Virgie mendengarkaan semua perkataan Marcell dan Alex di
dalam kamar mandi. Virgie menangis sambil memutar kursi rodanya, pergi. Marcell
meninggalka Alex di dalam kamar mandi. Berpikir.
Malam, di rumah Virgie, Alex udah duduk di kursi tamu. Papa Virgie
nemuin Alex. Seklai lagi bilang terima kasih karena Alex udah membuat Virgie
bahagian dengan selalu ada di sisinya. Alex bilang semua itu tulus. Bahkan Alex
sekarang membaca buku-buku tentang penyakit Virgie, tentang syaraf. Alex ingin
bisa memberikan harapan hidup baru bagi orang-orang sepertiVirgie yang udah
divonis nggak bisa sembuh. Marcell lewat mendengarkan obrolan papa dan Alex.
Marcell berkomentar, Alex omong doang. Marcell berlalu pergi.
Papa manggil Marcell, nyusulin. Papa minta bukti ke Marcell
kalau alex itu omong doang. Toh Marcell yang jelas punya hubungn darah,
harusnya ikut duduk di meja makan untuk makan masakan Virgie. Marcell bilang ke
papa, kalau papa mau bukti omong doang-nya Alex, udah telat. Marcell keliatan
cuek. Pergi ninggalin papa. Papa balik, mau ke meja makan.
Bintang diam-diam keluar, telpon tante Nirmala. Bertanya kabar.
Tante Nirmala baik. Tante Nirmala berpesan agar Bintang rajin belajar. Oke. Bintang
minta maaf karena nggak bisa nemenin tante Nirmala tur di lima kota. Ngak papa
kata tante. Tapi Bintang bilang kalau dia mau bikin desain untuk tante Nirmala.
Ibu Peri melihat Bintang bersembunyi di balik tiang depan
rumah. Bu Peri tersenyum. Bintang berbalik, kaget. Bintang minta maaf karena
barusan nelpon tante Nirmala. Ibu Peri bilang nggak papa. Toh bu Peri nggak
pernah ngajarin untuk memutuskan hubungan silaturrahmi, apalagi sama orang yang baik pada mereka. Ibu Peri hanya
melarang Bintang untuk bekerja pada tante Nirmala dengan jam kerja yang nggak
jelas. Dan ibu Peri mau agar nilai Bintang kembali seperti dulu. Bintang
berterima kasih pada ibu Peri, memeluknya. Dalam hati Bintang berkata, berarti
boleh kalau mau ketemu tante Nirmala.
Di meja makan, Virgie, papa, dan Alex sudah siap. Menu utama,
ayam bakar, dimasak oleh Virgie. Yang lain dibantuin mbok Tum. Alex ngambil
makan, papa juga. Marcell datang, duduk. Papa dan Alex amazing. Virgie seneng
banget. Tersenyum dan ngambilin buat kak Marcell. Pokoknya mala mini harus
makan besar semua, harus dihabisin. Mereka mulai makan.
Belum selesai makan, Virgie pamit duluan ke kamar. Di kamar,
Virgie teringat kata-kata Alex dan kak Marcell di dalam kamar mandi sekolah.
Virgie menagis. Virgie mencoba berdiri, nggak bisa. Virgie mengambil
obat-obatnya. Di meja makan papa, Marcell dan Alex berpikir, sedih.
Papa meninggalkan meja makan duluan ke kamar Virgie. Merasa ada
yang aneh, papa masuk ke kamar Virgie. Papa ngeliat Virgie histeris. Papa berusaha
menenangkan Virgie, meluk Virgie. Virgie bener-benr sebel. Virgie ngejauh dari
papa. Virgie keluar kamar.
Marcell nyuruh Alex keluar dari rumah. Marcell ngedorong
Alex nyampe jatuh. Marcell bilang kalau Alex nggak usah ngira jadi guardian
ange-nya Vorgoe. Marcell negesin kalau Alex yang justru bikin Virgie tambah
sakit. Marcell mau masuk, Alex masih maksa mau masuk. PIntu gerbang segera
ditutup sama Marcell. Alex terkunnci di luar. Alex teriak minta Marcell mbukain
pintu.
Marcell masuk rumah. Berpapasan sama Virgie yang kelaur
kamar. Virgie sebel sama kak Marcell juga. Virgie mau berlalu aja. Marcell mau
nahan Virgie, tapi Virgie nangis sambil ngeliatin Marcell. Papa keluar kamar
nyusulin Virgie, Virgie nggak mau dideketin papa. Virgie pergi tanpa berkata
apa-apa sama Marcell. Papa dan Marcell bersitatap. Papa teringat akan perkataan
dokter akan kondisi Virgie. Marcell ninggalin papa.
Nggak langsung pulang, Alex masih bertahan di luar. Alex
sebeeeeeeeeeelllllll. Nggedor-nggedor pintu gerbang. Seebeeeelllll.
Marcell kembali ke meja makan. Mbok Tum mau ngeberesin meja
makan, tapi nggak dibolehin sama Marcell. Marcell teringat akan perkataan papa,
bahwa mereka tinggal menunggu waktu. Masih banyak makanan di meja makan. Teringat
itu hasil prakarsa Virgie, Marcell melahap masakan yang ada di meja makan,
sambil menangis. Mbok Tum memperhatikan dari dapur, turut bersedih.
Ale pulang, naik mobilnya. Masih memikirkan tentang kejadian
barusan, tentang Virgie.
BIntang baru balik dari membeli belanjaan buat ibu Peri. Di jalan,
mamahnya Alex ngeliat Bintang. mamah Alex memberhentikan mobilnya. Mamah Alex
semacam memberikan petuah untuk BIntangg, agar nggak deket-deket sama Alex. Yaa,
mamanya Alex nggak setuju kalau Alex sama Bintang yang anak panti karena
menurut mamahnya Alex Bintangg nggak cukup berada dan pantas untu Alex. (belum
tau tu mamahnya Alex, kalau Bintang anakanya tante Nirmala -_-, -red).
Virgie keluar rumah ternyata. Padahal di luar ujan deres
banget pake petir. Papa dan Marcell keluar rumah bawa paying nyariin Virgie. Samapi
denpan gerbang rumah, keduanya berpencar. Marcell manggil-manggil Virgie.
Marcell ngelait Virgie, mendekatinya, membujuk Virgie pulang. Dalam perjalanan
pulang, Marcell-Virgie ketemu papa. Papa dan Marcell ngedorong kursi roda
Virgie menuju rumah.
Bintang masih di jalan pulang saat ujan turun. Bintan
gteringat dengan pertemuannya dan perkataan dengan mamahnya Alex tadi. Bintan
benar-benar merasa sedih dan tersakiti dengan perkataan mamahnya Alex. Alih-alih
masuk panti, Bintang menuju halaman depan panti (bersama dengan hujan sehingga
airmatanya tak terlihat, sehingga tak keliahatan kalau ia sedang menangis,
-red). Ibu Peri melihat Bintang dan segera menghampirinya sambil membawa payung.
Di rumah, mereka bertiga basah-basahan tapi udah ganti baju.
Ditemani minuman hangat, ketiganya berkumpul di ruang keluarga. Awalnya kakusemua.
Tapi, cerita bergulir. Marcell membuat senyum, disusul papa dan Virgie.
Di kamarnya, Bintan gteringat akan kebersamaannya dengan
Alex. Tas couple mereka, gelang couple mereka. Dan perkataan mamahnya Alex di
siang hari sepulang sekolah. Ibu Peri melihat Bintan bersedih di atas tempat
tidurnya. Ibu Peri menghampiri Bintang, memeluknya dengan kasih sayang. Menenangkan.
Di kamarnya, Alex masih bertemankan laptop dan
artikel-artikel. Alex benar-benar mencari indormsai tentang penyakit Virgie
dengan browsing di internet dan
membaca ulang artikel-artikel yang sudah di-printout-nya.
Tenggelam dalam kesibukan mencari informasi dan mungkin jika kete,u pengobatan
tentang penyakit Virgie, Alex nggak nelpon ataupun sms Bintang. benar-benar focus.
Markonah lagi jalan sendiriran. Di belakangnya ada orang
yang mengikuti. Merasa ada yang ngikutin, Markonah nengok ke belakang, nggak
ada. Markonah jalan lagi, ngerasa ada yang ngikutin, noleh lagi, nggak ada.
Markonah mempercepat langkah, nengok yang terakhir, nggak ada. Pas mau jalan,
jeng jeng!. Ada orang gede yang ngehadang Markonah minta harta. Markonah bilang
nggak punya, punyanya Cuma cinta dan itupun udah dimiliki Marcell.
Mr. Kliwon datang!menyelamatkan bak pahlawan buat Markonah,
hajar sana, hajar sini. Penjahat pun terjengkang dan lari tunggang langgang. Markonah
terselamatkan. Tapi tunggu dulu. Markonah menebak-nebak dengan benar. Ini seperti
di sinetron-sinetron. Saat Markonah dalam kesulitan, tiba-tiba Kliwon datang
menyelamatkan. Ooppsss, rencana Kliwon gagal!> Markonah menginggalkan
Kliwon. Orang bayaran Kliwon, yang ceritanya penjahat tadi plus satu lagi
temannya, mendatangi Kliwon, minta bayaran. Kliwon yang lari tunggang langgang
kali ini.
Di sekolah, Alex keliatan capek banget, nggak focus,
linglung. Bintang aja nggak disapa. Luvi yang maunya bilangkalau itu ada Alex
ke Bintang, malah dibekap mulutnya sama Bintang biar Alex nggak denger ada dia
di situ. Sampai mau masuk kelas, Alex senggolan sama Marcell, mereka saling
tatap. Luvi masuk duluan. Bintang nyusulin, Marcell manggil Bintang. Bintang
tersenyum nanggepin. Alex bilang kalau Bintang tu ceweknya, harus berapa kali
dibilangin sih. Bintang yang ngejawab, kan Cuma nyapa doang. Marcell tersenyum.
Bintang masuk kelas.
Chopsticck ngetuk pintu rumah bu Jennifer. Bu Jennifer
bertanya kenapa malam-malam datang ke rumah. Chopstick bilang kalau Brian sakit
dan minta dibawa ke rumah bu Jennifer. Bu Jennifer bilang kalau beliau bukan
dokter. Tpi Brian mintanya gitu. Bu Jennifer ke mobil vw yang diparkir di depan
rumah. Bu Jennifer menanyakan kenapa dengan Brian. Brian bilang dia sakit. Tapi
badannya nggak panas setelah bu Jennifer cek. Brian terus bilang kalau bu
Jennofer putusin tuangannya, teru sama Brian, ntar Brian sembuh. Bu Jennifer bilang
nggak bisa, Brian masih muda untuk bisamendapatkan cinta sejatinya. Bu Jennifer
masuk rumah.
Di kelas, Alex keliatan murung. Alex ngeliatin bangku Virgie
yang kosong. Bintang ngeliatin Alex. Bintang diliatinMarcell. BIntang penasaran
kenapa Alex keliatan linglung sedari tadi, Bintang nggak disapa juga. Marcell
dalam hati berkata kalau nggak bakal ngelepasin Bintang. Brian masih aja galau.
Pas bu Yufa member kesempatan utntuk bertanya, Brian malah curaht kalau dia
nggak bisa focus ngikutin pelajaran, jadi mau ijin ke UKS. Ya oke, kata bu
Yufa.
Istirahat, Bintang keliatan bingung. Jalan sana, balik,
jalan sini balik. Luvi ngeliatnya jadi gemens. Nasehatin. Tapi terus Bintangnya
pergi ke ruang siaran.
Di ruang diaran radio, Bintang diam, berpikir, ada apa dengan
Alex?. Rangga masuk ruang siaran, nanyain Bintang tau nggak Virgie kenapa nggak
masuk. Bintang jawab nggak tau. Rangga nanya Alex nggak cerita-cerita apa
gitu?. Nggak juga. Rangga minta Bintang buat nanyain ke Alex, Virgie kenapa. Oke,
Bintang mengiyakan. Marcell masuk, nyuruh Rangga keluar. Rangga santai aja, kan
ruang siaran radio sekolah, jadi boleh aja dong siapa aja masuk. Bintang bilang
nggak bolek siapa aja masuk. Marcell ngerasa dibelain, nyuruh Rangga pergi.
Bintang ngeralat, Rangga dan Marcell harus keluar dari ruang siaran.
Istirahat, Alex masih berusaha mencari keterangan tentang
sakitnya Virgie, di perpus. Bintang ngikutin ke perpus. Ngeliat Alex dari
rak-rak buku. Alex focus banget. Nggak tau juga kalau Bintang di belakangnya
lagi ngeliatin dia.
Alex keliatan berpikir keras banget di perpus. Alex berusaha
ngehubungin Virgie, tapi, Virgie nggak ngangkat. Di kamarnya Virgie lag
inyempuranain sketsanya, wajah Akex. Selesai. Dikasih tittle, Alex, I hate
you!! But I miss you..
Bersambung.
Komentar
Posting Komentar