TTC episode 15
Alex ngeliat Bintang
udah tidur. Alex nyelimutin Bintang. Saat Alex beranjak pergi, Bintang membuka
matanya dan menghentikan langkah Alex dengan memegang tangannya. Alex pun
kembali duduk dan meminabookan Bintang dengan lagu yang ada di catatannya.
Setelah Bintang menutup mata rapat, Alex beranjak keluar, kaliini Bintang beum mebuka matanta.
Melihat foto-foto di
dinding ruang tamu panti, Alex tertarik dan memotretnya. Ibu Peri datang sambil
membawakan minuman untuk Alex. Ibu Peri menceritakan tentang Bintang yang tidak
suka di foto jadi kalau dipaksain bisa sampai nangis pas difoto. Alex
berkomentar “tapi tetep cantik kok”. Yang disebut cantik ternyata bangun.
Karena matanya terbuka saat Alex bilang dia cantik. Ibu Peri menambahkan kalau
Bintang bukan hanya cantik wajahnya tapi juga hatinya. Alex mengangguk.
Alex pamit pulang ke
Ibu Peri . belum di amelangkah keluar, Bintang udah membalikkan badan dan
ngomong sendiri. “kok gue jadi cemberut gini. Biarin aja dia pulang. Dia juga
bukan orang penting.” Kata-kata Bintang itu terdengar oleh Alex dan Ibu Peri.
Alex menimpali” oh, gitu. Jadi gue buka orang yang penting?”. Alex pun berlalu
pulang. Bintang yang malu menutupkan selimut menutupi seluruh badannya.
Di sekolah, saat
ulangan dijaga Bu Yufa, Brian dan Chopstick ketahuan saling contekan. Akhirnya
mereka berdua diminta ngerjain di meja guru. Brian yang nggak bisa mbawa
contekannya ke meja guru, mati kutu!. Dengan tampang melasnya, dia minta
bantuan ke Abel. Abel ngasih secarik kertas jawaban dia ke Brian. Selamat juga
mereka berdua di depan.
Michella di kelas sebelah sedang asik menulis curahan hatinya untuk Marcell. Ibu guru tau kalau Michella tidak memperhatikan. melihat apa yang ditulis Michella, Bu Guru mengajak Michella ke kelas sebelah untuk membacakan curhatannya di hadapan Marcell. Sampai di kelas Marcell, Chella harus membacakan tulisanya dihadapan semua siswa dan Bu Yufa. Chella malu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Marcell? ya malu juga lah...
Michella di kelas sebelah sedang asik menulis curahan hatinya untuk Marcell. Ibu guru tau kalau Michella tidak memperhatikan. melihat apa yang ditulis Michella, Bu Guru mengajak Michella ke kelas sebelah untuk membacakan curhatannya di hadapan Marcell. Sampai di kelas Marcell, Chella harus membacakan tulisanya dihadapan semua siswa dan Bu Yufa. Chella malu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Marcell? ya malu juga lah...
Bintang di panti
sedang galau mau nelpon congil ato nggak. Telpon nggak telpon nggak telpon
nggak. Bu Peri lewat, kalau mau telpon, ya telpon aja. Bintangnya ngeles,
katanya lagi ngetweet biar nggak insom?? (insom? Nama fansnya Annisa kan?,
-red).
Alex juga lagi
mikirin cewek setengah mateng di sekolah. Mau nelpon, ntar takut ngganggu. Saat
masih nimbang-nimbang mau nelpon atau nggak, telpon Bintang berddering. Saking
senengnya dan ngira itu Alex, Bintang nggak ngeliat kontak yang nelpon. “eh,
congil….”. “lho. Kok congil? Ini gue, Marcell”, kata Marcell di seberang
telpon. Tau itu Marcell, Bintang langsung pura-pura nggak ada sinyal dan nutup
telponnya.
Pfyuhh. Gara-gara
Marcell bisa jadi masalah nie, batin Bintang. Bener aja. Michella yang tau
Marcell nelpon Bintang langsung ngerebut hape Marcell. Yang hapenya direbut
marahlah. Marcell, Brian, dan Rangga meinggalkan Gengges begitu aja. Tapi,
nggak lupa Brian obral ke Michella, kalau dia juga mau sama Michella. Michella
makin gondok sama Bintang, bahakn saat Bintang nggak ada, Michella masih merasa
tersakiti olehnya.
Marcell dan Brian
nemuin Luvi dan Abel. Marcell minta tolong kalau Luvi mau jenguk Bintang,
ajak-ajak Marcell. Luvinya minta maaf. Soalnya nggak bisa. Marcell nggak ngasih
tanggepan. Abel inisiatif ngejelasn keadannya kalau Bintang nggak mau dijenguk
sama Marcell. Abel yang polos bilang gitu. Brian nanggepin kalau Abel harunya
nggak usah ngejelasin gitu Marcellnya juga udah tau. Cek-cok lagi ni pasangan
berdua, Abel-Brian. Denger mereka adu mulut, Luvi pergi duluan, lalu Marcell juga
ninggalin mereka.
Brian ngatain kalau
Abel tu lemot dari dulu. Abel yang mungkin emang udah sensi duluan, langsung
sedih dan kecewa. Abel nge-iya-in perkataan Brian itu. Dengan wajah Abel yang
sedih dan kecewa, dia ninggalin Brian sendiri. Abel lantas nyusulin Luvi. Pas itu,
Brian dating buat minta maaf udah ngatain Abel. Udah minta maaf sekarang Brian
nanyain kenapa muka Abel jadi kecewa pas Brian ngomong dia lemot. Abel yan
kadang emang nggak nyambung, jadi nyolot ngejawabnya. Abel bilang kalau tadi
kan Brian yangminta maaf tapi kenapa jadi nanay kenapa wajah Ael segala. Nah lo,
malah nyolot-nyolotan lagi. Kelepasan deh tuh, Abel ngomentarin Brian yang bisa
ditaksir sama cewek-cewek di sekolah tapi nggak sama Abel. Brian curcol kalau
dia itu dah move on dari Abel (kayaknya sih Cuma karena lagi dalam kondisi
marah aja Brian jadi bilang gitu, -red). Luvi yang merhatiin cek-cok keduanya bertanya.
“Kok udah move-on? Berarti pernah ada stay-on dong?”, tanya Luvi. Kompak!
Abel-Brian bilang nggak. Dan merak pun berpisah.
Marcell masih mikirin
sakitnya Bintang saat dia sedang sendirian. Gengges Michella datang bilang
kalau sakit inilah itulah dan didukung sama Banan & Lollypop. Michella
ngedeketin Marcell, yang dideketin masih nggak mau. Akhirnya dia ninggalin
Genggeng Michella sama 3 Penyu lainnya. Michella yang mau jatuh and pegangan ke Marcell malah jadi kena Brian
deh.
Bintang masih megang
hape saat congil nelpon. Kelamaan siap-siap mau angkat telpon dari Alex, keburu
panggilannya ditutup sama Alex. “sok sibuk banget sih. Ntar dia jadi seneng
lagi gue telpon”, kata Alex. Saat hape sudah di kantong, masih ada harapan
cewek setengah mateng bakal nelpon. Tapi ternyata saat berdering, itu adalah
Virgie. Hhmph.. “ada apa non Virgie?”, sapa Alex renyah.
Di rumah, sambil
ditemani guru terapi Virgie, Alex yang nuntun Virgie unutk latihan jalan di
kolam. Virgie terlihat senang dan bersemangat. Di belakang, guru terapi Virgie
sedang menceritakan perkembangan terapi Virgie baik semangat maupun sikapnya.
Virgie udah nggak nangis lagi, bahakan malah semangat saat latihan. Mbok Tum
juga ikutan nimbrung kalau Virgie sekarang yang lebih sering ngingetin mbok Tum
tentang jadwal minum obat ato jadwal terapi. Papa Virgie merasa perlu berterima
kasih kepada Alex karena telah mengembalikan senyuman Virgie yang hilang.
Selesai latihan Alex
dan Virgie duduk di tepi kolam renang. Alex kelihatan murung. Tapi Virgie lum
tau. Virgie mabgnmbilkan pir untuk Alex. Alex memakan pir itu sambil memikirkan
keadaan Bintang. Virgie yang baru tau perubahan wajah Alex bertanya kenapa.
Tapi Alex njawab nggak papa.
Virgie mulai cerita
kalau dia nggak pingin sembuh. Alex yang mendengar hal itu langsung ngelarang
Virgie ngomong kayak gitu. “ntar ada malaikat lewat, diamini lagi”, kata Alex.
Virgie ngomong gitu bukan karena nggak ada alasan. Virgie takut kalau nantinya
Virgie sembuh, Alex udah nggak peduli dan care
lagi sama Virgie. Di sini, Alex kembali ngungkapin kalau Alex bersahabat dengan
Virgie bukan karena kekurangan Virgie tapi kelebihannya. Kelebihan karena
Virgie bisa ngebuat Alex merasa dibutuhkan selalu.
Papa Virgie ikutan
nimbrung. Papa mau mbuatin masakan buat Alex dan Virgie. Yaa, karena mereka
habis main air pastinya laper. Alex udah nlak secara halus sih. Virgie aja
kaget papanya bisa masak. Tapi, emang terbukti sih. Alex pas ngicipin sphagetti
buatan papa Virgie langsung berubah mimic wajahnya. Tapi, demi kesopanan tetep
Alex bikin gesture kalau tu makanan oke. Saat papa Virgie icip, ternyata
ooowww,,,rasanya….Virgie icip dikit, oww,,, Alex demi menghormati dan
menghargai perjuangan papa Virgie bikin makanan dengan resep dasri Mas Google
pun menyantap masakan itu. Bahkan punya Virgie juga diambil alih sama Alex (bisa
jadi karena nggak tega Virgie makan masakan itu, -red).
Di panti, Marcell cs dating
membawa bunga, es krim, snack, dan buah. Nunggu di depan pintu panti, Ibu Peri
dan anak-anak datang. Tapi, sudah bisa ditebak kan? Marcell nggak bisa masuk
nemuin Bintang karena katanya Bintang nggak mau temannya liat dia lagi sakit.
Akhirnya Marcell ngalah dan nitip bunga buat Bintang ke Ibu Peri. Semua es
krim, snack, dan buah diambil juga sama anak-anak panti. Mereka pun pamit.
Marcell? Kesel lah…
Nirmala mendengarkan
radio Indie di mana Bintang biasa siaran. Tapi karena penyiarnya ganti, Nirmala
minta Pak Ttak matiin radionya aja. Kali ini Nirmala sedang dalam perjalanan
menuju studio. Di perjalanan, Nirmala inget kejadian dengan Sherly saat mereka
bertiga (Bintang, Nirmala, Sherly) janjian untuk ketemu. Saat itu Bintang nggak
datang, dan Sherly ngompor-ngomporin Bintang itu nggak berani muncul karena dia
salah. Tapi, Nirmala nggak langsung percaya, mungkin ada halangan. Tapi, aduduh
Sherly, masih aja nyoba memprovokasi Nirmala.
Sebelum sampai ke
studio Nirmala berniat untuk menyerahkan sumbangan bulanan ke panti sendiri. Biasanya
kan dianterin Pak Tatak, tapi kali ini Nirmala ingin ngantar sendiri. Saat di
depan pintu panti, produser nelpon Nirmala dan nyuruh Nirmala segera ke studio
dan tidak boleh terlambat. Akhirnya Nirmala minta tolong Pak Tatak untuk ngasih
sumbangan itu ke dalam. Nirmala akan menjawab telpon dari produser. Saat menuju
mobil, Nirmala mendengar suara nyanyian yang indah nyanyiin lagunya (siapa lagi
yang nyanyiin kalau nggak Bintang, -red). Sempat terhenti dari percakapan di
telpon dan berjalan, Nirmala memuji suara itu.
Ternyata di kejauhan
mereka ngawasin panti lewat binocular di mobil Penyu. Rangga sih tidur,
Chopstik dan Brian nyante. Marcell yang terus mantengin binocular. Saat ngeliat ada Alex, Marcell bertanya-tanya.
“tu cowok tengek kenapa bisa masuk?”, tanya Marcell. Temen-temennya pada nggak
ngeliat ada Alex sebenernya, tapi Marcell kan udah keukeuh kalau ada Alex.
Di jalan, Alex
dihadang sama Marcell. Marcell mempertanyakan kenapa Alex bisa nemuin Bintang. Tanpa
blab la bla, Marcell nonjok Alex. Penyu bertiga di belakang nggak ikut campur
berdasar usul Rangga. Awalnya Brian mau nahan, tapi Rangga bilang biar Marcell
nyelesein masalahnya sendiri.
Kena tonjookkan
berkali-kali bikin rahang dan mulut Alex berdarah. Yang jelas satu dari
perkataan Alex. Sikap Marcell yang nojokin dia, nggak bakal bikin Bintang
ngelirik ke Marcell. Terakhir, Alex dapet tendangan di perut..oouuchh.. Marcell
cs pergi ninggalin Alex sendirian di pinggir jalan.
Mamah Alex sedang
ngebersihin luka Alex. Mamahnya Alex juga bertanya siapa yang mukulin Alex
sampai jadi kayak gitu. “preman barbar”, kata Alex. Mamahnya kasih saran ke
Alex buat ngehindarin oranng yang bisa bikin Alex terluka. Alex yang ngerinduin
perhatian mamahnya, menatap mamahnya dengan tatapan rindu yang tenang. “Alex
kangen sama mamah yang kayak gini”, kata Alex. “Jangan manja ah”, balas mamah.Habis
itu, dia ngelendot sama mamahnya. Mamahnya yang emang juga kangen bisa nyayang
anaknya, juga ikut terhanyut dalam perasaan rindu anaknya. “mamah juga rindu
saat kamu membutuhkan mamah. Saat yang kamu minta pertama kali untuk datang
adalah mamah.” Batin mamah Alex.
Di sekolah keesokan
paginya, Marcell sendirian masih menggeram marah buat Aelx. Michella datang
mbawain minuman untuk Marcell. Minuman itu hanya berhenti sampai di sebelah
Marcell. Michella ngeliat memar di tangan Marcell dan bertanya kenapa dan
berniat mau ngobatin. Tapi Marcell nggak mau, masih marah, dia minta Michella
segera pergi aja. Michella pun nurut ngeliat wajah Marcell yang nyeremin.
Alex datang, Marcell
nyambut kedatangan Alex. Dialog terjadi antara keduanya. Masih seputar Bintang.
Alex nggak takut kalau Marcell mau nonjok dia lagi. Malah cenderung nantangin
kayaknya. Tapi yang jelas Alex bilang ke Marcell kalau dia janji, Bintang nggak
akan pernah ngelirik ke Marcell sedikit pun. “Gue janji!”, janji Alex nie. Mendengar omongan
Alex, Marcell naik darah. Dia mau nonjok Alex lagi. Sampai di sini…………
Bersambung.
Komentar
Posting Komentar