Langsung ke konten utama

TTC ep 47



Bintang beteeee. BIntang mau pergi aja. Marcell nahan Bintang buat tetep di situ, sma Marcell ngeliat Chella dan Alex. Chella keliatan senyum-senyum gitu. Apaan sie?. Tapi Bintang tetep pergi. Markonah datang menghampiri, menanyakan kebenaran kabar itu. eeh, nggak ada hubunganya ya. Marcell pergi.
Bintang lagi duduk di bawah pohon. Nomor providernya dibuang. Rangga ngeliat, manggil Bintang, ngambil kartu itu dan dikasih ke Bintang. kok dibuang?. Ee, Bintang keliatan galau. Alex? tanya Rangga. Segitu aja?jangan nyerah dong, tambah Rangga. Bintang ngasih tau rahasia terbesarnya, yaitu nggak pernah pacaran. Nah! Kayaknya ini deh, jadi Bintang nggak tau musti gimana. Rangga ketawa aja ngedenger pengakuan Bintang. Rangga nyaranin Bintang buat tanya aja ke Brian, kan dia pakarnya, pacarnya banyak. O iya, kata Bintang.
Virgie dianter papa, awalnya mau nyampe depan kelas. Tapi, ngeliat Rangga dan Bintang, Virgie minta dianter sampe deket halaman sekolah aja. papa ngerasa aneh sih, tapi ya udah lah, Virgienya maksa, entah ada apa. Selain Virgie, Marcell juga ngeliat Rangga dan Bintang. Marcell sebel dan langsung pergi.
Sesi curhat Bintang ke Rangga berakhir. Virgei yang lagi jalan di koridor dihadang sama Rangga. Virgie nanyain tentang Rangga yang tadi sama Bintang. Rangga seneng ngedengernya dan bertanya Virgie cemburu? Virgie nggak ngaku, mau lewat aja, tapi dihentiin Rangga. Virgie nolak ngakuin kalau dia cemburu. Rangga ketawa girang.
Jalan, Rangga ketemu sama Marcell, Brian, dan Chopstick. Marcell udah mau maen pukul aja karena Rangga udah deket-deket Bintang. Brian langsung mengambil posisi di tengah, menghentikan Marcell. Brian bilang dia capek berantem-berantem gitu. Lagi galau juga, harusnya mereka perhatian sama Brian. Marcell, Rangga, Chopstick hanya mendengarkan. Terakhir Chopstick bilang, malah curhat. Rangga pergi setelah ngeliat ke Marcell, Marcell mau nyusulin tapi dihalangi sama Chopstick.
Nirmala lagi konferensi pers tentang tur ke 5 kota nya. Saat di wawancara, Adjie lewat, Nirmala liat. Nirmala jadi nggak konsen ngeladenin pertanyaan wartawan. Nirmala pergi ninggalin managernya sendirian. Sampai panti, Nirmala menyerahkan uang bulanan untuk panti. Nirmala mengatakan keinginannya untuk bisa tetep ketemu Bintang. kali ini bu Peri lunak, karena udah bilang juga bu Peri tegas karena ingin Bintang bisa focus belajar.
Nirmala bilang kalau dia mau tur 5 kota, jadi mungkin bakal jarang ketemu Bintang. Nirmala baru mau nanya hal penting saat anak panti ada yang ngompol, jadi harus diganti bajunya. Bu Peri berlalu, Nirmala bertanya petunjuk apa lagi ma?. Nirmala berdo’a semoga mendapatkan jawaban atas segala pertanyaannya.
Dalam mobil, Adjie mengingat pertemuannya dengan Nirmala tadi. Kembali ke kota ini, aku harus mengungkap semuanya. Bukan untu kNirmala, tapi untuk anak yang dipisahkan dari ayahnya. Pak Adjie menghubungi Tesar untuk mencari tau tentang seseorang.
Bintang lagi jalan. Markonah menghampiri. Marknah naya apa Bintang masih sayang sama Alex. Bintang blang masih Markonah. Markonah langsung ngangkat hape yang sedari tadi sebenernya nyala karena ditelpon Alex. Markonah bilang, nyanyiin lagunya cogaaaaan. Sip.
Di radio sekolah kedengeran suara Alex yang lagi siaran dibantuin Luvi, menyatakan bahwa tu foto Bintang sama Marcell Cuma hoax doang. Setelah itu, lagu LYLA KCKB pun diputar. Bintang langsung menuju ruang siaran radio. Di ruang siaran radio Bintang dan Alex baikan lagi. ada Luvi sebagai saksi hidupnya. Ternyata itu ide dari Chella yang dibisikkin ke Alex.
Brian lagi duduk di balik tiang. Di dahinya masih ada tulisan ON GALAU. Banana lewat. Sebagai miss move on, Banana ngasih saran ke Brian buat tarik nafas, pejamkan mata, dan berkata “say no to galau”. Banana bilang kalau Brian pasti bisa. Hape Brian bunyi, Brian bilang dari Rangga, Banana mau angkat nggak?. Banana langsung kecut. Brian ngingetin Banana nggak usah kempanye jadi miss move on, baru denge telpon itu dari Rangga aja udah bikin galau, apalagi ketemu sama orangnya. Brian pergi ninggalin Banana yang masih bermuka kecut.
Bintang dan Luvi lagi jalan. Marcell datang menghampiri. Bintang marah sama Marcell karena Marcell sebenernya tau tentang fotoo itu. Bintang bilang, Marcell sengaja nggak ngaasih tau dia karena Marcell pasti seneng kalau Alex dan Bintang putus. Marcell nggak mengelak. Iya. Marcell curhat, tentang perasaannya. Tentang dia yang mencintai orang yang tidak mencintainya. Tentang dia yang nggak biisa mendapatkan cintanya. Tentang Bintang yang seperti hisup di dongeng, mendapatkan apa yang dia inginkan, cowok yang dia cintai. Tentang dia yang mengalami cinta bertepuk sebelah tangan. Tentang Bintang yang nggak ngerasain apa yang dia rasa. Tentang apakah dirinya salah jika seperti itu. Marcell lantas pergi. Bintang ngerasa nggak enak ati.
Alex dan Virgie sedang melihat hal itu. Virgie merasa edih. Alex nggak enak ati, tapi nggak pas juga kalau langsung ngedatengin Bintang saat itu. setelah Marcell pergi, Alex mau nyusulin Bintang, tapi ditahan sama Virgie. Virgie nanya, semisal apa yang dirasain Marcell ke Bintang juga terjadi pada Virgie terhadap Alex gimana?. Bintang mendengarkan perkataan Virgie. Alex lama jawab, Virgie tersenyum bilaang kalau omongannya tadi Cuma becandaan. Alex terus mensejajari Virgie, bilang, Virgie nggak usah mikir gitu, lagian Alex bakal selalu ada buat Virgie. Virgei tersenyum, menyuruh Alex ngedatengin Bintang sengan isyarat dan bilang “kejar Bintang kamu”. Alex tersenyum, menyusul Bintang.
Marcell ngedatengin Virgie Marcell ngomentarin tindakan Virgie. Sok kuat, padahal lemah. VIrgie membalik pernyataan kakaknya, bukannya kak Marcell juga. Marcell pergi ninggalin Virgie.
Pak Adjie mendatangi workshop Sherly. Awalnya Sherly bertanya siapa, tapi lantas cepat nyambungnya. Orang yang lagi berhadapan dengannya adalah Adjie Dipta. Dulu mereka sering jalan bareng. Mereka? Nirmala, Adjie, dan Sherly. Adjie nanyain keadaan Nirmala. Sherly ngejawab sambil sinis gitu kayaknya, emangnya Adjie nggak punya tipi.
Pulang sekolah, Alex ngedorong kursi Virgie. Alex ijin mau ke kamar mandi bentar, Virgie diminta nunggu. Oke, Virgie nunggu di depan aja katanya. Oke. Alex pergi ke kamar mandi. Marcell nyusulin masuk ke kamar mandi. Marcell mojokin Alex. Marccell bilang kalau Alex nggak boleh nyakitin Virgie. Alex membela diri, dia justru bikin Virgie bahagia kalau deket dia, bikin Virgie ketawa, dan yang sebenarnya nyakitin Virgie tu Marcell yang selalu ngebentak Virgie. Marcell bilang, kalau Alex ngasih harapan ke Virgie tapi Alex pergi sama cewek lain. Marcell bilang juga padahal Alex tau kalau Virgie nggak bisa sembuh lagi. mereka berdua ngomongnya keras banget.
Virgie yang tadinya mau nunggu di depan, berbalik. Ke toilet juga. Dia mendengar apa yang dibicarakan kak Marcell dan Alex. Virgie terpukul, menangis.
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?