Langsung ke konten utama

TTC ep 35

Alex pulang, naik mobilnya. Alex menyimpulkan, berarti yang selama ini diceritain Bintang adalah tante Nirmala. Alex dan BIntang lagi duduk di taman. Bintang keliatan pegel-pegel, capek. Alex tanya kenapa akhir-akhir ini Bintang keliatan capek banget. Bintang jawab, karena Bintang lagi nemenin tantenya syuting. Syutingnya sampai pagi pula. Bintang lelah, menyandarkan kepalanya di bahu Alex. Alex menyambutnya dengan membuat Bintang nyaman berada dirangkulannya.
Bintang pulang bareng tante Nirmala karena diminta buat nemenin syuting. Takut-takut Nirmala menyanyakan kepada Bintang apakah Bintang sudah pernah bertemu dengan mamahnya Alex?. Bintang menjawab belum. Nirmala agak khawatir sedikit. Bintang menata kotak make-up Nirmala.
Di lokasi syuting, Bintang dan pak Tatak melihat dari  kejauhan. Nirmala menelpon Sherly. Sherly sedang berjalan keluar dari meja receptionist tempatnya bertanya tentang seseorang yang mirip Dirga (aku tebak ni yaa, Dirga adalah ayah dari Bintang, -red). Nirmala mengajak Sherly untuk ketemuan di tempat biasanya mereka ketemuan, jam 8. Mendadak, tapi, okelah. Nirmala melanjutkan syutingnya.
Alex lagi di rumah Virgie. Alex berpapasan dengan Marcell yang mau keluar. Marcell memperingatkan Alex untuk nggak sok asik dengan dia. Dingin-dinginan, Marcell pergi dulu. Virgie datang, nanya, Alex nggak papa kan?. Alex sok kepedean, sok cool jawab nggak papa, lagian dia nggak takut sama cowok barbar. Virgie komen, cowok barbar itu kakak aku. Ee, Maecell masuk lagi, kuncinya ketinggalan. Alex oopps,..
Selesai syuting, Bintang dan Nirmala pulang ke rumah Nirmala. Bintang sudah janji mau ngajarin Nirmala main gitar dan menginap di rumah Nirmala. Bintang kaget melihat foto papa dan mama Nirmala. Serem. Bintang meletakkan barang-barang Nirmala di kamar. Masih di dalam kamar Nirmala, Bintang dapat sms dari Alex. Bintang bales. Alex bales. Bintang bales. Alex nggak bales.
Alex lagi duduk di ruang tamu, nungguin Virgie bersiap mau pergi keluar bareng. Sms-an sama Bintang. dipanggil papanya Virgie. Papanya Virgie ingin ngobrol sama Alex, tapi Virgie nggak perlu tau. Alex ngikutin papa Virgie. Papa Virgie mengucapkan terima kasih ke Alex kalau Alex telah tulus tersenyum untuk Virgie. Alex bilang dia emang sayang sama Virgie. Papa Virgie bilang, terima kasih (lagi, -red) dan meminta Alex untuk tidak berubah dalam bersikap ke Virgie, untuk membahagiakannya, di sisa usianya. Aex kaget, maksudnya?
Virgie datang, tersenyum, memanggil papa dan Alex. Virgie melihat papa dan Alex ngobrol serius. Virgie merasa ada sesuatu. Papa nggak jawab, Cuma bilang ngobrol santai sama papa. Alex menoleh ke Virgie, tapi raut muka yang kaget bercampur sedih dan hampir meneteskan air mata karena kasih sayangnya, membuat Virgie merasa aneh dan senyum di wajahnya menghilang.
Bintang di dalam kamar, bertanya-tanya kok nggak di baels-bales smsnya. Laper. Bintang ngeliat ada kotak music di meja tempat tidur tante Nirmala. Bintang membuka kotak music itu. Ternyata tante Nirmala juga suka. Suara di perutnya menghentikan Bintang untuk menikmati alunan music dari kotak music itu. Bintang takut-takut mau turun. Takut ketemu kakek serem, papa Nirmala. Tapi, nggak nahan lapernya. Jadi, Bintang turun.
Di koridor rumah, Bintang kaget ngeliat foto papa Nirmala. Hampir aja saking kagetnya, dia menjatuhkan vas bunga yang ada di koridor itu. Untungnya nggak jatuh. Samapi di dapur, lampu emang nggak dihidupin sama Bintang. Bintang langsung menuju ke kulkas. Mengambili sebuah apel. Saat itu….kakek serem datang menghidupkan lampu. Keduanya sama-sama kaget.
Di tempat janjian Nirmala dan Sherly, mereka ketemuan. Nirmala ngajak Sherly ngobrol tentang Alex. Nirmala berpesan kepada Sherly, apabila Alex menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia, janganlah Sherly mengambil hal yang membuat Alex bahagia. Jika Alex bahagia dan dia menginginkannya, Sherly layaknya membiarkan saja hal itu. Sherly sebel. Sherly ngerasa Nirmala ng-dikte dia. Sherly bilang ke Nirmala, kalau Nirmala nggak usah mikirin Alex karena Sherly mamahnya dan Sherly merasa tau apa yang harus dilakukannya. Sherly pergi meninggalkan Nirmala lebih dulu. Dalam hati Nirmala berkata, Alex emang anak yang dirawat sejak kecil oleh Sherly, tapi bagi Nirmala dia seperti anak kandungnya sendiri (nah, ni yan aku bingung, maksudnya ‘dia’ tu si Bintang ato si Alex ya?,, -red).
Alex lagi jalan sama Virgie ke toko buku bekas. Alex lagi nyari buku, Virgie juga. Mereka berpencar. Alex kaget ada Rangga yang tiba-tiba muncul. Rangga bilang kebiasaan di juga mbaca buku di toko buku gini, tapi akhirnya ngaku juga kalau sinyal Virgie kuat banget, jadi dia bisa tau ada Virgie. Virgie manggil Alex buat bilang ada komik bagus. Alex lagi ngejawab panggilan Virgie. Rangga ngambil gambar karikatur buat nutupin mukanya, biar surprise mungkin maksudnya. Eng ing eng, Virgie nggak ketawa sama sekali. Malah pasang muka sebel, aneh. Rangga nyadar kalau tingkahnya nggak lucu. Alex komentar, nggak lucu banget sih, garing, muka Virgie malah jadi aneh gitu.
Papa Nirmala duduk di kursi makan. Bintang berdiri di meja dapur. Bintang nggak boleh bergerak sedikit pun. Papa Nirmala bertanya ini itu. siapa kamu?umur berapa?kok bisa ada di sini?. BIntang (cerintanya, -red) saking takutnya nggak bisa ngejawab pertanyaan itu. Bintang manggil papa Nirmala opa. Papa Nirmala mempertanyakan panggilan itu. Bintang takut. Untung Nirmala datang. Papa Nirmala berdalih kalau dia Cuma nyanyain Bintang, ke dapur kok lampunya nggak dinyalain. Bintang minta maaf karena ambil apel, laper. Nirmala membawa makanan dan mengajak Bintang makan.
Papa memandangi foto Virgie di ruang tengah. Papa berdoa pada Tuhan, agar Tuhan tidak mengambil Virgie secepat ini. Papa nggak pingin ditinggal Virgie. Papa berpikir menyalahkan Marcel atas semua yang menimpa Virgie. Tapi papa ingat dengan perkataan Virgie.
(Flashback) Virgie dan papa lagidi kamar Virgie. Papa terdiams ekakan marah. Vorgie, mengatakan pada papa untuk tidak menambah beban pikiran Marcell dengan menyalahkannya. Virgie tau kalau dia jadi lumpuh karena Marcell. Tapi menurut Virgie, kakaknya sedang menghukum diri dengan diam, sok cuek, ngehindar dari Virgie, karena Marcell merasa bersalah. Virgie pingin, setelah mama nggak ada, keluarga itu adalah papa, Virgie, dan kak Marcell. Virgie memeluk papa.
Alex dan Virgie dalam perjalanan pulang ke rumah. Alex ngedorong Virgie tanpa banyak bicara. Alex sedih. Tak kuasa menahannya, Alex menghentikan dorongan kursi roda Virgie. Alex memeluk Virgie dari samping. Virgie bertanya kenapa?. Alex masih nikmatin pelukannya ke Virgie. Alex sedih, bener-bener sedih. Dalam hati dia berkata,
Tuhan, dia yang pertama kali membuat aku merasa dibutuhkan. Dia yang pertama kali membuat aku merasa ada yang harus aku lindungi. Tuhan, dia bukan adikku. Kami bukan saudara sedarah. Tapi aku menyanginya Tuhan. Jangan Kau ambil dia secepat ini Tuhan.
Alex melanjutkan kesedihannya dengan meminta suatu hal ke Virgie. Alex minmta, apapun yang terjadi nantinya, Virgie harus tetap semangat. Saat tidak terlihat harapan sedikit pun, Virgie harus tetap semangat. Semangat untuk bisa sembuh, untuk bisa berlari lagi. Dan saat itu, Alex bakal jadi orang pertama yang nemenin Virgie lari. Virgie tersenyum dal bilang kalau itu memang cita-citanya, dan dia nggak akan menyerah.Alexkembali  memeluk Virgie. Virgie dalam pelukan Alex, berkata dalam hati, “Alex, terima kasih karena kamu udah sayang sama aku. Udah begitu baik sama aku, selalu menyemangati aku” (kurang lebihnya gitu kata hati Virgie, hehe,,-red).
Di panti, ibu Peri melihat kasur di kamar Bintang yang kosong tak berpenghuni. Ibu Peri berkata, ia harus membiasakan melihat hal ini. Kasur Bintang yang kosong. Ibu Peri kangen, dan tidur di kasur Bintang.
Marcell keluar mau ketemu sama Bintang di café. Baru masuk café, Marcell udah disusulin sama Chella. Marcell nggak percaya kalau Bintang nggak datang, karena BIntan pasti nepatin janji. Chella nunjukkin sms dari Bintang yang bilang kalau Chella disuruhh ke café tempat Marcell bakal datang dan janjian dengan Bintang. Chella pgang-pegang Marcell, Marcell nggak mau dipegang-pegang. Marcell ngingetin Chella yang harusnya terima kasih sama Bintang yang udah kasih kesempatan Chella ketemu sama Marcell di café, bukan malah ngejelk-jelekin namanya Bintang. Marcell dan Chella ke meja tempat mereka akan makan. Makanan udah dipesan. Baru bentar aja, makanan belum habis. Marcell udah ngacir duluan. Chella ikutan, opps, belum dibayar. Bayar dulu, baru nyusulin Marcell.
Di rumah, Marcell lagi minum susu putih (so sweet banget ya,, -red). Alex dan Virgie masuk rumah. Ngelewatin dapur di mana ada Marcell. Marcell marah-marah karena mereka berdua pulangnya malem, dari mana aja?. Alex lagi nggak pingin nanggepin Marcell yang over-protective. Alex mau nganterin Virgie masuk. Tapi nggak boleh sama Marcell, kata Marcell Virgie bisa sendiri. Alex pun pamitan sama Virgie dan Marcell. Virgie masuk.
Pagi harinya, pentas drama digelar. Gladi resik dulu. Udah pakai kostum semua yang jadi pemeran, tinggal asesoris kecil-kecil aja. Virgie lagi di barisan penonton. Rangga datang, sok kepedean dicariin sama Virgie. Padahal dia juga tau yang dicariin Virgie pasti Alex. Rangga membawakan sekuntum mawar putih untuk Virgie. Papa datang, Rangga membantu menyingkirkan kayu pengganjal roda kursi Virgie. Setelah menyapa papa Virgie, Rangga pergi. Virgie ngeliatin Rangga, bentar. Chella datang, menemui papa Marcell dan Virgie. Chella sok kenal-sok deket. Marcell datang dan bilang ke papa buat nggak usah senyum-senyum sama Chella. chellanya juga nggak usah sok kenal sama papanya. Marcell pergi. Papa sama Virgie duduk di bangku penonton. Chella nyusul pergi.
Bintang tegang banget (ceritanya, -red). Alex ngegandeng tangan Bintang. ngajak BIntang ngobrol. Kenapa kok tegang banget. Bintang takut ngeliatin penonton. Alex kasih saran, Bintang nggak usah takut. Anggap aja semua penonton itu kambing. Bintang bilang, berarti Alex juga. Oo, kalau Alex anggap Alex pangeran yang sedang melihat sang putrid yang dicintainya. Bintang ngeliatin ke penonton, kok ibu Peri belum datang. Alex nanya, lha udah dikasih tau belum? Oppsss, Bintan lupa ngasih tau ibu Peri, Bintang Cuma ngaish tau tante Nirmala.
Alex berusaha nelponin ibu Peri, tapi nggak diangkat-angkat. Tante Nirmala udah datang. Dikerumuni sama orang yang mau foto atau minta tanda tangan. Bintang melambaikan tangan untuk tante Nirmala, tante Nirmala membalas lambaian tangan Bintang dan melambaikan tangan untuk Alex juga. Binatng dipanggil bu Guru untuk gladi resik sekali lagi. Alex ngeyakinin BIntang kalau dia bakal ngubungi bu Peri, Bintang focus aja buat pentas.
Di backstage, pemeran dan bu Guru sedang berdoa untuk pentas nanti. Juga melengkapi make-up yang kurang. Semua udah siap. Waktunya show! Penonton bertepuk tangan, menyambut Malin (Marcell) dan ibunya (Chella) yang keluar terlebih dulu. Malin pamit pergi merantau ke negeri seberang. Ibunya mengantarkan. Michella nggak lupa nyuri-nyuri kesempatan buat deket-deket Marcell. Makanya beberapa kali penonton ketawa ngeliat tingkah ibu Malin dan Malin.
Di negeri seberang, Malin diperkenalkan dengan calon istrinya (Bintang) yang tidak lain adalah anak dari saudagar kaya (Brian). Mereka berdua akhirnya menikah. Saat tuka cincin, Malin nyuri kesempatan meluk istrinya, tapi dihalangi sama saudagar kaya ayah mertua Malin. Pengawal (Chopstick) dan satu lagi pengawal lain membawa kursi ke dekat mereka berdua. Malain dan istri duduk di kursi itu. Marcell nggak nyia-nyiain kesempatan buat bisa meluk Bintang. Dayang (Luvi) yang ada di belakang Bintang dan saudagar kaya ayah mertua Malin berusaha misahin pelukan Malin ke istrinya. Alex di kejauhan, sebel ngeliat tingakh nyuri kesempatannya Marcell.
Bersambung.

Komentar

  1. mba di tunggu episode 36 nya... aku ketinggalan lagi nihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih udah baca reviewq mba indri.. :))
      ok mba indri,,but, tungguin eaa..
      mu ujian ni, pagi mpe siang ujiannya, wish me can do my best eaa, :))
      ntar habis ujian, insyaaAllah i'll review it,, ntar dibaca y,, thanks :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?