Langsung ke konten utama

after Kelud's erruption

Jum'at, 14-02-14

pagi jam empat aku keluar rumah, tapi masih belum sadar kalau ada titik-titik abu yang menjatuhiku. dengan santai dan pedenya, aku kira hanya sekadar rontokan dari atap rumah karena aku berdiri di tubir atap rumah.. aku pun melihat ke atas. ooopppss. mataku pedih. seakan masih belum ngeh dengan kondisi yang terjadi, aku mengulanginya. lantai tempatku berdiri terlihat ada lendut kering.. masih belum sadar juga, aku innocent aja ngambil air terus masuk ke dalam rumah. nah ,pas mau masuk ke dalam rumah, aku melihat ada atap kamar mandi (kamar mandi dan rumah utama terpisah, -red) berselimutkan noda putih. tanah di halaman belakang juga ada putih putih. tapi aku masih aja belum ngeh apa yang terjadi.
aku kira awalnya abu dari Merapi. tapi setelah aku buka twi***r, aku baru tau kalau tadi malam Kelud memberikan materialnya untuk manusia. sekitar pukul 22.50 WIB. abu ini sampai di Purwomartani, Kalasan, Sleamn Yogyakarta karena arah angin yang memang mengarah ke barat daya Kelud. bukan hanya wilayah jogja, solo, purworejo, batang, jepara, dan wilayah lain di baratnya Jawa Timur. bahkan terakhir di jawa barat juga sudah menerima kiriman material penyubur Kelud.

baru sekitar jam 5-an aku keluar rumah lagi. lapisan putih itu semakin tebal. titik abu itu semakin jelas terlihat. bahkan jam setengah enam pagi belum mebuat mentari mau muncul menampakkan kehangatannya.
penampakan halaman belakang
penampakan halaman depan, pas hujan abu lagi deras
rumah menjadi ramai karena semua orang rumah sudah terbangun. kami keluar melihat titik abu yang lebat menjatuhi halaman depan rumah. di depan rumah, halaman sudah terlihat putih. nggak seputih salju, tapi cukup sekali untuk membuatnya berwarna beda dari kondisi biasanya. langit di luar juga nampak aneh. temaram gitu kesannya..
aku harus bersabar hingga sekitar pukul 6 lebih. jam delapan, mentari masih bersembunyi dibalik pekatnya abu yang ada. aku merasa nggak bisa melihat langit hari ini. begitu merindukannya.
hujan abu masih berlanjut sampai sekitar pukul sembilan. setelah itu, aku pergi keluar umah untuk sekadar melihat kondisi sekeliling rumah. berikut ini beberapa foto yang berhasil aku ambil. harus berhati-hati memang, karena abunya tidak baik untuk kesehatan camera pinjemanku ataupun hapeku.
penampakan halaman depan rumah
lapisan abu vulkanik yang menyelimuti halaman rumah


Jalanan dusun

puring di sebelah rumah


sekitar pukul setengah tiga, aku pergi lebih jauh lagi, bersepeda, niatnya mau beli masker dan tisu ke salah satu swalayan di dekat rumah. mau naik motor, kasian motornya ntar berdebu banget, lagian nanti abunya pada naik. 
masih sepi jalanan. tapi ada juga beberapa orang yang memang ada keperluan di luar, atau sengaja ingin keluar melihat-lihat. dalam kondisi seperti ini, baik layaknya kalau pengendara motor bersikap bijak dengan tidak mengendarai motor dengan kecepatan tinggi karena akan membuat abu beterbangan. kasihan pengguna jalan yang lain ataupun rumah-rumah yang dekat dengan jalan. ini foto yang aku peroleh, di sekitar jalan menuju swalayan Pamella 7, Purwomartani, Kalasan, Sleman.
tegalan, berisi tanaman cabe yang udah  mulai berbuah
tanaman jeruk di depan rumha, sebelum pergi poto dulu ;))


toko ditutup sebagian besar, tapi dikasih tulisan "BUKA" biar nggak pada ngira tu toko tutup
toko yang nggak jual barang yang cepet basi, ditutup



motornya udah hampir serupa jalanan

yaaaah, kira-kira ini hasil aku kemarin di rumah dan sepedaan keluar rumah. dalam kondisi banyak material abu vulkanik, jangan lupa untuk selalu mengenakan masker, bahakan kalau bisa di dalam rumah juga. partikel abu yang begitu halus apat dengan mudah masuk ke slauran pernafasan kita. jika tidak ada hal yang mendesak, lebih baik untuk tetap berdiam di dalam rumah, lakukan semua perkejaan dengan dikontrol dari rumah. jika pun terpaksa keluar rumah, pakailan perlengkapan yaang memadai untuk mencegah masuknya abu terlalu banyak ke dalam tubuh.
oke, sekian review dari aku. moga memberikan informasi bagi kita semua..
tetap berdo;a untuk Indonesia, dan semoga kita semua berada dalam lindunganNya. aamiin... ^^,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?