Langsung ke konten utama

TTC ep 32



Bintang pergi meninggalkan Alex dan Virgie. Alex masih bingung dengan omongan Virgie. Virgie senyum senyum. Bintang jalan, ketemu sama Marcell. Mau ngehindar dengan balik badan dan berjalan ke arah sebaliknya, nggak sempet karena Marcell terlanjur pegang tangannya. Marcell ngajak Bintang pergi. Bintang sempet gamang, ngeliatin Alex. Alex mau nyusulin Bintang, tapi ditahan sama Virgie. Virgie ngeyakinin Alex kalau Marcellnganggep Bintang sebagai sahabat. Alex masih manyun, “kalau nggak?”.
Marcell ngajak Bintang duduk di kursi koridor. Brian dan Chopstick ngeliatin mereka. Bintang lagi ngelamunin tentang tatapan Virgie ke Alex yang bukan seperti tatapn ke sahabat. Marcell nepok Bintang, Bintang latah namanya Alex. Marcell dalam hati, saat ngelamun pun yang diinget Bintang Alex. Marcelll diem. Bintang nanya tadi Marcell mau ngomong apa tadi ke Bintang. Marcell tergagap, susaaaah banget ngomongnya. Marcell mau ngajak Bintang jalan weekend ini. Bintang keinget Virgie yang bilang weekend ini dia bakal pergi sama Alex jalan-jalan. Bintang mengiyakan permintaan Marcell. Baru Bintang pergi bentaar, Marcell udah keranjingan kode-kodean sama Brian dan Chopstick. Bintang yang tau, terus ngomong ke Marcell, kalau mau ngajak Bintang jalan, nggak usah konsultasi dulu sama Brian.
Virgie masih bersama Alex. Ada anak kelas yang ngasih setangkai mawar putih ke Virgie. Ada lagi anak lain yang juga ngasih setangkai mawar putih buat Virgie. Ada lagi. Dan ada lagi. Virgie menerimanya, tapi antara penasaran dan nggak tu bunga yang ngasih siapa. Alex ne-cie-cie-in Virgie yang punya secret admirer. Virgienya berlagak nggak suka, ngebuang mawar putih ke pot tumbuhan yang ada di koridor tempatnya tadi bercengkrama dengan Alex. Alex bertanya, kok bunganya dibuang?. Virgie ngejawab kalau nggak suka bunganya terus langsung pergi. Rangga di kejauhan ngeliat Virgie nerima dan akhirnya ngebuang bunga itu. Rangga bertekad, semakin Virgie menolaknya, Rangga justru akan semakin mendekt ke Virgie.
Bintang berpapasan dengan Alex yang ngedorong kursi roda Virgie. Bintang sambil nenteng-nenteng tasnya. Luvi ngikutin di belakang. Virgie nanya ke Luvi, “Bintang kenapa?”. Luvi ngejelasin kalau tasnya Bintang dimasukin telur busuk dan Bintang yakin itu kerjaannya Chella karena Chella tau kalau Bintang mau pergi sama Marcell weekend besok. Luvi ngejar Bintang.
Ayah Nirmala masih saja penasaran dengan siswi SMA yang tengah dekat dengan Nirmala. Beliau merasa begitu tertarik dengan anak itu sehingga selalu memikirkan anak itu. Ada apa sebenarnya antara Nirmala dengan anak SMA itu. Penasaran. Ayah Nirmala meminta ajudannya untuk mencari keterangan tentang anak SMA itu. Nirmala yang tau kalau ayahnya sedang memandangi sebuah foto seseorang. Karena kaget dipanggil Nirmala foto itupun terjatuh. Bintang. Nirmala memperingatkan ayahnya untuk tidak main-main dengan orang-orang yang ada di dekat Nirmala.
Bintang nemuin Chella yang lagi jalan bareng Banana. Luvi udah nyusul. Bintang mempertanyakan kenapa Chella sampe segitu nggak sukanya sama Bintang. Chella nairik Bintang. Banana narik Luvi. Keduanya pergi ke arah yang berlawanan. Di bawah pohon, di taman, Chella ngakuin kalau dia yang naruh telur busuk di tas Bintang karena Chella nggak suka Bintang bakal jalan bareng Marcell weekend besok. Bintan nggak ngerti kenapa Cuma gara-gara itu Chella sampai sebegitunya ke dia. Chella langsung nampar Bintang. Bitang bilang sampai kapan pun Chella adalah Bulan. Chella mau nglanjutin nge-bully Bintang, Alex dan Marcell langsung menghalanginya. Alex ngajak Bintang pergi, Marcell ngajak Chella pergi.
Di sana Bintang emang nangis. Bintang habis cerita ke Alex kalau Chella udah naruh telur busuk di tasnya. Tasnya udah parah banget, nggak bisa dipakai, padahal itu tas satu-satunya punya Bintang. Bintang nggak habis piker Chella bisa se-keterlaluan itu. Bintang mau ngebales Chella tapi dicegah Alex. Apa bedanya kalau Bintang dengan Chella, kalau Bintang mau bales ke Chella. Bintang nangis, Alex meluk Bintang. Alex bilang ke Bintang kalau dia bakal selalu ada buat Bintang, bakal ngelindungin Bintang. Alex ngebuang tas Bintang ke tong sampah, karena meskipun bisa dicuci tapi Bintang akan selalu sedih saat melihat tas itu dan teringat pada kenangan menyedihkan itu lagi.
Marcell nasehatin Chella sikap kayak gitu yang nggak disuaki orang-orang dari Chella. mau menang sendiri, egois. Marcell ngajak Chella ngeliat Bintang yang nangis. Marcell ngeliat Bintang nangis di pelukan Alex. Chella nyibir Marcell, pemandangan Bintang nangis kayak gitu yang Marcell mau liatin ke dia?. Marcell sendu, berlalu pergi. Chella nangis dan dalam hati berkata, kayak gini yang bikin Chella sebel sama Bintang karena  Bintang selalu memperoleh perhatian dari orang banyak.
Chella yang nangis di datengi sama Brian. Brian ngasih sapu tangan untuk nyeka air mata Chella. Chella menyambut sapu tangan itu. Setelah selesai memakainya, Chella mengembalikan sapu tangan itu ke Brian. Brian menghentikan Chella. hal kayak gini yang bikin Bintang lebih unggul daripada Chella. Bintang selalu berterima kasih pada orang yang membantunya, tapi Chella nggak. Brian bilang daripada dia ngejar cinta Chella, mending dia nyari cinta matinya. Sapu tangan yang udah dipakai Chella dibuang ke tempat sampah.
Chella masih nangis saat berjalan di koridor. Bintang juga masih nasngis saat Alex sudah nggak ada di deketnya. Bintang memadangi fotonya bersama Chella saam kecil dulu. Chella di bangku koridor tempatnya berjalan juga tengah mengeluarkan selembar foto. Fotonya dengan Bintang dikala kecil dulu. Keduanya sama-sama menangis, memandangi foto yang sama.
Marcell, Brian, dan Chopstick lagi jalan mau pulang. Brian ngeliat ada bu Jennifer lewat, mau pulang. Brian langsung nyusulin bu Jennifer. Mereka berdua naik taksi. Michella dan Banana menghampiri mereka. Michella nawarin Marcell pulang bareng. Kunci mobil Banana diambil dari tangannya Banana. Chosptick ditinggalin sama Marcell dan Brian. Banana juga ditinggalin Michella.
Di dalam taksi, bu Jennifer mainan hape aja. Brian dicuekin. Brian mau pura-pura nyandar ke bu Jennifer, tapi ternyata udah samapi depan rumah bu Jennifer. Brian mau mampir, kata bu Jennifer ada ayahnya di rumah. Brian langsung ciut. Bu Jennifer keluar taksi. Taksi berjalan. Baru berapa ratus meter, Brian ngeliat argonya udah nyampe Rp. 100.000,-. Brian minta taksinya berhenti. Di saku Cuma ada 50-ribuan, jadi ditambahin hape deh. Brian turun dari taksi, nanya ke diri sendiri gimana nasih hapenya. Untungnya ada Rangga pulang sekolah naik motor. Brian langsung nanya Rangga ada 100-ribuan nggak buat bayar taksi. Ada. Brian langsung bonceng Rangga dan minta Rangga segera nyusulin tu taksi.
Pulang sekolah, Alex nggak pake tas. Virgie dan papa yang lagi jalan mau pulang, ketemu dengan Alex. Alex diajak pulang bareng karena nggak bawa motor juga. Alex menolak dengan halus, bilang kalau mau naik taksi aja. Tapi Virgie ngajakin Alex buat nemenin dia periksa ke rumah sakit. Alex cemas awalnya, tapi setelah papa bilang kalau untuk check-up aja, Alex nggak jadi cemas. Marcell, Brian, Chopstick lewat. Papa ngajakin Marcell pulang bareng. Marcell ketus ngejawab nggak usah, toh dia udah lupa rasanya dijemput sama papa sendiri. Alex Cuma ngehela nafas aja. Papa, Virgie, dan Alex pulang.
Bintang menemani tante Nirmala untuk syuting video klip. Sekarang, Bintang jadi asistennya tante Nirmala, terutama urusan baju. Pulang sekolah, langsung dijemput tante Nirmala. Naik mobil disopirin Pak Tatak. Bintang senyum-senyum, ngeliat tas yang ada di sebelahnya. Bintang pake tas Alex. Nirmala penasaran kenapa Bintang senyum-senyum sendiri. Bintang cerita kalau di sekolah, tasnya dimasukin telur busuk sama temennya. Nah, dia dikasih tas itu dari seseorang. Jadi, Bintang senyum-senyum karena orang yang ngasih atu tasnya? Jawabannya orangnya yang ngasih. Nirmala bertanya berapa usia Bintang. enam belas tahun jawab Bintang.
Di lokasi syuting, Bintang udah “krucuk-krucuk” perutnya. Belum makan siang. Lemes jadinya. Pas nganterin minum buat tante Nirmala di lokasi take, Bintang numpahin minuman ke bajunya tante Nirmala. Oooooppppssssss.
Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?