Langsung ke konten utama

TTC ep 13



TTC Episode 13

Ternyata Bintang hanya cukup meminta maaf kepada Pak Tatak. Mobil Nirmala dan motor Bintang saling berlalu kea rah masing-masing. Namanya jodoh emang nggak kemana. Meskipun di jalan mereka nggak ketemu, tapi di label rekaman Nirmala mereka bertemu di depan pintu masuk gedung. Bintang langsung menyampaikan maksudnya mendatangi tante Nirmala. Nirmala awalnya nggak yakin dengan cerita Bintang bahkan sampai Bintang menyerahkan foto yang pernah disobek Sherly, dia masih belum percaya. Akhirnya Bintang diajak ke rumah Sherly naik mobil Nirmala. Bintang masih nggak percaya bisa deket sama NIrmala, tangannya Nirmala dipegang-pegang deh. Nirmala agak risih sih, tapi anehnya merasa nyaman juga.
Virgie ketemuan dengan Alex di sebuah café. Alex baru datang saat Virgie sudah menyiapkan minuman dan kado yang ingin diberikan pada Alex. Di luar café, Marcell, Rangga dan Chopstick sedang berjalan menuju café itu. Rangga yang ngeliat ada Virgie di dalam café segera mengalihkan tujuan Marcell cs untuk nggak masuk ke café tempat Virgie. Meskipun Marcell and Chopstick sempet marah-marahin Rangga tapi  mereka nggak jadi juga ke café itu.
Alex mbuka kado dariVirgie. Isinya……lukisan wajah Alex ! wow.. dilanjutkan denagn makan kue bikinan Virgie. Nyam nyam nyam..”makasih neng Virgie..”, kata Alex. Habis maem, Alex ijin ke kamar mandi mau cuci tangan. Pas Alex lagi di kamar mandi, Rangga ngedatangin Virgie. Virgie sempet takut awalnya, tapi setelah Rangga bilang kalau dia bukan Marcell, Virgie jadi nggak setakut tadi. Rangga datang Cuma mau kasih saran ke Virgie buat segera pergi dari café biar nggak ketahuan Marcell. Virgie pingin tau kenapa Rangga baik sama dia. Rangga ngejawab kalau gadis cantik kayak Virgie nggak pantes dimarah-marahin, pantesnya untuk disayang. Setelah ngomong itu, Alex keburu keluar dari kamar mandi, dan Rangga pergi. Alex penasaran siapa yang ngobrol sama Virgie, pingin tau, tapi Virgie juga nggak mau ngelanjutin pembicaraan tentang itu. Virgie minta Alex buat jalan-jalan keluar aja.
Rangga datang bawain minuuman buat Marcell and Chopstick. Marcell marah gara-gara Rangga kelamaan belinya. (tadi tu lho, kan nemuin Virgie dulu kan, -red).  Rangga yang udah ngebeliin jadi berasa nggak dihargain. Kalo Chopstick asik aja minum minuman yang dibeliin Rangga. Eee,,di jalan, Gengges Michella ngeliat mobil Marcell cs. Gengges pun segera berlari ke arah mobil. Otomatis, Marcell dan Chopstick masuk ke dalam mobil mau melarikan diri. Rangga? Jangan tanya, terpaku ngeliat Banana sampai-sampai ditinggal ngacir sama Marcell and Chopstick. Tau ditinggalin, Michella ngambek, Lollypop ngajakin belanja aja deh biar nggak ngambek berkepanjangan. Banana yang lagi tatapan sama Rangga juga ditarik sama Lollypop. “kalau Michella belum dapet pacar, yang lain nggak boleh pacaran”, kata Michella sok bossy.
Nah, pas nongkrong geng Penyu kurang satu personil kan? Brian. Yap, ternyata Brian lagi jalan di taman, daaaan dia ketemu dengan ketiga cewek dari episode sebelumnya. Mereka semua ngaku jadi pacarnya Brian. Alhasil, Brian kena timpuk sama mereka deh. Nyampe dikejar-kejar pula. Yang dikejar-kejar langsung ngaciir dan bersembunyi di balik semak. “kalo ada yang dating, berarti itu emang kiriman Tuhan buat gue”, kata Brian. Nah, ternyata Abel yang ddateng. Abel yang tau adegan itu.mendekati ketiga cewek yang masih marah itu. Abel ngasih tau arah yang salah buat ngejar Brian. Brian selamet deh. Makasih dari Brian buat Abel. (So sweeeet.., -red)
Virgie and Alex jalan-jalan di skitar café aja kayaknya. Virgienya seneeeeng banget. Ketawa terus. Alexnya juga nemenin ketawaa terus. Sampai depan rumah, Alex mau nganterin masuk dan ketemu sama papanya Virgie. Tapi Virgie nggak kasih, kapan-kapan aja katanya. Besok. Besok Alex mau nemenin Virgie main kan? Yap, pasti Alex nemenin Virgie.
Nggak lama berselang dari Alex keluar, Marcell dating. Virgie jug alum sempat masuk. Marcell kepo, nanya-nanya siapa yang pake mobil hitam. Virgie tentu aja nggak jawab siapa dong, Virgie Cuma bilang kalau itu temen Virgie. Saat Marcell semakin menekan Virgie, papanya datang menyambut Virgie. Setelah Marcell masuk, Virgie pun diajak masuk oleh papanya.
Di kamar, Marcell sedang mainan hape. Ada yang ngetuk pintu. Tok tok tok! Dibilang Marcell dah tidur tetep aja diketok. Akhirnya Marcell ngebukain pintu. Ternyata Virgie. Virgie pingin ngajak kak Marcell, papa buat dinner bareng lagi sebagai keluarga. Virgie samapai melas mintanya, samapi turun dari kursi roda juga. Marcell kasian sih, tapi masih keras kepala juga nganggep bahwa udah nggak ada lagi keluarga semenjak mama mereka pergi. Keluarga hanya tinggal papa dan Virgie menurut Marcell. Papanya di luar kamar hanya melihat karena merasa bahwa Virgie-Marcel perlu waktu untuk menyelesaikan masalah berdua saja tanpa papa. Papanya berpikir bahwa dirinya penghalang hubungan baik kakak-adik antara mereka.
Bintang diajak tante Nirmala ke rumah Sherly buat ngebuktiin kalau desain itu milik Bintang semua. Caranya? Pertandingan nggambar desain yang ada di buku dari gambar pertama sampai terakhir. Hasil pertandingan tentu aja Bintang yang memang ngebuat desain di buku itu. Nggak bisa berkutik dengan jebakan pertanyaan Bintang, timing buku itu diperlihatkan dengan Bintang kehilangan buku yang pas banget semakin menguatkan bahwa desain-desain baru yang diakui buatan Sherly untuk Nirmala adalah bukan desainnya. Nirmala yang kecewa dan merasa terbohongi langsung keluar rumah Sherly disusul dengan Bintang.
Di pinggir jalan, Bintang dan Alex sedang makan bareng. Kata Bintang sih, itu tempat langganannya. Sambil makan Bintang terus bicara samapi Alex “nyapit” pipi Bintang dengan tangan kanannya dan ngebilangin kalau makan nggak boleh sambil ngomong karena nggak sopan dan jorok. Plus, Alex ngebersihin sisa makanan di sudut kiri mulut Bintang dengan jari tanagnnya. (so sweet..,-red). Bintang manut terus nggak ngomong-ngomong lagi deh..saat itu, Alex dapat sms yang cukup membuat mimic wajahnya berubah. Dari siapa? Lum tau karena dia juga nggak cerita sama Bintang.
Samapi rumah, Alex yang khawatir manggil mamahnya. “ada apa, mah?”, tanya Alex lembut. Mamahnya yang sedang minum (teh ato kopi ya.., -red )sambil merenung langsung mwgang pipinya Alex. Mamahnya minta agar Alex nggak ninggalin mamahnya sendiri. Mamahnya yang masih nangis meluk Alex, minta penguatan. (tumben lho, padahal katanya mamahnya nggak mau nunjukin kelemahannya ke Alex, -red).
Di sekolah, Gengges Michella ngerencanain buat ngejebak Bintang biar kepleset. Caranya dengan nuangin minyak goring ke lantai. Sayangnya, bukan Bintang yang kena tapi malah Bu Yofa dan siswa lain yang jalan bareng Bu Yofa. Banana jadi umpan, Michella dan Lollypop sembunyi di balik tiang. Tau mereka salah sasaran, mereka mau ngabur tuh. Tapi untungnya segera dicegat sama Geng Penyu. Michella pundipaksa Marcell buat minta maaf ke Bu Yofa.
Di koridor sekolah, Markonah sedang promosi delivery dari kantin ke kelas. Pakai omongan-omongan maupun pamphlet. Mr. Kliwon kan selalu ngawasin Markonah tu, makanya pas Markonah jalan nggak liat-liat, dia nabrak Mr. Kliwon deh. Woow.. intinya, Mr. Kliwon nggak mau Markonan mengganggu suasana sekolah yang kondusif. Catet.
Di ruang radio sekolah, Luvi dan Abel siaran sendirian. Kemana Bintang ya?
Di koridor sekolah, Alex juga nyariin Bintang. “tumben cewek setengah mateng itu nggak keliatan seharian”, batin Alex.

Teruss bersambung deh..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?