Langsung ke konten utama

TTC ep 38


Marcell lagi jalan bareng Brian dan Chopstik. Brian kembali ngasih saran ke Marcell buat move on. Emang susah, tapi nyatanya Brian bisa. Brian lagi berada dalam fase “mencoba setia”. Marcell mendengarkan, tapi nggak memasukkanya dalam hati. Marcell bilang, dia nggak butuh saran dari Brian. Marcelll pergi ninggalin Brian dan Chopstick. Eee, Brian nanya sarannya bener apa nggak, Chosptick malah curcol, bilang kalau sarannya Brian tu bener Cuma dia aja yang lum berani nembak Luvi.
Brian ngeliat bu Jennifer lewat. Bu Jennifer liat ada Brian dan segera memutar langkah. Eee, tapi telat, Brian udah berhasil nyusulin bu Jennifer. Sambil membawa setangkai mawar putih, Brian ngoong sama bu Jennifer. Bu Jennifer menolak bunga itu dan membuang nya.. Brian maksa ngambil tu bunga, kakinya diinjek sama bu Jennifer. Di belakang Brian udah berdiri bu Yova. Ehem. Brian pura-pura mau ngasih tu bunga ke Bu Yova, tapi bu Yofa nggak mau karena bunga itu udah jatuh sbelumnya, tumbang. Kesempatan buat ngabur, Brian beralasan untuk menanam bunga itu biar kembali tegak tumbuhnya.
Jalan sendirian, Marcell berpapasan sama Chella. Chella memperingatkan Marcell kalau samapi kapan pun Marcell nggak akan pernah mendapatkan Bintan. Samapi kapan pun. Marcell kebal dengan ancaman Chella. Nanggepin bentar, terus pergi. Chella berkata dalam hati, “karena kalau Chella nggak bisa dapet Marcell, maka yang lainnya juga nggak bisa ngedapetin dia”.
Chella dan Banana berpapasan di koridor. Banana lewat gitu aja. Chella nggak terima. Chella manggiil Banana. Banana cerita alau omongan Chella yang kemarin nyakitin banget. Chella minta pengertian Banana, tapi sambikl ngotot. Di akhir pembelaannya, Chella bilang kalau harusnya Banana berterima kasih sama dia, karena dengan gabung dig eng POP, Banana bisa dikenal sama semua siswa di sekolah. Banana nanggepin, terkenal karena jahatnya?. Chella nggak terima, Banana didorong nyampe jatuh.  Ada anak yang lewat bawa minuman, diminta minuman itu. disiramin ke Banana. Dalam hati Banana mengharapkan ada Rangga yang akan menolongnya. Marcell lewat, mencibir apa yang dilakuin Chella.
Alex ngedenger BIntang ngorok?!?!?! Nggak nyia-nyiain kesempatan, ide jailnya  muncul. Sambil ketawa-ketawa, ngecek Bintang beneran tidur nggak. Ok, fix, Bintang tidur. NGeluarin hape dari saku, terus….action!?!?! mulailah Alex mem-video-kan Bintang yang tengah tidur pulas dengan tambahan ngorok. Bintang akhirnya bangun, ngerasa kepalanya dibelai Alex. Bangun-bangun, Alex ketawa-ketawa sambil megang hape. Kenapa nie?  Alex langsung kasih tau kalau dia habis mbuat video Bintang yang lagi tidur. Bintang maksa pingin liat, pingin ngehapus tu video aibnya dia. Alex nggak ngebiarin lahhh, Alex sama Bintang malah jadi rebutan hapenya Alex. Nggak bisa juga, Bintang pergi, Alex bilang “I love u, my star”.
 Luvi lagi makan snack di tangga jalan koridor sekolah. Bintang langsung ngambil snack-nya Luvi. Dimakan sambil senyum-senyum sendiri. di sini Bintang ngakuin kalau dia lagi jatuh cinta. Luvi mengiyakan, kan emang Bintang udah dari kemaren cintanya sama Alex. Tapi kata Bintang kali ini beda, dulu emang cinta, sekarang jatuh cinta. Bedanya? Kadarnya naik jadi 1000%. Bintang ngomonginnya kenceng banget, Alex yang lagi ngeliatin dari balik tiang berkata “I love u, my cewek setengah mateng”. Ternyata Marceel juga denger, Marcell yang lagi berhenti di koridor saat itu.
Alex tau Marcell ikutan denger apa yang diomongin Bintang. Alex manggil Marcell. Kali ini Bintang and Luvi yang bisa ngedengernya. Bintang kaget, takut kenapa-kenapa. Alex ngomongin Marcell kalau emang Marcell sayang sama Bintang, Marcell jangan nyakitin Bintang dengan merusak kebahagiaannya. Urusan sayangnya Marcell ke Bintang, itu urusan dia. Marcell nggak butuh saran dari Alex. Marcell menuju Bintang. Marcell bilang ke Bintang, kalau rasa sayang itu urusan Marcell dan Marcell bakal tetep nungguin Bintang sampai kapan pun. Marcell berlalu. Bintang manggil Marcell. Alex langsung megang tangan Bintang, ngajak Bintang pergi.
Marcell berjalan di koridor. Berkata, Bintang terlihat sangat bahagia saat mengucapkan cinta pada Alex. Marcell murung. Virgie lewat. Virgie bilang kalau dia sama dengan kak Marcell. Kak Karcell mencintai Bintang dan Virgie mencintai Alex. Marcell menolak disamakan dengan Virgie. Marcell memperingatkan Virgie untuk nggak mencintai Alex. Jangan sampai. Virgie sebel, ninggalin kakaknya. Marcell berkata dalam hati sambil memandangi Virgie yang berlalu, Marcell pernah merasakan sakit karena tidak mendapatkan cinta dan Marcell nggak pingin Virgie merasakan sakit yang sama itu.
Alex ngajak Virgie keluar, buat latian jalan. Kali ini latihan jalannya beda. Kalau bisanya Alex mengadap Virgie dan melihat Virgie berjalan, kali ini Alex membelakangi Virgie dan menuntun Virgie dengan puncaknya. Capek. Istirahat dulu. Alex minta Virgie nutup mata. Di belakang sedah ada Rangga yang bersiap sedia dengan bunga di tangan. Virgie buka mata setelah hitungan Alex selesai. Dan, kejutan?!?! Yang ada dihadapannya adalah Rangga. Raut muka Virgie langsung berubah, mempertanyakan kok ada Rangga di situ. Alex pura-pura haus, mau beli minum, Virgie ditinggalin sama Rangga.
Rangga ngeliatin Virgie, Virgie nutupin muka pakai komik. Virgie mempertanyakan kok ada Rangga di situ. Virgie nambahin, kenapa Rangga selalu ada di antara Virgie dan Alex?. Rangga membalik pertanyaan itu, kenan Virgie selalu ada di antara Bintang dan Alex?. Alex datang setelah mereka saling melontarkan pertanyaan. Alex bilang kalu dia seneng ngeliat Rangga sama Virgie. Alex juga ngasih ide, gimana kalau mereka double date. Serempak, Rangga bilang asik, Virgie bilang nggak asik.
Tante Nirmala di kamar, kembali menangis. Mencoba menghubungkan antara panti yang disumbang mamahnya selama ini, mamahnya, dan BIntang. Nirmala teringat akan ketidakkuatannya saat berada di rumah sakit bersalin. Dia merasa harusnya dia bisa lebih kuat. Berada di tempat terakhir kali ia melihat anaknya. Meskipun bukan bayi lagi, tapi bagi Nirmala anaknya tetap bayi baginya. Nirmala menatap kotak musiknya.
Malam hari, Bintang nganterin pakaian buat show besok ke rumah Nirmala. Ketemu sama pak Tatak, Bintang terperanjat. Dikiranya opa galak yang muncul. Lagi ngomong sama pak Tatak tentang opa galak, di belakang tiba-tiba muncul ayah Nirmala. Oooppsss. Ayah Nirmala nanya Bintang manggil apa ke dia. Bintang ditanya nggak ngaku-ngaku kalau dia tadi manggil dia “opa galak”. Untung Nirmala segera datang juga. Ppffuuhhh. “legaaa”, kata Bintang. Pulang dari rumah Nirmala, Bintang pelukan dan nyium tangan Nirmala. Nirmala nawarin buat dianter  dia atau pak Tatak. Bintang menolak, kan udah jam istirahat juga. Opa galak ngeliatin dari dalam rumah. Bintang nggak lupa pamitan sama opa galak sebelum pergi.
Pulang dari tempat Nirmala, hape Bintang mati. Marcell lewat jalan itu, danngeliat ada Bintang. Marcell berhenti, seneng bisa ketemu Bintang. Bintang ditawarin buat dianter Marcell. Bintang nolak secara halus, tapi Marcell juga maksa secara halus dengan bilang “rejeki itu nggak boleh ditolak”. Bintang akhirnya menuruti dengan enggan tuntunan Marcell ke dalam mobil.
Alex lagi di mobil sama Virgie dan Rangga. Virgie duduk di depan, sebelah Alex. Rangga duduk di belakang, sendirian. Alex ngeliat Bintang dibimbing masuk sama Marcell buat masuk ke mobil Marcell. Virgie membenarkan itu Bintang dan Alex. Alex mau putar balik, Virgie mempertanyakan, toh BIntang perginya sama cowok baik-baik. Alex bergumam, “bukan itunya”. Rangga naggepin, ngeliat orang yang kita sayang jalan sama orang lain, itulah rasa yang lagi dirasain sama Alex. Alex mau nelpon Bintang, Virgie ngelarang nyetir sambil nelpon. Alex sebeeeeeeellllllll sambil nyetir mobil ke arah pulang.
Di mobil, Marcell ngeliatin Bintang yang lagi tertidur. Marcell nakal nie, dia ngedeketin mukanya ke Bintang. nggak tau mau ngapain. Tapi, keburu ada mobil di belakang yang nglaksonin. Pfffuuhh.  Marcell langsung tancap gas lagi.
Chella lagi jalan di koridor, Banana juga, mereka berpapasan. Chella berbaik hati, tersenyum. Rangga ngeliatin di balik tembok. Chella ngajak Banana jalan. Banana mau. Rangga curiga, mengikuti dari belakang. Ternyata Banana mau dikerjain Chella. Chella nimpukin telur dan terigu di atas kepala Banana. Banana berlumuran telur dan terigu, menangis dan teringat wajah Rangga. Chella bilang ke temen-temen kalau Banana ultah, temen-temen pada nyalamin ngucapin selamat.
Rangga ngeliat kejadian itu, tapi, hanya bisa menatap kasihan. Tak bisa mendekat, Rangga memilih pergi. Belum seberapa jauh, Rangga kepikiran Banana. Rangga kembali ke tempat Banana dikerjain Chella. Banana ngeliat Rangga yang mau mendekatinya. Virgie lewat, menatap kasihan Banana, lantas berlalu. Rangga ngeliat ada Virgie. Rangga nggak jadi ke arah Banana. Rangga ngejar Virgie.
Virgie nanya kok Rangga nggak ngebantuin Banana, kan Banana lagi butuh Rangga. Rangga bilang dia nggak mau ngasih sedikit harapan pun buat Banana. Dia nggak mau Banana salah sangka. Virgie ngingetin Rangga untuk nggak ninggalin orang yang lagi butuh Rangga, seperti dulu, atau nantinya Rangga bakal menyesal. Rangga jongkok di samping Virgie. Rangga minta maaf atas sikapnya dulu. Virgie mendengarkan. Setelah itu, berpesan ke Rangga kalau Banana saat ini sedang butuh Rangga. Virgie pergi. Rangga kembali ke tempat Banana dikerjai Chella. Rangga datang, membimbing Banan but berdiri. Banana senang Rangga ngedatengin dia. Rangga mengingatkan di awal, Banana nggak boleh terlalu berharap sama Rangga kini.
Pagi hari di sekolah, Bintang dan Luvi lagi siaran. Bintang muterin lagu yang katanya pas banget buat orang yang lagi bahagia dan ini lagu terakhir. Alex yang ngedenger Bintang siaran bergumam, jadi tadi malam itu beneran bikin kamu bahagia Bintang. Lagu diputar. Alex mendatangi Bintang dan Luvi di ruang siaran radio. Alex langsung mempertanyakan benarkan kebahagiaan Bintang karena tadi malam minta dijemput sama Marcell habis dari rumah tanten Nirmala. Alex udah cemburu duluan, Bintang lum jawab, Akex udah terpenuhi oleh pikirannya sendiri. Luvi nggak mau ngeganggu. Luvi keluar dari ruang siaran radio.
Di luar, Marcell mendengarkan Bintang dan Alex yang sedang berantem. Luvi lewat, ngeliat Marcell. Luvi ngingetin Marcell, meskipun Marcell ngedenger mereka berantem, tapi hati mereke sebenere nggak. Luvi erlalu. Bintang keluar dari ruang siaran radio, di susul Alex. Bintang ngeliat ada Marcell, nggak bereaksi. Alex ngeliat ada Marcell, sebel. Alex ngejar Bintang.
Alex ngomong tentang Bintan yang selingkuh. Gemes ngedengernya, Bintang mengiyakan kalau dia selingkuh. “Puas?”, katanya ke Alex. Alex shock, “kan gue Cuma nanya, kok lo ngeiyain sih”. Bintang berlalu. Masih sebel sama Alex. Gelang couple yang dia punya, dibuang di pot bunga. Alex ngeliatin, dan ngambil tu gelang setelah Bintang pergi.
Marcell ngusir anak yang duduk di tempat duduk yang mau dia tempatin, di kantin Markonah. Chella ikut-ikutan ngusri anak-anak yang ada di meja belakang Marcell. Chella duduk. Chella ngomong kalau dia sama Marcell tu sebenernya sama. Marcell jahat, Chella juga jahat. Marcell ditakutin anak-anak, Chella juga. Marcell menolak disamain sama Cella, dia bilang dia nggak jahat. Minuman Marcell datang. Marcell mau pergi malahan karena ada Chella. Markonah nahan Marcell yang mau pergi. Chella nggak terima Marcell dipegang-pegang Markonah. Mereka malah berantem deh tuh. Marcell?pergi laaahhhh..
Alex nyusulin Bintang. Alex minta maaf karena udah bilang Bintang selingkuh. Bintang masih sebel, “habisnya lu sih Lex, maksa banget buat bilang gue selingkuh”. Virgie datang, liat adegan Alex-Bintang. Alex manggil Virgie, minta Virgie jadi saksi buat Alex dan Bintang. Alex janji kalau dia nggak bakal nuduh Bintang selingkuh lagi dan minta nmaaf banget-banget karena udah bikin Bintang tersinggung. Alex masangin gelang di tangan Bintang. Bintang tersenyum.
Bersambung.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?