Langsung ke konten utama

TTC ep 9



TTC episode 9

Di koridor sekolah, Bintang diam-diam ngikutin Alex. Padahal Alex juga udah tau kalau diikutin Bintang dari tadi. “cewek setengah mateng, tadi ngikutin gue, gue deketin malah mundur, mau lo apa?, tanya Alex. Bintang nyikutin Alex karena Bintang pingin bilang makasih ke Alex untuk kado kotaak musiknya kemarin. (oowww,,so sweet, -red). Alex yang emang sok cool, ngedenger ucapan makasih dari Bintang, tetep aja belagak freeze. Tapi senyum tipisnya sih cukup..hehe
Bintang yang lagi nemuin Alex, diliatin Marcell dari jauh. Tanpa Marcell sadari, ada Michella yang uda ngrangkul Marcelll dari samping..xexe.. Michella sih berasa itu momen yang romacnyu alias rimantis unyu. Kalau Marcell tau sendiri dong tanggepannya, rangkulan Michella langsung disingkirin. Sayangnya, Mr. Kliwon yang lewat udah ngancem bakal ngelaporin kejadian perngakulan tadi ke Bu Yufa (Bu Chubby itu lho, ternyata Bu Yufa, -red). Marcell segera meminta pengertian Mr. Kliwon karena kejadian itu hanya salah paham. Selembar 50an membuat Mr. Kliwon  pergi dari TKP. Xexe
Nirmala di kamarnya membuka kotak simpanan baju-baju bayi dan perlengkapan bayi miliknya. Yaa, semua itu dibeli unuk putrid tercinta. Tapi sayang karena belum bisa digunakan oleh yang memilikinya.
Bintang berjalan santai di koridor sekolah. Ternyata ada Michella yang juga jalan di koridor yang sama. Ngerasa nggak diperhatiin sama Bintang, Michella cari gara-gara tuh..Bintang ditantangin, ya diladenin. Tangan Michella dipuntir ke belakang oleh Bintang. “gue diem aja masih ngeganggi lo?, protes Bintang. Michella udah keliatan kesakitan and udah minta dilepasin juga, jadi, Bintang ngelepasin tangannya dari tangan Michella.
Alex yang ngeliat kejadian itu jadi salut sama Bintang. “Gitu dong, jadi cewek setengah mateng nggak boleh pasrah”, kata Alex. Mereka berdua didatangin sama Marcell. Dengan pedenya Marcell bilang kalau Bintang adalah calon pacarnya. Alex malah ngebelain Marcell tu. “Uda, terima aja daripada Marcell tu stress jadi gila, mendingan buru-buru lo pacarain, kasian..”, kata Alex. hohoho
Marecl ngikutin Bintang sampai koridor kelas. Bintang yang emang nggak mau diganggu, laungsung ngeloyor ke kelas. Marcell tau ada Michella di belakang, kalau dibiarin Michella bakal ngegangguin Bintang. So, harus dihalangi.! Cara menghalanginya, dengan “mithing” Michella and ngewanti-wanti Michella pakai senyuman biar nggak ngegangguin Bintang. Bintang yang liat adegan itu, jadi berpikir, gimana biar Marcell bisa suka sama Michella sehingga Bintang nggak usah berurusan panjang lebar lagi dengan Michella.
Virgie yang lagi terapi dapet telpon dari Alex.. masih di sekolah, Alex nyempetin buat nelpon Virgie. Mau nyemangatin buat terapi gitu maksudnya..hehe.. Di rumah, Virgie jadi semangat untuk terapi. ^^,,
Selesai nelpon, Marcell cs nantangin Alex buat tanding wallclimbing 2 hari lagi. Wooww,,setelah diledekin sama Marcell cs, Alex setuju..owww noo..
Di panti ibu Peri sedang membereskan baju di kasur Bintang. Melihat kotak music di atas meja, membuat ibu Peri berpikir tentang Bintang. Dari dulu di panti, mainan seperti kotak music tidak pernah terpikirkan karena yang utama adalah makanan. Melihat buku sketsa Bintang, tergambar seorang anak bersama kedua orang tuanya. Ibu Peri kembali memanggil memori lama, andai saja waktu dulu Bintang tidak mengalah pada Bulan saat akan diadopsi..(oww, ternyata.. –red).
Di satsiun radio Bintang siaran, quote of today adalah bila kebahagiaan belum datang pada kita, kita yang harus membuat kebahagiaan itu..dengan cara..tersenyum..Nirmala dalam mobil mendengarkan siaran Bintang, tapi nggak tau siapa yang siaran.
Nirmala dapat telpon dari produsernya, biasalah,,tentang kerjaan dan promo lagu baru..Nirmala bisa mulai promo di radio-radio, dan salah satu radio yang pingin dia kunjungi adalah radio Teen (mungkin biar bisa di dengerin sama anak muda kali ya.., -red).
Sebelumnya Alex datang ke kantor mamahnya. Alex biang kalau di audah nggak betah sekolah barengan orang-orang barbar. Tapi, mamahnya tetep aja maksa Alex buat tetep sekolah di sana. Hmm.
Ternyata Bintang juga menuju kantor mamahnya Alex buat konfirmasi tentang desain gaun Nirmala yang mirip dengan desain Bintang. Di lobi, Bintang belum bisa nemuin Sherly, tapi Bintang bisa ketemu Nirmala yang kebetulan dating ke kantor Sherly. Ketemu sama idola, bikin Bintang speechless. FO kantor Sherly pun memanggil satpam buat narik Bintang keluar. Sebelum ditarik keluar, Bintang sempet ngasih majalah yang ada foto NIrmala pakai baju desainnya.
Nirmala ketemu dengan Sherly. Nirmala menceritakan kejadian di lobi. Sherly masih aja tu, sok cool. Bilang kalau seperti itu pasti terjadi, apalagi Nirmala diva terkenal. Nantinya aka nada yang ngaku jadi anak Nirmala lah, dsb. (Rupanya Sherly juga nggak tau kalau Nirmala punya putri, red). Nirmala hanya diam dan tersenyum simpul.
Di gedung stasiun radio Indie, tempat Bintang siaran, Alex lagi nyiba melatih ketakutannya pada ketinggian..parkir Bintang yang juga di atas bikin Bintang bisa ngeliat ada orang yang naik-naik ke tubir gedung..woooww,,Bintang langsung berlari meluk orang itu..dan ternyata Alex..” ngapain sih lo, lo tu ada di mana-mana ya, gue mau latian”, kata Alex..”uda diselametin malah nggak bilang terima kasih, latian buat apa?”, kata Bintang. Alex berlalu tanpa menjawab pertanyaan Bintang.
Di rumah, Virgie udah dandan cantik . mau pergi sama Alex pastinya, kan Cuma Alex satu-satunya sahabat Virgie.. ee, di depan ketemu sama kak Marcell, Rangga, and Chopstick (tumben Brian absen, ntar ada ceritanya nie,, -red). Otomatislah, Virgie dilarang pergi sama kakanya. Denger kayak gitu, Virgie terpaksa pergi diam-diam.hehe
Di taman, Marcell, Rangga, and Chopstick lagi jalan-jalan. Ternyata Virgie juga lagi di sana..opss,,bakal ketahuan nie,, gimana doong..Virgie langsung sembunyi. Untuuung, kak Marcell nggak sampe ngeliat dia. Tapi, Rangga sempet ngeiat Virgie pas balik ke tempat seharusnya mereka bisa berpapasan. Dasar Rangga emang baik aslinya, di anggak ngaduin Virgie ke Marcell.
Cerita tentang Brian ni. Sore ini, dia janjian sama dua ceweknya. Di taman. Eh, ketemu yang satu, ternyata uda ditingguin cewek kedua. Ke tempat cewek yang kedua, udah ditungguin makan sama cewekpertama. Mau pergi ke cewek yang kedua, eee, ketemu cewek yang ketiga. Di jalan bolak-balik itu, ketemu lagi cewe yang keempat..waduuhh,, butuh manager buat cewek-cewek itu kali ya, piker Brian. (cassanova nie anak, hahaha -red).
Baru aja Alex keluar dari mobil hitamnnya buat nemuin Virgie, Marcell cs keluar dari taman menuju mobil mereka yang tepat berada di belakang mobil Alex..wooow,, untung nggak ketemu tuh.. Rangga sempet ngelirik tu mobil sih, tapi, ya udahlah lewat aja..
Alex keluar dari taman bersama Virgie. Karena Virgie nggak bisa masuk mobil sendiri, makanya Alex ngegndong dia masuk ke mobil. Setelah mberesin kursi roda Virgie, Alex pun masuk ke mobil. Mereka berdua pun pergi bersama.
Di lampu merah, mobil Marcell csudah berenti duluan. Mobil Alex nyusul di sebelah kirinya. Awalnya Virgie nggak tau Marcell, tapi…ternyata ada Marcell di mobil sebelah kanan itu..aduuhh…gimana besok ya??
hmm penasan nie.. ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mencari

setiap kita adalah pencari pencari makna pencari makan pencari berita   bagi para pencari proses ini tidak akan berhenti, karena belajar salah satunya dengan mencari   yang kemudian perlu dijadikan pagar adalah bahaimana pencarian berlandaskan pada aturan yang tidak menyimpang dan disertai permohonan agar tetap diberikan petunjuk oleh Yang Maha Menciptakan

reflect

cerita sore hari kemarin seperti biasa aku pulang menempuh jalan yang biasa aku lalui dan sebagaimana biasanya, macet melanda hampir 1 kilometer sebelum lampu merah di pertigaan jalan besar itu dan.. jika aku lebih sering menghindar dari kemacetan dengan menggunakan jalur yang lain lewat ring road utara tapi semalam, entah aku berkeyakinan dapat menembus kemacetan dengan sabar sehingga jalur yang aku lalui jalur biasanya dan baik saja hasil dari menempuh kemacetan itu ternyata adalah....... jalur biasanya dialihkan ^o^ sudah cukup lam berada dalam kemacetan, sampai di pertigaan justru tidak bisa lurus seperti biasanya malah diminta untuk memutar jalan ke utara yang pastinya di putaran itu (u-turn) juga pasti ramai dan macet alhasil, aku pun memilih untuk memutar lebih jauh dan menuju putaran yang bisa aku temui jika aku lewat jalan alternatif ring road tadi pelajaran yang dapat kupetik sebagaimanapun kita menyikapi positif apa yang ada di hadapan kita tetaplah

drama

Hidup itu adalah drama Tak jarang kita melontarkan kalimat "ah, drama!" pada apa yang terjadi pada orang di sekitar kita ketika ia bercerita Tapi, ingatkah kita? Bahwa hidup kita pun adalah drama Drama yang kita lalui Drama yang kita lah pemeran utamanya Tapi kenapa? Kita baru menyebut drama ketika orang lain bercerita Ketika kita tidak ada di sana sebagai pemeran utama Apakah karena kita lebih suka mengamati drama orang lain? Ataukah karena kita tidak berani menjadi tokoh utama dalam drama kita sendiri? Mana yang benar ini?