Langsung ke konten utama

TTC ep 46



Marcell lagi ngompres tangan Bintang dengan sekantong es batu di sebuah café. Bintang keliatan galau. Marcell minta Bintang cerita ada apa. Bintang mikir. Tiba-tiba Chella masuk café. Awalnya Chella nggak tau ada Bintang dan Marcell. Banana yang liat, dan dia ngasih tau Chella. ngeliat Bintang lagi sama Marcell, nggak pakai basa-basi Chella langsung ngedatengin mereka berdua. Sebel. Chella ngambil gelas minuman di depannya, ditumpahin ke kepala Bintang. basah. Bintang berlari pergi. Marcell ngatain Chella kalau hal begitu yang bikin Marcell nggak akan pernah suka sama Chella.
Marcell nyusulin Bintang keluar. Bintang udah berlari, sembunyi. Marcell manggil-manggil nama Bintang. di dalam hati, Bintang bilang kalau dia nggak pingin Marcell terlibat dalam urusannya. Saat Marcell udah benar-benar pergi dari sekitar tempat persembunyiannya, ada telpon dari Alex. Bintang nggak angkat, bilang, mungkin udahperlu ada jarak antara mereka. Maaf, Lex..
Marcell naik mobil nyariin BIntang. yang dilihat justru Virgie yang mau naik mobil Rangga. RRangga langsung kena tonjok Marcell. Samapai tonjokan yang mau mendarap di muka Rangga, Virgie menghentikan kakanya dengan berteriak. Marcell ngasih peringatan ke Rangga buat nggak deket-edket sama Virgie lagi. Rangga ngira itu karena dia keluar dari Penyu. Sekarang bukan karena itu, kata Marcell. Tapi karena tiap saat Rangga selalu minta maaf sama Virgie tapi ditolak. Virgie sekarang bahagia. Lagian dulu, Rangga udah ninggalin Virgie pas dia cacat, dan sekarang dia masih cacat, jadi nggak usah Rangga ngedeketin Virgie. Virgie langsung dibawa kakaknya ke mobil. Rangga teriak kalau dia bakal tetep berusaha minta maaf ke Vigrie, memperjuangkan Virgie.
Malam, dip anti Bintang sedang mencoba untuk belajar. Tapi yang ditulis justru curhatan. Andai aja urusan cinta kayak nyelesein soal matematika, pasti jelas jawabannya. Ibu Peri datang, ngasih hape Bintang yang ditinggal di kamar mandi. Bintang bilang sih, tadinya mau diceburin sekalian ke bak mandi, tapi sayang, jadinya ditinggal aja. Bu Peri duduk di sebelah Bintang. hape berdering, Alex. Lama nggak diangkat, ibu Peri bertanya apa mereka berdua lagi berantem? Masih berdering, ibu Peri minta Bintang ngangkat telpon itu.
Di seberang, Alex marah-marah, cemas karena Bintang nggak bales sms, nggak angkat telpon, nggak ngasih kabar. Bintang Cuma ngedengerin aja, terus bilang kalau salah sambung. Ibu Peri aneh ngeliatnya. di rumah, Alex mencoba nelpon lagi, tapi mamah datang, nanyain ada apa. Alex cerita kalau Bintang ditelpon, tapi malah bilang salah sambung. Alex mau nelpon lagi, tapi mamah bilang maagnya kambuh, kesakitan. Alex mbawa mamah ke kamar.
Bintang bertanya dengan ibu Peri, apa orang itu dilihat dari seberapa banyak harta yang dimiliki. Emangnya kalau yang nggak punya kayak Bintang nggak boleh dapat cinta?. Ibu Peri nggak jawab, tapi minta Bintang menceritakan masalah sebenarnya.
Di rumah, Alex minta tolong Virgie buat nelpon BIntang karena telpon Alex nggak diangkat sama Bintang. Virgie mbaca sms keras, nggak tau kalau Marcelll berdiri di pintu kamarnya. Tau Bintang dalam kondisi gitu, Marcell buru-buru pergi. Di pintu depan, Marcell berpapasan dengan papa. Papa masuk dengan tersenyum senang, Marcell pergi dengan senyum senang. Keduanya saling berbalik menanyakan kenapa senyum-senyum senang. Marcelll jawab iseng, papa ikutan jawab gitu. Marcell pamit. Oke, ati-ati di jalan, pesan papa.
Bintang lagi di depan rumah, duduk sama ibu Peri. Dari cerita Bintang, ibu Peri bisa nanggepin kalau itu karena salah Bintang. pertama, Bintang manggil mamahnya Alex tante galak. Kedua, Bintang yang harusnya bangkit meskipun dikatain gitu. Lagian aslinya Bintang kan kaya, kaya hati. Bu Peri berpesan kalau lagi galau, obatnya itu dengan mendekat pada Allah. Bu Peri dan Bintang mau masuk rumah, karena Bintang belum sholat.
Alex nemenin mamah. Alex bilang makasih ke mamah karena udah maksa Alex pindah ke sekolah itu. Alexjadi bisa menemukan diri Alex yang dulu. Alex bisa ketemu cintanya. Alex merasa kembali jadi Alex yang dulu. Mamah ngeluh perutnya sakit lagi.
Pas Bintang dan Ibu Peri mau masuk rumah, Marcell datang. Bintang nanyain kok malem-malem, tumben. Bu Peri sudah berpesan duluan kalau nggak boleh pergi keluar, kan kemarin udah. Marcell mengiyakan, katanya dia datang mau minta diajarin Bintang tentang matematika dan fisika yang tadi di sekolah nggak jelas. Bintang sangsi dengan maksud Marcell, ibu Peri juga bilang kalau mau belajar kok nggak bawa buku. Marcell ngeles kalau bukunya kan Bintang.
Di kursi dekat ranjang mamah, Alex galau abis. Ada apa sebenernya?. Virgie juga nggak bales sms Alex. Bintang masih belum bisa dihubungi. Mamah ngeliat Alex galau. Mamah membuka percakapan, emangnya Alex nggak bisa kalau sama Virgie aja?. Dalam hati mamah berkata, kalau Alex mau sama Virgie, mamah akan ngalah dengan nggak ngelirik ke papanya Virgie. Kok? Alex bertanya-tanya. Mamahnya bilang karena kayaknya Alex perhatian banget sama Virgie. Alex terus cerita kalau Virgie udah divonis nggak bisa sembuh, karena itu Alex ingin membuat Virgie bahagia selalu demi mewujudkan impiannya berlarian di pantai. Mamah berpesan ke Alex untuk nggak pernah ngecewain Virgie dan selalu ada buat Virgie. Alex merasa aneh.
Di halaman depan panti, Marcell dan Bintang bermain bersama. Bermain sulap dan ayunan. Di AYUNAN, Bintang cerita kalau dia merasa Marcell sebagai kakaknya. Bintang bilang kalau Virgie pasti beruntung karena punya kaka kayak Marcell. Marcell lum jadi nanggepin, Bintang bilang kalau mungkin Marcell nggak mau nganggep BIntang sebagai adik karena Bintang anak panti. Marcell bilang, kalau apapun Bintang, Marcell nggak pernah ngeliat itu. Marcell minta Bintang nggak ngomon tentang hal itu lagi. saat ini, adaorang yang memfoto kebersamaan mereka.
Pagi di sekolah, Bu Yufa sedang menerangkan. Alex nulis di kertas, tentang bohong, dan dilempar ke Bintang. Bu Yufa tau, minta Alex nyebutin rumus phytagoras. Yang ditanya malah njawab, kebohongan besar kali kebohongan kecil dibagi perselingkuhan sama dengan bubar. Karena menjawab ngawur, Alex dihukum bu Yufa. Alex nggak mau, maunya dihukum sama Bintang.
Bintang dan Luvi mau jalan ke ruang siaran radio. Alex nahan Bintang. Alex minta Bintang ngejelasin apa yang terjadi semalam. Masih belum paham, Alex nunjukkin foto yang dia dapet. Di foto itu Bintang seakan dicium oleh Marcell. Bintang belum berkata apa-apa, Alex bilang kalau bener kata mamahnya. Mamahnya bilang kalau cewek udah mulai susah dihubungi, sms nggak dibales, mungkin dia lagi sama cowok lain. Selingkuh, Alex bilang ke Bintang. Luvi dan Bintang kaget. Bintang, oke, gue selingkuh. Lantas Bintang pergi ngajak Luvi. Alex yang ditinggal ngerasa aneh, orang selingkuh kok bilangnya biasa aja kayak nggak selingkuh.
Chella ngeliat pertengkaran antara Bintang-Alex. Chella mminta Banana buat ngajak Alex ke belakang sekolah. Harus berhasil. Sekarang kalau nyuruh Banana harus pakai bahasa halus, baru Banana mau.
Nyampe depan ruang siaran radio, Luvi nanyain. Koknyampe mereka berantem gitu, emang mereka udah pingin putus?. Bintang bertanya pada diri, putus? Gue sama Alex putus?. Alex dateng. Alex bilang kalau dia Cuma minta penjelasan tentang kejadian malam tadi, Alex nggak bilang mau putus. Marcell datang, bilang kalau nanti malam dia dan Bintan akan belajar bareng lagi. Alex, Luvi ikut mendengar omongan Marcell tadi.
Luvi berusaha mendamaikan Alex dan Bintang. pas mereka bertiga, Luvi minta Alex dan Bintang untuk saling berpandangan, melihat mata masing-masing. Emang beneran pingin putus?. Susah. Udah dicoba dua kali. Tapi akhirnya pergi satu-satu setelah saling memandang tapi masih marahan campur nggak mau putus.
Alex lagi berdiri aja. Chella ngedatengin Alex. Bilang kalau Alex tu kok bisa berantem sama Bintang. Chella kayaknya ngajakin kerja sama nie. Chella membisikkan sesuatu ke telingan Alex. Marcell menggandeng Bintang, ngeliat Alex dan Chella. dalam hati, Bintang berkata, bahakan Alex juga mau diambil oleh Chella.
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?