Langsung ke konten utama

TTC ep 28



Marcell segera sadar saat Alex bilang kalau Bintang itu pacarnya dan nggak seharusnya Marcell megang tangannya Bintang. Marcell segera ngelepasin pegangan tangannya ke Bintang. Alex langsung narik Bintang keluar dari UKS. Bintang sampai sempoyongan ngikutin Alex yang keluar UKS dengan marah. Mr. Kliwon yang ikutan masuk dan menyaksikan hanya measa penasaran dengan apa yang terjadi. Marcell terduduk setelah Alex membawa Bintang pergi.
Michella lagi nangis, sedih, sendirian. Brian datang ngasih tisu. Chella nyambut tisu itu dengan baik. Brian nyari kesempetan tuh. Michella aja nyampe nyandar di bahu Brian. Tapi nggak lama, Michella langsung sadar dan ninggalin Brian. Michella bilang jangan nyari-nyari kesempatan pas Chella lagi sedih. Sebelum Chella pergi, Brian bilang Marcell nggak akan ngeliat lo, tapi Brian akan selalu ngeliat lo. Michella pergi setelahnya. Bu Jennofer lewat, Brian langsung ngejar bu Jennifer.
Alex narik Bintang lewat lorong di mana Virgie lagi diam duduk di kursi rodanya. Virgie manggil Bintang tapi Alex yang marah masih aja narik tangan Bintang kuat banget. Virgie yang mau ngejar di halangin sama Rangga. Virgie dalam hati bertanya, “ada rahasia apa sebenarnya antara kalian berdua Lex?”. Rangga ngajakin Virgie ke kantin. Lum sempet Virgie ngejawab ajakan Rangga, Marcell datang dan nyuruh Rangga pergi. Bersitatap sejenak, Rangga milih pergi. Marcell bilang kalau Virgie yang nggak bisa jalan itu kakinya, bukan mata hatinya jadi harus lebih bisa.
Marcell lagi jalan sendirian. Dia ngeliat Alex lagi sama Bintang lagi ngomong. Marcell ngeliatin dari kejauhan. Ekspresi wajahnya berubah-ubah saat melihat Alex dan Bintang ngomong, Bintang berdiri, dan terakhir Bintang nampar Alex.
Alex ngajak Bintang dan nyuruh Bintang duduk di kursi di lorong depan ruang kepala sekolah. Alex megang pundak Bintang, erat banget. Bintan ngeliat memar di tangan Alex. Tapi Alex nggak ngehiraukan itu karena udah terlanjur cemburu. Alex benar-benar cemburu. Alex ngelarang Bintang untuk ngomong ataupun ketemuan sama Marcell. Bintang itu ceweknya Alex dan nggak boleh bersikap manis ke Marcell.
Bintang bilang kalau dia sama Marcell juga nggak ngapa-ngapain di UKS, Cuma ngobrol aja. Marcell cuma mau ngobrol dan butuh temen ngobrol. Alex tetep nggak terima dan ngelarang Bintang buat ngobrol sama Marcell. Bintang bilang nggak bisa Bintang nglakuin itu ke Marcell sama Virgie karena Bintang punya hutang budi sama mereka. Bintang langsung mau pergi ninggalin Alex. Alex yang marah langsung bilang, “berapa utang lo, gue bayarin!”. Bintang langsung berbalik, dan nampar Alex. Bintang segera pergi setelahnya.
Bintang jalan ninggalin Alex. Dalam pikiran Bintang terngiang dengan kejadian tadi. Bintang berkata dalam hati, kalau apa yang diucapin Alex terlalu menyakitkan buat Bintang. Bintang berjalan kea rah ruang siaran radio sekolah. Bintang Cuma muterin lagu sambil termenung di ruang siaran. Alex nyusulin ke ruang siaran tapi hanya berdiri melihat dari luar ruangan. Dalam hati Alex berkata, “maafin gue cewek setengah mateng, gue cemburu”. Alex segera berlalu.
Virgie di dalam kelas masih memikirkan tentang apa yang sebenarnya ada di antara Bintang dan Alex. Rangga yang tempat duduknya di belakang, ngeliatin Virgie dari tempat duduknya. Virgie yang ngerasa diliatin sempet nengok ke Rangga sebentar. Rangga hanya tersenyum manis.
Marcell lagi berdiri bersandar pada tiang di lorong sekolah. Marcell bahagia karena dia bisa berduaan dengan Bintang di UKS, ngobrol bentar, dan itu semua bukan mimpi. Marcell senyum-senyum nginget itu semua. Michella yang tadi habis nangis berdiri besandar di tiang sebelahnya sambil menatap Marcell. Dalam hati Michella berkata kalau suatu saat nanti, Marcell bakal berlari ngejar Chella. pasti.
Bintang lagi duduk di bangku bawah pohon taman depan kelas. Alex ngeliat Bintang dan mendekatinya dengan takut-takut. Bintang masih terlihat sedih dan males untuk ketemu Alex. Alex minta maaf karena udah bersikap kayak tadi, Alex bilang dia cemburu. Bintang ngejawab kalau Alex harusnya nggak cemburu kalau Alex yakin bahwa rasa mereka sama. Bintang nggak mau Alex ngulangin lagi kata-katanya tadi karena itu amat menyakitkan hati Bintang. Alex kembali tengilnya, bilang kalau berarti rasa kita beneran udah sama nie?. Bintang senyum aja dan beranjak ninggalin Alex. Alex bilang, “I love u my couple cie-cie”. Virgie yang kebetulan lewat, ngeliat mereka berdua dan mengamati apa yang mereka bicarakan. Virgie sedih (kayaknya udah mulai paham sekarang, -red), dan segera berlalu. Alex seperti melihat sosok Virgie berlalu setelah senyum-senyum karena ucapannya ke Bintang.
Di kelas, Virgie lagi termenung sedih. Rangga ngedeketin. Alex datang, nanya apa tadi Virgie ada di lorong sekolah. Virgie ngeles bilang kalau tadi dia belajar kimia sama Rangga. Buku yang di depan Virgie buku ekonomi, Alex nanyain kimia tau ekonomi?. Rangga giliran yang ngejawab kalau tadi emang belajar kimia tapi sekarang mau belajar ekonomi. Virgie mengalihkan dengan nanya ke Alex, dia bisa nemenin Virgie terapi sore ini nggak. Alex mikir lama, dia keinget sama janjinya ke Bintang pas berangkat sekolah kalau nanti malam Bintang harus mau diajak ke café buat first date mereka, pokonya Alex bakal nunngguin samapi Bintang dateng ke café. Ngelamun, Rangga yang nyamber kesempatan itu. Kalau Alex nggak bisa, Rangga mau nemenin Virgie terapi. Kalau Alex nggak bisa, Virgie bisa sendiri dan Rangga nggak usah repot-repot. Alex jadinya mau.
Pulang sekolah, Bintang ketemuan sama tante Nirmala buat makan siang di café. Tapi Bintang bawa bekal, jadi Bintang nemenin tante Nirmala makan aja di dalam. Tante Nirmala malah mau minta bekalnya. Suka sama bekalnya Bintang, tante Nirmala yang megang kotak makan dan sendok, Bintang disuapin. Tiba-tiba tante Nirmala sedih. “Kenapa?”, tanya Bintang. Tante Nirmala bilang kalau dia kangen sama anaknya. Bintang kaget karena setaunya tante Nirmala belum menikah. Tante Nirmala bercerita tentang kehidupannya.
Sebenarnya Nirmala sudah menikah siri dengan seorang pria yang ia cintai tapi tidak disetujui ayahnya. Nirmala tetap bertahan dengan cintanya sampai ia mengandung. Nirmala meminta agar ayahnya merestui mereka dan menikahkan ulang mereka. Saat ayahnya bersedia menikahkan ulang mereka, ternyata pria itu tidak datang. Nirmala sungguh bersedih dan menangis sejadinya. Ibunya saat itu menenangkan Nirmala.
Nirmala terlihat ingin menangis. Bintangminta maaf karena pernah bilang kalau kita terlalu kuat untuk menangis. Tapi, terkadang menangis bisa membuat perasaan menjadi lebih tenang, lebih plong. Jadi kalau tante Nirmala mau meangis nggak papa. Pertemuan mereka berakhir, tante Nirmala pingin ngajak Bintang jalan-jalan tapi Bintang ada janji. Jani apa? First date sama Alex. Tante Nirmala excited sama first date-nya Bintang. Tante Nirmala segala ngajak Bintang buat di make-over.
Di rumah, Virgie lagi latian jalan dibimbing oleh terapisnya. Alex lagi keliatan kalut, inget janjinya ke Bintang buat makan malam di café sebagai first date mereka. Keliatan nggak semangat, Virgie dapat semangat dari ibu terapis untuk bisa segera berjalan seperti yang dimaui Virgie. Dalam hati Virgie berkata, kalau Virgie udah bisa jalan Alex lantas akan meninggalkannya. Ibu terapis manggil  Alex buat ngegantiin terapis mbimbing Virgie. Baru dibimbing sebentar Virgie udah seneng. Alex ngganti alat yang dipake belajar jalan Virgie dengan tangan dan dirinya.
Selesai terapi Alex, ibu terapis, dan Virgie masih duduk di ruang latian tadi. Alex udah nggak enak ati aja, udah buru-buru pingin pergi, udak nggak betah duduk. Papa Virgie pulang, ibu terapis laporan kalau Virgie semangat karena ditemenin sama pacarnya. Alex nggak tau apa yang diomongin papa dan ibu terapis karena masih kalut sama pikirannya. Bintang sms kalau 20 menit Alex nggak datang, Bintang bakal pulang. Papa manggil Alex beberapa kali nggak direspon, sampai akhirnya Alex sadar kalau ada papa Virgie. Papa Virgie bilang kalau Alex nggak dengerin omongan penting mereka, Virgie langsung kasih kode ke papa biar nggak ngomong apa yangbarusan diobrolin papa dan ibu terapis. Papa ngajak mereka semua makan. Kali ini makanannya pasti enak karena beli di luar.
Bintang udah duduk manis meski agak nggak nyaman dengan pakaiannya yang girly, beda sama style dia biasanya. Makanan udah dipesenin (sama Alex kayaknya, -red). Lama nungguin Alex, Bintang udah mau beranjak pergi, saat ada pelayan dan petugas keamanan ngedatengin dia dan bilang kalau Alex barusan telpon dan semua ini habisnya 5 juta, yang bayar Bintang. Jadi Bintang harus nungguin Alex datang. Berasa seperti tahanan karena diliatin terus sama petugas keamanan.
Alex lagi mau mulai makan saat Marcell pulang. Papa nyuruh Marcell ikutan makan. Marcell awalnya nggak ngeliat Alex tapi sedetik kemudian Marcell langsung marah-marah dan minta Alex segera keluar dari rumah. Alex ngira tu kesempatan buat pulang kali ya, tapi papa Virgie malah nahan Alex dan bilang ke Marcell kalau Alex tamu di rumah papanya sehingga Marcell nggak boleh ngusir-ngusir seenaknya. Marcell marah, bilang kalau iini memang rumah papanya dan Marcell hanya numpang. Marcell segera keluar disusul papanya.
Di luar, papa minta biar Marcell nggak kayak gitu. Papa tanya ke Marcella pa yang harus dilakukan papa buat nebus kesalahan papa biar Marcell bisa nyaman ada di rumah dan bersama papa dan Virgie. Marcell juga nggak tau jawabannya, jadi papa percuma nanya gitu ke Marcell. Sejak mamanya pergi, keluarga ini hanya tinggal papa dan Virgie. Marcell yang salah. Marcell pergi. Papa masih sedih karena nggak tau harus gimana. “Maafin papa, Cell, ini smeua salah papa”, ungkap papanya.
Kembali ke meja makan, makanan utama sudah selesai. Mbok Tum mbawain pudding. Jadi harus makan pudding dulu. Alex tambah nggak tenang. Hampir kesedak. Pura-pura punya alergi sama pudding, terus pamit pulang.
Marcell ke taman ketemuan sama Brian dan Chopstick. Michella dateng sama Banana ngebawain kue buat Marcell. Marcell malah nggak mau kue itu, malah ditimpukin ke muka Chella. Marcell terus ninggalin Chella dan temen-temennya. Brian menawarkan diri lagi, tapi Chella tetep nggak mau dong. Brian nyusulin Chella yans pergi duluan. Chopstick ngajak Banana buat ke tempat anak-anak yan sepedaan, mau diajarin katanya padahal juga Chopsticknya nggak bisa.
Di jalan, Marcell nelpon Bintang. Kebetulan, Bintang langsung ngangkat telpon dari Marcell dan minta Marcell nyelametin dia di café karena Bintang udah berasa kayak tahanana. Marcell langsung bilang oke. Macetnya jalan sempet bikin Marcell terlambat datang.
Di jalan lain ada Alex yang juga lagi ngejar waktu buat nyampe ke café, segera. Sampai di café, Bnitang udah bercucuran air mata. Bintang udah berasa kayak tahanan. Alex bilang itu Cuma bercanda biar Bintang nggak pulang duluan. Alex ngajak Bintang duduk buat ngejelasin kenapa dia datang terlambat, tapi Bintang udah keburu dongkol. Bintang bilang nggak mau liat muka Alex lagi. Bintang terus lari.
Alex ngejar Bintang. Bintang sembunyi. Begitu Alex berlalu, Bintang keluar. Bintang menyayangkan apa yang udah terjadi. Bintang marah, katanya Alex yang bakal nungguin di café tapi nyatanya Bintang yang nugguin. Bintang berjalan sendiri sambil nenteng alas kakinya. Alex nyariin sambil naik mobil. Alex sebel sama dirinya sendiri karena seharian ini dia udah berbuat salah terus. Kejadian tadi di sekolahan, dan sekarang di café.
Marcell baru aja datang pas Bintang dan Alex udah nggak ada di café. Marcell nelpon Bintang, tapi hapenya nggak aktif. Marcell nyariin Bintang pake mobil juga. Bintang berhenti sebentar, nyandar ke tiang di jalanan. Mobil Marcell datang duluan. Marcell langsung ngelepas jaketnya buat dipakai sama Bintang. Michella ngeliat adegan ini dari dalam mobil Banana.
Mobil Alex nyusul kemudian. Alex ngeliat Bintang udah dipakein jaket sama Marcell. Bintang habis bercucuran air mata. Nggak perlu waktu lama, Bintang minta Marcell buat nganterin dia pulang. Bintang mau masuk mobil Marcell tapi Alex nahan Bintang. Marcell sigap ngalangin Alex yang mau nahan Bintang masuk mobil. Bintang bilang dia Cuma mau pulang, mau istirahat. Dia nyesel udah nglakuin semua ini (dandan dan nunggu di café kali ya, -red) buat orang yang dia …. (sayang, kayaknya mau bilang gitu,tapi nggak kesampean,  -red) tapi tenrnyata hanya dianggap lelucon. Bintang langsung masuk mobil.
Alex ngsih peringatan ke Marcell biar nggak manfaatin keadaan karena Marcell nggak akan dapat apa yang dia mau. Tapi Marcell udah cukup merasa menang dengan Bintang milih dia buat nganter pulang dan sekarang ada di mobilnya.
Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?