta maaf ke dia karena udah bikin dia malu di depan anak-anak sekolah. Marcell maksa jalan dan menghempaskan tangan Chella, nggak peduli. Chella masih ngikutin Marcell. Chella marah. Chella janji bakal bikin Bintang lebih sakit lagi daripada sakit yang dirasain Chella. Brian dan Chopstick hanya melihat dari jauh. Chella pergi ninggalin Marcell.
Malam hari, Rangga ada di atas (atas apaan nggak tauu, kayaknya sih ceritanya rumah,hehee,,, -red). Rangga mengenang suatu memori yang “wow” saat dia nembak Virgie (tuh kaan, udah aku tebak, mereka pasti pernah pacaran,, -red).
(Flashback) Saat itu (di memorinya ceritanya, -red) Virgie masih bisa berdiri. Rangga mengungkapkan perasaannya kalau dia suka melihat senyum Virgie. Dia udah cinta sama Virgie sejak Virgie keluar malu-malu (mungkin pas Rangga maen sama Marcell pas dulu kecilnya, -red). Virgie menyambut perasaan Rangga dengan anggukan dan senyuman. Rangga mencium tangan Virgie yang sedari tadi dipegangnya.
Ingatan itu membuat Rangga sampai dia menangis. Rangga menyesal. Rangga berjanji nggak akan meninggalkan Virgie saat Virgie butuh dia. Rangga berjanji akan memperbaiki kesalahannya yang dulu. Rangga berjanji nggak akan menyia-nyiakan Virgie lagi.
Di rumah (panti, -red), Bintang sedang diurut oleh ibu tukang urut. Alex dan ibu Peri menemani di sebelah tempat tidur. Nirmala langsung masuk dan memeluk Bintang.. cemas, Nirmala menanyakan keadaan Bintang. Bintang menjawab kalau terkilir aja kakinya. Bintang yang lagi diurut bilang sakit, membuat Nirmala langsung ingin membawa Bintang ke rumah sakit. Ibu tukang urut langsung mengalihkan perhatian semua orang dengan bilang da banyak cicak di atas. Saat ini langsung “kkkreeeekk!?!?!”, terdengar bunyi dari kaki Bintang dan teriakan Bintang yang hamppir bersamaam. Ibu tukang urut meminta Bintang nyoba berdiri, atau lompat-lompat juga boleh. Dan, aha!! Bintang sembuh kakinya. Bila berdiri dan lompat-lompat dikit. Alex amazing! Ibu Peri melihat Bintang yang dipeluk Nirmala.
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?