Langsung ke konten utama

TTC ep 48



Virgie mendengarkaan semua perkataan Marcell dan Alex di dalam kamar mandi. Virgie menangis sambil memutar kursi rodanya, pergi. Marcell meninggalka Alex di dalam kamar mandi. Berpikir.
Malam, di rumah Virgie, Alex udah duduk di kursi tamu. Papa Virgie nemuin Alex. Seklai lagi bilang terima kasih karena Alex udah membuat Virgie bahagian dengan selalu ada di sisinya. Alex bilang semua itu tulus. Bahkan Alex sekarang membaca buku-buku tentang penyakit Virgie, tentang syaraf. Alex ingin bisa memberikan harapan hidup baru bagi orang-orang sepertiVirgie yang udah divonis nggak bisa sembuh. Marcell lewat mendengarkan obrolan papa dan Alex. Marcell berkomentar, Alex omong doang. Marcell berlalu pergi.
Papa manggil Marcell, nyusulin. Papa minta bukti ke Marcell kalau alex itu omong doang. Toh Marcell yang jelas punya hubungn darah, harusnya ikut duduk di meja makan untuk makan masakan Virgie. Marcell bilang ke papa, kalau papa mau bukti omong doang-nya Alex, udah telat. Marcell keliatan cuek. Pergi ninggalin papa. Papa balik, mau ke meja makan.
Bintang diam-diam keluar, telpon tante Nirmala. Bertanya kabar. Tante Nirmala baik. Tante Nirmala berpesan agar Bintang rajin belajar. Oke. Bintang minta maaf karena nggak bisa nemenin tante Nirmala tur di lima kota. Ngak papa kata tante. Tapi Bintang bilang kalau dia mau bikin desain untuk tante Nirmala.
Ibu Peri melihat Bintang bersembunyi di balik tiang depan rumah. Bu Peri tersenyum. Bintang berbalik, kaget. Bintang minta maaf karena barusan nelpon tante Nirmala. Ibu Peri bilang nggak papa. Toh bu Peri nggak pernah ngajarin untuk memutuskan hubungan silaturrahmi, apalagi sama  orang yang baik pada mereka. Ibu Peri hanya melarang Bintang untuk bekerja pada tante Nirmala dengan jam kerja yang nggak jelas. Dan ibu Peri mau agar nilai Bintang kembali seperti dulu. Bintang berterima kasih pada ibu Peri, memeluknya. Dalam hati Bintang berkata, berarti boleh kalau mau ketemu tante Nirmala.
Di meja makan, Virgie, papa, dan Alex sudah siap. Menu utama, ayam bakar, dimasak oleh Virgie. Yang lain dibantuin mbok Tum. Alex ngambil makan, papa juga. Marcell datang, duduk. Papa dan Alex amazing. Virgie seneng banget. Tersenyum dan ngambilin buat kak Marcell. Pokoknya mala mini harus makan besar semua, harus dihabisin. Mereka mulai makan.
Belum selesai makan, Virgie pamit duluan ke kamar. Di kamar, Virgie teringat kata-kata Alex dan kak Marcell di dalam kamar mandi sekolah. Virgie menagis. Virgie mencoba berdiri, nggak bisa. Virgie mengambil obat-obatnya. Di meja makan papa, Marcell dan Alex berpikir, sedih.
Papa meninggalkan meja makan duluan ke kamar Virgie. Merasa ada yang aneh, papa masuk ke kamar Virgie. Papa ngeliat Virgie histeris. Papa berusaha menenangkan Virgie, meluk Virgie. Virgie bener-benr sebel. Virgie ngejauh dari papa. Virgie keluar kamar.
Marcell nyuruh Alex keluar dari rumah. Marcell ngedorong Alex nyampe jatuh. Marcell bilang kalau Alex nggak usah ngira jadi guardian ange-nya Vorgoe. Marcell negesin kalau Alex yang justru bikin Virgie tambah sakit. Marcell mau masuk, Alex masih maksa mau masuk. PIntu gerbang segera ditutup sama Marcell. Alex terkunnci di luar. Alex teriak minta Marcell mbukain pintu.
Marcell masuk rumah. Berpapasan sama Virgie yang kelaur kamar. Virgie sebel sama kak Marcell juga. Virgie mau berlalu aja. Marcell mau nahan Virgie, tapi Virgie nangis sambil ngeliatin Marcell. Papa keluar kamar nyusulin Virgie, Virgie nggak mau dideketin papa. Virgie pergi tanpa berkata apa-apa sama Marcell. Papa dan Marcell bersitatap. Papa teringat akan perkataan dokter akan kondisi Virgie. Marcell ninggalin papa.
Nggak langsung pulang, Alex masih bertahan di luar. Alex sebeeeeeeeeeelllllll. Nggedor-nggedor pintu gerbang. Seebeeeelllll.
Marcell kembali ke meja makan. Mbok Tum mau ngeberesin meja makan, tapi nggak dibolehin sama Marcell. Marcell teringat akan perkataan papa, bahwa mereka tinggal menunggu waktu. Masih banyak makanan di meja makan. Teringat itu hasil prakarsa Virgie, Marcell melahap masakan yang ada di meja makan, sambil menangis. Mbok Tum memperhatikan dari dapur, turut bersedih.
Ale pulang, naik mobilnya. Masih memikirkan tentang kejadian barusan, tentang Virgie.
BIntang baru balik dari membeli belanjaan buat ibu Peri. Di jalan, mamahnya Alex ngeliat Bintang. mamah Alex memberhentikan mobilnya. Mamah Alex semacam memberikan petuah untuk BIntangg, agar nggak deket-deket sama Alex. Yaa, mamanya Alex nggak setuju kalau Alex sama Bintang yang anak panti karena menurut mamahnya Alex Bintangg nggak cukup berada dan pantas untu Alex. (belum tau tu mamahnya Alex, kalau Bintang anakanya tante Nirmala -_-, -red).
Virgie keluar rumah ternyata. Padahal di luar ujan deres banget pake petir. Papa dan Marcell keluar rumah bawa paying nyariin Virgie. Samapi denpan gerbang rumah, keduanya berpencar. Marcell manggil-manggil Virgie. Marcell ngelait Virgie, mendekatinya, membujuk Virgie pulang. Dalam perjalanan pulang, Marcell-Virgie ketemu papa. Papa dan Marcell ngedorong kursi roda Virgie menuju rumah.
Bintang masih di jalan pulang saat ujan turun. Bintan gteringat dengan pertemuannya dan perkataan dengan mamahnya Alex tadi. Bintan benar-benar merasa sedih dan tersakiti dengan perkataan mamahnya Alex. Alih-alih masuk panti, Bintang menuju halaman depan panti (bersama dengan hujan sehingga airmatanya tak terlihat, sehingga tak keliahatan kalau ia sedang menangis, -red). Ibu Peri melihat Bintang dan segera menghampirinya sambil membawa payung.
Di rumah, mereka bertiga basah-basahan tapi udah ganti baju. Ditemani minuman hangat, ketiganya berkumpul di ruang keluarga. Awalnya kakusemua. Tapi, cerita bergulir. Marcell membuat senyum, disusul papa dan Virgie.
Di kamarnya, Bintan gteringat akan kebersamaannya dengan Alex. Tas couple mereka, gelang couple mereka. Dan perkataan mamahnya Alex di siang hari sepulang sekolah. Ibu Peri melihat Bintan bersedih di atas tempat tidurnya. Ibu Peri menghampiri Bintang, memeluknya dengan kasih sayang. Menenangkan.
Di kamarnya, Alex masih bertemankan laptop dan artikel-artikel. Alex benar-benar mencari indormsai tentang penyakit Virgie dengan browsing di internet dan membaca ulang artikel-artikel yang sudah di-printout-nya. Tenggelam dalam kesibukan mencari informasi dan mungkin jika kete,u pengobatan tentang penyakit Virgie, Alex nggak nelpon ataupun sms Bintang. benar-benar focus.
Markonah lagi jalan sendiriran. Di belakangnya ada orang yang mengikuti. Merasa ada yang ngikutin, Markonah nengok ke belakang, nggak ada. Markonah jalan lagi, ngerasa ada yang ngikutin, noleh lagi, nggak ada. Markonah mempercepat langkah, nengok yang terakhir, nggak ada. Pas mau jalan, jeng jeng!. Ada orang gede yang ngehadang Markonah minta harta. Markonah bilang nggak punya, punyanya Cuma cinta dan itupun udah dimiliki Marcell.
Mr. Kliwon datang!menyelamatkan bak pahlawan buat Markonah, hajar sana, hajar sini. Penjahat pun terjengkang dan lari tunggang langgang. Markonah terselamatkan. Tapi tunggu dulu. Markonah menebak-nebak dengan benar. Ini seperti di sinetron-sinetron. Saat Markonah dalam kesulitan, tiba-tiba Kliwon datang menyelamatkan. Ooppsss, rencana Kliwon gagal!> Markonah menginggalkan Kliwon. Orang bayaran Kliwon, yang ceritanya penjahat tadi plus satu lagi temannya, mendatangi Kliwon, minta bayaran. Kliwon yang lari tunggang langgang kali ini.
Di sekolah, Alex keliatan capek banget, nggak focus, linglung. Bintang aja nggak disapa. Luvi yang maunya bilangkalau itu ada Alex ke Bintang, malah dibekap mulutnya sama Bintang biar Alex nggak denger ada dia di situ. Sampai mau masuk kelas, Alex senggolan sama Marcell, mereka saling tatap. Luvi masuk duluan. Bintang nyusulin, Marcell manggil Bintang. Bintang tersenyum nanggepin. Alex bilang kalau Bintang tu ceweknya, harus berapa kali dibilangin sih. Bintang yang ngejawab, kan Cuma nyapa doang. Marcell tersenyum. Bintang masuk kelas.
Chopsticck ngetuk pintu rumah bu Jennifer. Bu Jennifer bertanya kenapa malam-malam datang ke rumah. Chopstick bilang kalau Brian sakit dan minta dibawa ke rumah bu Jennifer. Bu Jennifer bilang kalau beliau bukan dokter. Tpi Brian mintanya gitu. Bu Jennifer ke mobil vw yang diparkir di depan rumah. Bu Jennifer menanyakan kenapa dengan Brian. Brian bilang dia sakit. Tapi badannya nggak panas setelah bu Jennifer cek. Brian terus bilang kalau bu Jennofer putusin tuangannya, teru sama Brian, ntar Brian sembuh. Bu Jennifer bilang nggak bisa, Brian masih muda untuk bisamendapatkan cinta sejatinya. Bu Jennifer masuk rumah.
Di kelas, Alex keliatan murung. Alex ngeliatin bangku Virgie yang kosong. Bintang ngeliatin Alex. Bintang diliatinMarcell. BIntang penasaran kenapa Alex keliatan linglung sedari tadi, Bintang nggak disapa juga. Marcell dalam hati berkata kalau nggak bakal ngelepasin Bintang. Brian masih aja galau. Pas bu Yufa member kesempatan utntuk bertanya, Brian malah curaht kalau dia nggak bisa focus ngikutin pelajaran, jadi mau ijin ke UKS. Ya oke, kata bu Yufa.
Istirahat, Bintang keliatan bingung. Jalan sana, balik, jalan sini balik. Luvi ngeliatnya jadi gemens. Nasehatin. Tapi terus Bintangnya pergi ke ruang siaran.
Di ruang diaran radio, Bintang diam, berpikir, ada apa dengan Alex?. Rangga masuk ruang siaran, nanyain Bintang tau nggak Virgie kenapa nggak masuk. Bintang jawab nggak tau. Rangga nanya Alex nggak cerita-cerita apa gitu?. Nggak juga. Rangga minta Bintang buat nanyain ke Alex, Virgie kenapa. Oke, Bintang mengiyakan. Marcell masuk, nyuruh Rangga keluar. Rangga santai aja, kan ruang siaran radio sekolah, jadi boleh aja dong siapa aja masuk. Bintang bilang nggak bolek siapa aja masuk. Marcell ngerasa dibelain, nyuruh Rangga pergi. Bintang ngeralat, Rangga dan Marcell harus keluar dari ruang siaran.
Istirahat, Alex masih berusaha mencari keterangan tentang sakitnya Virgie, di perpus. Bintang ngikutin ke perpus. Ngeliat Alex dari rak-rak buku. Alex focus banget. Nggak tau juga kalau Bintang di belakangnya lagi ngeliatin dia.
Alex keliatan berpikir keras banget di perpus. Alex berusaha ngehubungin Virgie, tapi, Virgie nggak ngangkat. Di kamarnya Virgie lag inyempuranain sketsanya, wajah Akex. Selesai. Dikasih tittle, Alex, I hate you!! But I miss you..
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?