Langsung ke konten utama

TTC ep 19




Mulai deh…

Mobil Nirmala tetap melaju. Bintang masih menunduk, membenarkan tali sepatunya. Sayang sekali, Nirmala nggak ngeliat Bintang yang lagi nunduk. Mobilnya pun melewati Bintang begitu saja. Bintang mengikat rambutnya. Dia teringat pada usahanya mencari pekerjaan. Bagaimana usaha Bintang mencari pekerjaan? Di sebuah kantoran, Bintang ditolak karena yang dibutuhkan adalah yang bisa bekerja fulltime. Ketemu sama seorang ibu dengan anaknya, Bintang menawarkan jasa sebagai baby sister. Bintang ngakunya bisa akrab banget sama anak kecil, tapi waktu anak itu digendong sama Bintang malahan nangis terus. Jadi baby sister, gagal. Bintang berjalan dan masih memegang teguh harapannya untuk bisa memperoleh pekerjaan. Bintang nggak mau menangis.
Sherly ngajak Alex makan siang. Awalnya Sherly nggak makan-makan. Ales nawarin buat nyuapin mamahnya dan dia juga memprovokasi mamahnya kalau makanan itu enak dengan lahap memakannya. Alex ngomong sambil makan nie. Liat itu, mamahnya nasehatin Alex soal manner saat makan. Bahwa kalau lagi makan, nggak boleh sambil ngomong karena bisa nyebabin kesedak dan itu nggak sopan. Dengar mamahnya ngomong gitu, Alex keinget waktu dia lagi makan malam dipinggir jalan barengan Bintang (sebelum Bintang sakit, -red). Keinget hal itu, dia tersedak. mamahnya ngedeketin minuman buat Alex.
Di kamar Marcell, papa nemuin foto keluarga di laci. Papanya merasa bersalah karena telah lama mengabaikan Marcell
Di koridor sekolah, Michella berjalan sendirian (padahal harusnya di latihan cheers nie, -red). Dia teringat pada kata-kata Marcell saat Marcell habis ngeliat Alex-Bintang jadian. Tentang apa yang nyebabin Marcell suka sama Bintang.
Di lapangan, tempat Alex-Bintang ngumumin mereka jadian, Marcell termenung. Mengingat kejadian itu sambil berdiri di posisi Alex. Agak lama marcell berdiri di bangku itu sampai akhirnya ia turun dan meninggalkan bangku itu. Berjalan di koridor menuju taman sambil terus terngiang akan memori bersama Bintang. Memori tentang perhatian Marcell yang nggak ditanggapi sama Bintang, memori Bintang yang bilang nggak akan pernah nerima cinta Marcell. Tanpa Marcell tau, teryata Michella mengikuti dan memperhatikan Marcell.
Alex nanyain kabar hubungan mamahnya dengan tante Nirmala. Mamahnya ngejawab gara-gara anak ABG yang punya buku desain itu, hubungan Sherly dengan mamahnya nggak seperti dulu, “agak dingin” kalau menurut Sherly. Alex nyaranin mamahnya untuk memperbaiki hubungan persahabatan antara mamahnya dan tante Nirmala. Mamahnya makan sambil ngomong, Alex ngingetin mamahnya tentang manner (yang awalnya tadi mamahnya yang ngingetin Alex, sekarang gentian,,-red). Mamahnya pun minta maaf. Mereka saling tersenyum. Dalam hati, mamahnya Alex berkata, “rasanya udah lama mamah nggak liat kamu senyum kayak gini Lex”. Dalam hati Alex juga mengatakan hal yang serupa tentang mamahnya. Plus, “kalau mamah tersenyum, mamah kelihatan cantik”, batin Alex kemudian.
Alarm di jam Alex berbunyi. Mamahnya nanya, apa Alex ada janjian sama orang lain?. Tapi, waktu sama mamahnya lebih berharga, pikir Alex. Mamahnya ngegoda Alex. “jangan-jangan kamu punya pacar di sekolah yang baru?”, tanya mamah. Alex mengelak dengan bilang kalau sekolah barunya itu barbar semua, termasuk ceweknya, nggak ada yang sesuai sama selera Alex. Mamahnya nawarin kalau Alex emang mau pindah ke sekolah lamanya, mamahnya mengijinkan kok. Karena mamahnya pingin hubungan antara dia dan Alex bisa lebih baik. Alex menatap mamahnya, bimbang. Sembari mengingat memori pertamanya masuk di sekolah barunya.
Nirmala sudah sampai di butik yang dimaksud. Bintang berjalan di depan butik tempat Nirmala mampir. Ternyata Bintang sedang jalan-jalan untuk cari kerjaan. Waktunya, tepat setelah Nirmlaa masuk ke butik dan pak Tatak pergi buat istirahat.
Di butik, Nirmala sedang milih-milih baju. Di balik tembok, ada seseorang lelaki yang memfoto Nirmala dari kejauhan. Saat itu ula, ada seorang fans cewek yang mendatanginya dan ingin meminta foto bareng Nirmala. Fans itu sedang mengambil handphone-nya. Nirmala yang sedang menunggu merasa ada yang anah. Dia langsung mengambil salah satu baju dan bersembunyi di ruang ganti. Pelayan toko melihat Nirmala keluar dari ruang ganti dan bertanya apakah baju itu akan dibungkus. Nirmala mengiyakan. Dan saat pelayan toko itu bertanya untuk siapa, Nirmala kelepasan mengatakan itu untuk anaknya. Pelayan toko yang katanya juga fans Nirmla, menyakan apap Nirmala punya anak? karena tidak pernah ada berota Nirmala menikah. Nirmala baru sadar dan segera meralat bahwa baju itu untuk keponakannya. Pelayan toko itu pun berlalu. Pfyuhh..
Mendengar pertanyaan pelayan toko tadi. Nirmala teringat pada peringatan papanya tentang kemungkinan kalau Nirmala memasang iklan di koran tentang anaknya. Jika hal itu terjadi, kemungkinan karir Nirmala akan redup dan ia lepas dari dunia entertainment. Tapi, bilapun itu terjadi, saat ini Nirmala telah merelakan bila harus kehilangan semua yang ia peroleh dari dunia entertainment untuk kebahagiaan bertemu dengan anaknya.
Bintang berhenti karena melihat iklan kerjaan di depan warung. Ketemu! Pekerjaain itu ketemu di warung makan, sebagai tukang cuci piring. Bintang pun masuk ke warung itu. Di warung makan, Bintang telah selesai melaksanakan tugas cuci piring. Dia diminta ke depan oleh bapak pemilik warung untuk membersihkan meja-meja di depan. Nah! Saat Bintang membersihkan meja, ternyata ada pak Tatak yang lagi makan dan istirahat di warung itu sembari menunggu Nirmala selesai dari butik. Pak Tatak mengenali Bintang dan menyapanya. Begitu juga Bintang. Pak Tatak menanyakan apakah Bintang bekerja di warung itu, dan Bintang mengiyakan kalau dia baru saja bekerja di warung itu.
Sekembalinya dari butik, Pak Tatak sudah menunggu Nirmala. Nirmala yang mau masu kke mobil, segera terhenti langkahnya saat mendengar panggilan Bintang. Nirmala mempertanyakan kenapa Bintang nggak datang saat mereka bertiga – Nirmala, Bintang, Sherly – janjian ketemuan di café. Nirmala juga hampir mengatakan apa yang dibilang Sherly tentang Bintang. Tapi Bintang tau apa yang diomongin Sherly dan Bintang minta Nirmala nggak percaya akan omongan tante jahat itu. Karena Bintang, meskipun sedang mencari pekerjaan karena baru dipecat, tidak sampai hati melakukan hal seperti itu (menjadi orang bayaran untuk mencelakakan orang lain) untuk mendapatkan uang. Kata Bintang, hal seperti itu akan menyakiti orang lain. Rezeki udah ada yang ngatur, imbuhnya. Nirmala tersenyum mendengar penjelasan Bintang. Nirmala mengajak Bintang makan siang bareng. Bintang pun tersenyum bahagia.
Nirmala mengajak Bintang makan di restoran fastfood. Es krim, jus jeruk dan burger menemani santap siang keduanya. Nirmala menanyakan pekerjaan Bintang di warung makan tadi. Bintang bilang kalau itu masih serabutan aja. Bintang bakal nyari kerjaan yang bisa lebih lama. Nirmala kagum dengan Bintang yang meskipun dalam kesulitan masih bisa tersenyum Bintang nanggepin Nirmala, “emang kalau menangis, masalah bisa pergi begitu aja”. “Kita terlalu kuat untuk menangis” mereka berdua mengatakannya bersamaan. Mereka berdua terlihat senang dan menikmati makan siang mereka, berdua. Di kejauhan, di sudut dari restoran itu, ada seorang lelaki yang mengambil foto Nirmala. Lelaki yang sama dengan yang tadi memfotonya di butik.
Marcell lagi merenung di sekolah. Udah malem sih, tapi dia masih ada di sana. Teringat akan kejadian Alex-Bintang jadian di lapangan sekolah. Chella tiba-tiba datang membawakan minuman untuk Marcell. Marcell nanya kenapa jam segini Chella masih di sekolah. Chella balik nanya kenapa Marcell jam segini juga masih ada di sekolah. Marcell nggak ngebolehin Chella balik nanya, “jawab aja” kata Marcell. Chella yang mikirnya Marcell nggak mau ditemenin, beranjak mau ninggalin Marcell. Marcell mencegahnya dengan megang tangan Chella. Marcell bilang, “lo boleh di sini nemenin gue, asal jangan berisik”. Chella yang seneng banget dipegang tangannya sama Marcell ngerasa perlu ngabadiin moment itu. Pas mau difoto tu pegangan Marcell ke Chella, Marcell segera narik tangannya. Chella pun duduk bersandingan dengan Marcell.
Alex yang lagi jalan sama Virgie, malah ngelamunin Bintang. Berpikir kalau Bintang adem ayem aja meskipun udah jadian sama dia. Sok gengsi banget, kalau kata Alex. Nggak nelpon, nggak sms. Virgie nanyain apa Alex mau beli cemilan nggak. Ee, yang ditanya masih ngelamun tu. Virgie ngerasa aneh kok Alex nggak ngejawab. Pas noleh, ternyata lagi ngelamun. Yang dituduh ngelamun nggak ngaku tuh, ngakunya lagi ngeliatin Virgie main game. Kata Alex sih, tu game yang suka dimainin sama Alex juga. Salahnya, Alex bilang kalau game itu lucu, padahal Virgir main game zombie. Masih ngeles aja, Alex bilang zombie-nya yang lucu.
Virgie dan Alex lagi duduk bareng. Alex nginget kejadian jadian dia sama Bintang di sekolah. Inget kejadian itu, Alex senyum-senyum sendiri. Virgie lagi baca komik. Ngeliat Alex senyum-senyum sendiri, Virgie ngerasa aneh. Virgie khawatir Alex sakit. Dia megang dahi Alex buat ngecek. Alex megang tangan Virgie dan bertanya “kalau aku sakit, kamu mau gantian ngejagain aku?”. Virgie mengangguk dan dalam hati berkata “kamu meminta sesuatu yang nggak perlu kamu minta Al. Aku akan selalu ngejaga kamu, selamanya”. Alex megang tangan Virgie, tapi yang diinget malah waktu dia sms-an sama Bintang. Mereka membaca komik yang tadi dibaca Virgie sendirian.
Di mobil, dalam perjalanan pulang, Nirmala menanyakan bagaimana Bintang kalau tidak punya pekerjaan. Bintang menjawab, “paling nggak jajan dulu dan pinjam buku sekolah ke temen sekolah karena temen sekolah Bintang baik semua”. Nirmala sempat menawarkan uang untuk Bintang. Tapi Bintang nggak mau, Bintang malah lebih berterima kasih kalau Nirmala ngasih kerjaan buat Bintang. Saat itu, Bintang mendapat sms dari ibu Peri. Ibu Peri nitip belanjaan ke Bintang. Bintang pun minta agar pak Tatak nurunin Bintang di warung aja. Tante Nirmala masih mau nganter Bintang sampai di rumah, tapi Bintang menolak karena udah dekat juga dari panti.
Bintang berjalan sambil tersenyum riang. Dia berterima kasih pada Allah karena dalam satu hari ada dua kebahagiaan sekaligus. Pertama, jadi pacar Alex. Kedua, ketemu sama tante Nirmala. Selain itu, Bintang masih bisa beliin titipan buat Ibu Peri di panti. Senangnya……Alhamdulillah….
Chella udah digigitin nyamuk. Marcell bilang kalau Chella nggak nyaman nemenin Marcell, dia boleh pulang duluan. Michella ngejawab, kalau misalnya udah nggak galau mendingan pulang bareng karena Chella juga udah minta Banana jemput. Banana datang, Marcell masih diem aja. Masih galau. Michella nawarin buat ngelanjutin galau di mobil, tapi Marcellnya nggak mau tuh. Marcell malah nantangin Chella, “yang nyuruh lo nunggu di sini siapa?”. Akhirnya Banana diminta pulang lagi deh sama Michella karena dia masih mau nemenin Marcell.
Banana di suruh pulang sama Michella. Padahal untuk jemput Michella, Banana udah ninggalin Rangga. Dalam hati, Banana protes sama Michella yang udah nganggep Banana sebagai pesuruh. Banana pun segera pergi setelah Michella minta dia segera pergi.
Luvi sedang belajar saat Chopstick sms. Luvi ngerasa keganggu karena dia sedang belajar. Di taman, Chopstick cerita ke Brian dan Rangga kalau dia nge-sms Luvi. Dia tanya seabreg pertanyan “udah-belum” ke Luvi. Dia juga cerita kalau Luvinya ngebalesnya nggak sesuai harapan. Mereka berdua hanya ngetawain Chopstick. Yang diketawain, nggak paham juga. Hadeeehh….
Marcell lagi jalan pulang ke rumah ditemenin Chella. Marcell uda jengah ngedengerin Chella ngomong. Marcell manggil taksi. Chella diminta buat masuk duluan. Udah masuk, pintunya ditutup sama Marcell. Marcell bilang, “tolong anterin mbak ini pulang ke rumahnya, Pak”. Marcell pulang jalan kaki.
Sampai rumah, papa dan Virgie lagi nonton tivi. Marcell datang dengan wajah kuyu, lesu. Marcell nanyain kenapa Marcell pulang malem. Tumben papa nanyain Marcell dari mana dan nasehatin biar Marcell bilang dulu kalau mau pulang malem atau lagi di mana. Papanya ingin memperbaiki hubungan dengan Marcell. Marcell yang emang lagi nggak enak hati, nanggepin pertanyaan papa dengan nggak enak juga. Marcell bilang kalau Marcell udah terlanjut nyaman dengan sendiri. Virgir yangmungkin ngeliat kakaknya sedang capek minta papanya ngebiarin Marcell dulu.
Di koridor sekolah, Alex jalan bareng Bintang. Mereka gandengan tangan. Marcell ngeliat adegan mereka berdua. Brian nasehatin biar Marcell ngebuka hatinya untuk cewek yang lain. Yang disaranin masih freeze aja. Chella datang barengan Banana. Chella ambil posisi di sebelah Marcell, Banana di sebelah Tangga. Baru sebentar deketan sama Marcell buat nawarin kegiatan mereka hari ini, Marcell pergi. Brian nawarin kalau Chella mau, Brian bersedia nemenin dia. Luvi ada di belakang geng Penyu saat itu. Chopstick langsung ngedatengin Luvi dan ngajak pergi Luvi.
Pulang sekolah, Alex mau nganterin Bintang pulang. Tapi Bintangnya nggak mau karena dia mau nyari kerjaan . Alex ngikutin Bintang. Sok maksa mau anter Bintang pulang gitu. Pake bawa-bawa kalau mereka itu couple, jadi harus tau apa yang dilakuin satu sama lain. Bintangnya nggek sepakat, karena tetep ada privasi yang nggak boleh orang lain tau dong. Lagi-lagi Alex munculin tu kata-kata couple habis ngedenger Bintang ngomong gitu. Bintang segera berbalik badan dan berjalan cepat meninggalkan Alex. Tapi, masiiiih aja si Alex ngikutin Bintang.
Marcell yang ngeliat adegan Alex nyusulin Bintang sedang berdiri terpaku. Rangga manggil Marcell karena ada yang ingin dibicarakan. Marcell awalnya nggak mau bicara sama Rangga, lagi nggak mood. Tapi setelah Rangga bilang kalau dia mau keluar dari geng Penyu dan ngelepas slayer geng mereka, Marcell langsung noleh ke Rangga. Nggak pake blab la bla, Marcell langsung ngelempar tasnya ke Rangga. Dilanjutkan dengan beranttem antara Marcell dan Rangga. Bug bag bug, Marcell berkali-kali nonjok Rangga, ngebanting Rangga. Sampai akhirnya Rangga tersungkur, dan terakhir Marcell nginjek dada Rangga. “kalau lo mau keluar dari geng penyu, okay”, kata Marcell. Brian dan Chopstick ngeliat kejadianitu, tapi mereka hanya diam. Marcell ngeliatin mereka dan nantang mereka “ada yang mau keluar dari geng Penyu?”. Brian dan Chopstick hanya diam. Mereka berdua berjalan menyusul Marcell melewati Rangga yang kesakitan.
Michella dan Banana melihat Rangga yang terkapar di halaman. Banana langsung mendatangi Rangga dan mau nolongin. Tapi Michella malah ngajak Banana segera pergi saat Banana baru meraih tangan Rangga. Rangga berusaha manggil Banana, tapi Banana sudah ditarik jauh oleh Michella.
Di jalan, Alex masih aja ngikutin Bintang. Bintang nggakmau kalau Alex tau dia lagi mau nyari kerjaan. Tapi Alexnya maksa mau nganterin sih. Segala bawa kata-kata couple-couple juga. Untung aja, saat itu alarm jam Alex berbunyi. Telpon juga segera berbunyi pastinya. Dari siapa? Virgie lah….Alex nggak mungkin angkat telpon dari Virie di depan Bintang (ciee, udah mulai ngerasa nggak enak angkat telpon cewek lain di depan Bintang nie, -red). Alex bilang kalau kali ini BIintang selamet dari Alex karena Alex dicariin mamahnya (halooo, mulai bohong nie, -red). Alex sempet salah tingkah. Tapi yang ngejutin Bintang, Alex tiba-tiba nyium dahi Bintang (poninya sih yang kena, -red). Bintang kaget, tapi juga tersenyum pada akhirnya..
bersambung muncul di moment yang so sweet ini.. #^_^#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?