Langsung ke konten utama

TTC ep 41



Di mobil, Nirmala teringat pembicaraannya dengan pak Hari. Pak Hari menceritakan bahwa ternyata yang bertamu ke rumahnya saat si cantik (panggillan pak Hari ke Bintang dulu pas masih bayi, -red) adalah ibunya Nirmala, ibu Rima. Ibu Rima ingin menemui cucunya. Ibu Rima berterima kasih pada pak Hari karena tidak melakukan apa yang diinginkan suaminya. Ibu Rima menangis. Ibu Rima meminta pak Hari untuk tutup mulut atas pertemuannya dengan bu Rima dan apa yang akan bu Rima lakukan. Amplop dari ayah Nirmala masih terbungkus rapi. Bu Rima memberikan amplop lagi pada pak Hari. Ibu Rima lantas membawa si cantik pergi, menggendongnya. Setelah itu, pak Hari tak tau dimana keberadaan si cantik.
Ayah Nirmala bertanya tentang anak cewek dip anti itu yang berusia 16 tahun. Bu Peri bilang ada dua, yang satu udah diadopsi. Bu Peri menjawab ada dua bayi perempuan 16 tahun yang lalu. Yang satu ditinggalkan begitu saja di depan pintu, yang satu diserahkan baik-baik. Ayah Nirmala mengira yang diletakkan di depan pintu yang cucunya, karena nggak mungkin pak Hari berani ngantar secara baik-baik. Setelah mendengar dan mengati papan tulisan panti itu, ayah Nirmala pergi.kemana? sekolah Bintang.
Alex dan BIntang gandengan tangan. Lagi jalan di koridor, Bintang melihat sosok mirip opa galak. Baru mau mendekati tempat persembunyian opa galak, tante Nirala udah manggil Bintang. Bintang nggak enak karena tante Nirmala sampai harus menjemputnya. Tapi Nirmala bilang nggak papa, sekalin jalan ke tempat show. Tante Nirmala ketemu Alex. Nirmala bertanya tentang kabar mamahnya Alex. Alex bilang mamahnya baik-baik aja. Alex mau nanya kenapa tante Nirmala jadi jarang main ke rumah. Tapi Nirmala nggak ngeh sama pertanyaan Alex karena melihat sosok seperti ayahnya berjalan sambil menutup mukanya dari samping. Nirmala segera mengajak BIntang pergi, setelah say bye sama Alex. Alex bilang dadah ke my couple cie cie..
 Di mobil, Bintang lagi ngebalesin smsnya Alex. Baru aja ketemu di sekolah, udah sms terus. Tante Nirmala ngebiarin dan bilang, kalau gitu berarti Alex bener-bener sayang sama Bintang. sampai-sampai Alex pingin tau Bintang gimana disetiap saatnya.
Bintang milihin baju untuk show Nirmala. Nirmala dibantu juga oleh perias. Bintang makein sepatu ke Nirmala juga, nyoba mana yang cocok sama gaun merah Nirmala. Sherly lewat, melihat itu semua. Sebel. Lantas berlalu. Sudah waktunya Nirmala naik panggung. Bintang lagi ngeberesin sepatu-sepatu yang tadi dicoba Nirmala. Sherly masuk. Bintang  baik-baik bertanya kok ada tante galak di situ tapi Sherly  menumpahkan kesebelannya sama Bintang. Pak Tatak menggil Bintang, bilang kalau Rossa – temen artisnya Nirmala – manggil Bintang buat ke ruang make up nya. Bintang mau pergi, ditahan sama tante galak. Bintang ngasih saran ke tante galak buat nggak usah marah-marah, senyum, kan lagi banyak penyakit darah tinggi dan stroke. Bintang langsung keluar mengajak pak Tatak. Sherly yang masih sebel ngejutuhin baju-baju show Nirmala, lalu pergi.
Pulang dari show, Bintang ngantuk. Nirmala ngomong, Bintang nggak nanggepin. Bintang tertidur di mobil. Nirmala teringat dengan cirri si cantik yang dikatakan pak Hari, yaitu tahi lalat di pundak, entah kanan atau kiri. Nirmala penasaran ingin tahu. Mencoba pertama kali, Bintang terbangun. Nirmala lalu meminta Bintang tidur aja, toh masih jauh. Bintang tidur lagi. kali ini, yap, Nirmala berhasil melihat pundak Bintang. sesaat setelahnya, Nirmala memeluk Bintang, menangis, bahagia. Bintang terbangun,bertanya kenapa tante Nirmala menangis. Tante Nirmala bilang kalau tante bahagia dan bukannya bersedih. Tante Nirmala masih memeluk Bintang, erat. Pak Tatak tidak tahu apa yang sedang terjadi, hanya melihat ke belakang via kaca depan.
Sampai rumah, Nirmala terlihat capek. Papanya menunggu ternyata. Melihat Nirmala, papanya bertanya tentang anak SMA yang pernah menginap di rumah, kok nggak nginap lagi?. Nirmala bilang mau istirahat capek. Papa naik ke atas. Nirmala mungkin udah berpikir lebih jauh kali ya,, bilang ke papanya gini kira-kira “papa jangan ngegangguin Bintang, dia Cuma asisten yang ngebantu kerjaan Nirmala”. Papa dalam hati malah bilang “anak itu suka bangun malam-malam ke dapur, jadi kangen, pingin rame aja sebenernya”.
Di kamar, Nirmala mengambil baju-baju bayi yang disimpannya. Nirmala juga mengeluarkan kado-kado yang dia persiapkan untuk anaknya sejak 16 tahun yang lalu. Saat menangis karena bahagia, foto mamahnya jatuh. Nirmala berterima kasih pada mamahnya lewat foto itu. ternyata selama ini mamahnya nggak salah. Mamahnya mengajarkan Nirmala untuk tegar. Dan samapi saatnya sekarang.
Pagi hari, mamah Alex nganterin Alex sampai sekolahan. Mamahnya bilang, kan ini hari kasih sayang. Alex agak merasa keberatan karena mamahnya nggak Cuma udah nganter Alex ke sekolah, tapi juga mbuat nasi goreng pink, susu pink, dan ngasih coklat ke Alex. Mamah mengalihkan pembicaraan dengan nanyain siapa gadis yang udah bikin Alex senyum-senyum dan selalu bawa hape ke tempat tidur. Alex bilang, ada tapi mungkin lum berangkat. Alex baru mau bilang kalau anak gadis itu deket sama tante Nirmala, tapi Rangga keburu datang dan minjem pr ke Alex karena kemarin dia nggak masuk. Alex pamitan sama mamah buat ngasih pr sama Rangga di kelas aja.
Bintang diantar oleh tante Nirmala. Tante Nirmala ngejemput Bintang di panti buat barengan berangkat ke sekolah. Bintang ngerasa ngerepotin tapi tante bilang “kalau sayang nggak ada kata repot”. Bintang komentar, kata-kata tante Nirmala mirip banget sama kata-kata Alex. Tante Nirmala bilang bakal ngelakuin apa aj abuat Bintang. tante Nirmala pengen ngehabisin sebanyak waktunya sama Bintang. bintang pamit, mau masuk kelas. Sherly melihat adegan Bintang dan tante Nirmala.
Sherly mendatangi Nirmala. Sherly ngira Nirmala datang buat ketemu Alex. Sherly ngingetin Nirmala kalau Alex itu anaknya, Nirmala nggak usah deket-deket Alex. Nirmala nggak ngeh sama yang diomongin Sherly. Sherly langsung pergi. Masih dengan tampang sebelnya. Nirmala justru tertawa dan berkata “dua orang yang aku sayangi ternyata telah saling menyayangi terlebih dulu”.
Brian nyariin bu Jennifer. Mau kasih coklat. Eee, ketemu bu Yufa. Bu Yufa tertarik sama coklat Brian, tapi, nggak mungkin dong Brian ngasih ke Bu Yufa. Nah, Brian bilang tu coklat buat bu Jennifer, tapi bu Yufa bilang kalau bu Jennifer nggak masuk karena sakit. Cewek-cewek pada ngedatengin Brian, ngasih coklat. Sekarang total coklat di tangan Brian ada 5, 1 buat bu Jennifer dan 4 dari cewek-cewek. Bu Yufa minta coklat e Brian (ni bu Yufa mupeng sama coklat kayaknya, bukan ama Briannya, -red). Ok, Brian kasih 2, asalakan bu Yufa nggak gangguin Brian seharian ini. Ok, deal.
Virgie berpapasan sama Alex. Virgie ngasih coklat ke Alex. Buat apa? Alex lum nerima, Virgie minta coklat buat dia. Alex ngeliat Bintang, Alex jongkok depan Virgie. Alex nanya, bisik-bisik, emangnya coklat sama bunga penting banget ya buat cewek di tanggal 14 februari?. Virgie jawab, ya penting bangetlah. Langsung, Alex minta tu coklat dari Virgie, pinjem deh. Terus ke deket bunga mawar, dicabut. Bintang samapi di tempat Virgie dan Alex. Alex ngasih bunga dan coklat ke Bintang, tepat di hadapan Virgie. Bintang nerima, tapi terus dibalikin. “modal dikit dong Lex”. Bintang ngajak Virgie pergi.
Virgie ketawa sama Bintang. ternyata Bintang ngeliat apa yang dilakuin Alex sejak jalan menghampiri mereka. Marcell datang, ngasih coklat ke Bintang. Bintang bilang makasih. Virgie nggak dapet. Bintang ngebagi tu coklat jadi dua. Speparuh buat Virgie separuh buat Bintang. Alex ngeliatin dari jauh, berkata dalam hati “kalian orang-orang yangaku sayangi”. Alex menghampiri Virgie, Bintang, dan Marcell. Marcell berbalik pergi. Virgie bilang makasih. Marcell menoleh, tersenyum ke Virgie. Ngeliatin Alex, dalam hati berkata “awas kalao lo sampai bikin adek gue nangis, Lex”.
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?